news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Keputusan Itu

Shamsi Ali
Putra Indonesia ini merupakan Imam yang dihormati di AS. Dinobatkan sebagai salah 1 tokoh agama berpengaruh di New York.
Konten dari Pengguna
29 Juni 2019 10:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shamsi Ali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pemilu. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pemilu. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah keputusan itu tidak selamanya menyenangkan. Jangankan keputusan manusia, yang seringkali penuh dengan intrik kepentingan dan manipulasi. Keputusan Allah saja, jika tidak sesuai keinginan dan kepentingan, rasanya tidak menyenangkan dalam rasa kemanusiaan kita.
ADVERTISEMENT
Tapi percayalah, tidak satu apapun yang terputus atau diputuskan dalam hidup ini kecuali karena memang intervensi langit. Dan semua keputusan yang telah menjadi fakta di hadapan mata itu adalah yang terbaik, walau terasa pahit.
Keputusan manusia itu tidak selamanya menggambarkan kebenaran. Dan sudah pasti tidak selalu menggambarkan fakta dan realita. Kebenaran sejati, fakta dan realita sesungguhnya akan terlihat pada hari di saat tak seorang pun mampu mengelak dari kebenaran (haq) itu sendiri.
Di hari itulah yang benar akan tampak benar. Dan yang salah-salah akan terekspos sebagai kesalahan. Tak akan ada lagi trik-trik untuk membolak-balik realita. Yang benar menjadi salah. Dan yang salah dibenarkan. Karena hari itu kejujuran menjadi dirinya sendiri. Tidak lagi bisa dirampok dan diperkosa.
ADVERTISEMENT
Maka di hari-hari keputusan politik di negeri ini, kesadaran seperti itu harus terbangun. Keputusan dunia bukan keputusan abadi. Ada masanya terkoreksi dan dipertanggung jawabkan.
Karenanya bagi pendukung paslon 02, keputusan Mahkamah Konstitusi pasti pahit dalam rasa kemanusiaan itu. Tapi yakinlah, ketika rasa itu dibingkai dalam bingkai iman, maka akan mulai tumbuh rasa manis.
Bagi pendukung paslon 01, sudah pasti keputusan MK itu manis dalam rasa kemanusiaan. Tapi percayalah ketika manisnya rasa itu tidak ditempatkan pada tempatnya maka lambat laun manis itu membawa penyakit 'diabetes' yang mematikan.
Karenanya, untuk kedua pendukung paslon:
1. Terima itu sebagai 'qadar' Allah. Yang merasa menang jangan angkuh. Yang merasa kalah jangan galau. Sebuah kepastian langit kerap tidak kita ketahui maknanya.
ADVERTISEMENT
2. Tantangan ke pendukung masing-masing adalah bagaimana 'merespons' secara benar dan sesuai. Yang menang dengan syukur dan tawadu. Yang belum menang dengan sabar dan muhasabah. Sikap keduanya pasti membawa kebaikan.
3. Tanggung jawab terbesar sekarang adalah 'mengawal'. Kedua pihak memiliki tanggung jawab mengawal hasil itu. Paslon 2 dan pendukungnya melakukan pengawalan dari seberang. Biasanya diistilahkan dalam bahasa politik sebagai 'oposisi'. Sementara tanggung jawab pendukung paslon 01 jauh lebih besar dan berat. Karena sesungguhnya mereka wajib mengawal dukungannya itu. Jangan sampai dukungan itu menjadi jembatan kemurkaan. Pendukung pemenang harus memastikan bahwa dukungan itu mengantar kepada kemuliaan.
Kesimpulannya, dari sekarang mari kita kawal pemerintahan itu 5 tahun ke depan. Ingat, dalam tatanan demokrasi rakyat adalah pemilik kekuasaan tertinggi. Jika kekuasaan itu dibalut dalam selimut keimanan, maka rakyat adalah representasi kekuasaan Ilahi.
ADVERTISEMENT
Jangan rendahkan apalagi khianati rakyat. Karena itu keangkuhan terbesar kepada Allah, Penguasa langit dan bumi.
NYC, 28 Juni 2019
* Presiden Nusantara Foundation
Saudaraku yang tinggal di Amerika dan berminat mengikuti program intensif menghafal Al Quran selama musim panas (summer) di pesantren Nur Inka Nusantara Madani, silakan menghubungi kami. Peserta terbatas 20 santai/santriah saja.