Pentingnya Ekosistem Terumbu Karang bagi Kehidupan Manusia dan Biota Laut

Shabrina Gifa Irsalina
Undergraduate Biology Education Student at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
13 Juni 2022 21:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shabrina Gifa Irsalina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ekosistem Terumbu Karang. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ekosistem Terumbu Karang. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Laut memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Manusia banyak memanfaatkan sumber daya laut untuk menunjang kebutuhan hidupnya, seperti dijadikan sumber makanan, obat-obatan, kegiatan ekonomi, dan masih banyak yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem penting yang ada di laut dan harus terus dilestarikan karena keberadaannya yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Ekosistem terumbu karang juga merupakan ekosistem paling kaya dan produktif karena dapat memberikan segudang manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Keindahan terumbu karang dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir karena dapat menarik wisatawan. Selain itu, terumbu karang memiliki nilai ekonomis lainnya, yaitu sebagai lokasi penangkapan berbagai jenis biota laut, sebagai bahan bangunan, dan sebagai bahan baku farmasi. Keberadaan terumbu karang juga penting untuk melindungi wilayah pesisir dari terpaan badai dan aberasi.
Bagi biota laut, terumbu karang dijadikan sebagai tempat mencari makan bagi beberapa spesies ikan, sebagai tempat untuk berlindung, dan sebagai tempat untuk berkembang. Disamping berbagai manfaat dari terumbu karang, ekosistem ini termasuk ke dalam ekosistem yang rentan terhadap kerusakan, bahkan terumbu karang di Indonesia memiliki ancaman kerusakan tertinggi di dunia.
ADVERTISEMENT
Faktor yang dapat menyebabkan rusaknya ekosistem terumbu karang adalah ketergantungan yang tinggi akan sumber daya laut, sehingga mengakibatkan pemanfaatan yang berlebihan dan rusaknya terumbu karang.
Ketergantungan tersebut dapat berupa menangkap ikan dengan cara merusak dan ilegal, wisata diving ataupun snorkeling juga dapat mengubah kondisi terumbu karang karena banyaknya wisatawan yang melakukan kontak fisik dengan terumbu karang, bahkan beberapa wisatawan menyebabkan kerusakan dengan cara menginjak ataupun mengambil karang.
Pemanasan global juga dapat memengaruhi kerusakan ekosistem terumbu karang karena ekosistem terumbu karang sangat peka terhadap kenaikan suhu dan berdasarkan peristiwa El Nino pada tahun 1997, banyak terumbu karang yang mengalami pemutihan (bleaching) dan hal ini dapat menurunkan fungsi dan kualitas terumbu karang sebagai tempat hidup biota laut.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan pada ekosistem terumbu karang. Misalnya, menangkap ikan dengan cara yang tidak merusak dan memiliki izin, melakukan wisata bahari sesuai dengan aturan yang tidak merusak terumbu karang, mengurangi tingkat pemanasan global, dan tidak melakukan pencemaran air laut.
Sumber:
Idris, Prastowo, M., & Basuki, R. (2019). Kondisi Ekosistem Terumbu Karang di Lokasi dan Bukan Lokasi Penyelaman Pulau Maratua. Jurnal Kelautan Nasional, 14(1), 59-69.
Maulana, H., Anggoro, S., & Yulianto, B. (2016). Kajian Kondisi dan Nilai Ekonomi Manfaat Ekosistem Terumbu Karang di Pantai Wediombo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu Lingkungan,14(2), 82-87.
Penulis:
Shabrina Gifa Irsalina (Mahasiswi Tadris Biologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
ADVERTISEMENT