Komunikasi Dakwah di Dunia Global

Shamsi Ali
Putra Indonesia ini merupakan Imam yang dihormati di AS. Dinobatkan sebagai salah 1 tokoh agama berpengaruh di New York.
Konten dari Pengguna
16 September 2019 17:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shamsi Ali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Shamsi Ali Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Shamsi Ali Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang sering saya sampaikan dan ulang di mana-mana adalah betapa pentingnya para du’aat (pendakwah) untuk menguasai, tidak saja materi agama yang disampaikan, tapi juga bagaimana cara menyampaikan kebenaran itu.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, metode penyampaian atau persisnya komunikasi dalam berdakwah sering kali menentukan wajah kebenaran yang disampaikan. Hitam putihnya kebenaran di mata manusia tidak jarang justru ditentukan oleh cara mengomunikasikannya.
Berapa banyak kebatilan yang disampaikan dengan komunikasi yang indah, atau tepatnya terbungkus oleh cara komunikasi yang menggoda diterima oleh manusia sebagai kebaikan. Sebaliknya, sering kali kebenaran jadi kabur di mata orang lain karena cara komunikasi yang tidak sesuai.
Apalagi dalam dunia di mana sedang terjadi perang persepsi. Dengan keterbukaan informasi sekarang ini, mereka yang kuat membangun image dan persepsi akan menentukan "benar-salah"-nya sebuah permasalahan.
Karenanya begitu mendasar bagi umat, khususnya para du’aat dan ulama, untuk menguasai metode komunikasi yang tepat dalam mengkomunikasikan kebenaran itu. Sering saya katakan: Jangankan salah, benar saja bisa disalahkan.
ADVERTISEMENT
Karenanya, cara atau metode mengomunikasikan Islam menjadi sangat mendasar dalam dunia dakwah, khususnya dunia global yang semakin terbuka saat ini.

Lalu apa saja dasar-dasar (pillars) dalam komunikasi dakwah?

Pertama, self confidence. Bahwa kebenaran tidak mungkin bisa dikomunikasikan secara efektif dan penuh makna jika tidak dibangun di atas dasar keyakinan yang solid. Orang yang setengah yakin, apalagi memang ragu dengan kebenaran itu tidak akan mampu mengomunikasikannya secara baik.
Kedua, solid knowledge. Berdakwah itu memerlukan ilmu yang matang. Perintah mengajak manusia ke jalan Tuhan dengan 'hikmah', salah satunya berarti dengan ilmu yang solid. Tanpa ilmu, hanya akan melahirkan kebodohan atas nama kebenaran.
Ketiga, positive mind. Artinya, dalam mengomunikasikan kebenaran harus dibangun di atas dasar pemikiran positif. Salah satu bentuk pemikiran positif adalah bahwa apa pun keadaan manusia, semuanya masih memiliki kemungkinan untuk baik, bahkan terbaik.
ADVERTISEMENT
Keempat, no intimidation. Bahwa dalam mengomunikasikan kebenaran harus dengan persuasi dan pendekatan yang simpati. Bukan dengan cara yang menakutkan dan intimidasi. Rasulullah pun diingatkan, jika kasar dan merendahkan orang lain, maka manusia akan lari darinya.
Kelima, rational argument. Artinya bahwa dalam dunia berkemajuan ilmu dan informasi saat ini, agama tidak akan laku dengan dogma-dogma yang dipaksakan. Banyaknya generasi muda menjauh dari agama, salah satunya karena cara penyampaian agama yang dogmatis.
Keenam, appropriateness. Kita diingatkan oleh Rasul SAW bahwa setiap kata itu ada tempatnya. Likulli maqaal maqaam. Karenanya pemilihan kata atau subjek pembicaraan harus disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Saat berbicara kepada dokter, jangan mendiskusikan isu ekonomi. Atau saat bicara dengan insinyur, jangan bicara tentang isu sosial. Saya mengistilahkan, jangan menggunakan komunikasi 'bulldozer'.
ADVERTISEMENT
Ketujuh, sentuhan fitrah. Satu yang pasti, semua orang memiliki fitrah yang masih jujur dan bersih. Sebuah realita hidup yang menjadi identitas kemanusiaan yang tak terhindarkan. Itulah fitrah manusia. Maka ketika fitrah manusia tersentuh dengan kebenaran yang disampaikan, maka akan menyatulah dalam sebuah kata yang disebut “hidayah."
Kedelapan, matching the words with actions. Artinya, dakwah itu memerlukan keteladanan. Kritikan Alquran itu tegas: Kenapa kamu mengatakan sesuatu yang kamu tidak lakukan? Atau dalam bahasa yang saya pakai: Kenapa kamu jadikan Islam itu sebagai slogan?
Untuk mendalami materi komunikasi dakwah dalam dunia global ini, silakan hadir di Seminar Internasional Unismuh Makassar tentang Komunikasi Islam di Dunia Global. Selasa, 17 September 2019.
ADVERTISEMENT
Insyaallah saya akan di sana....hehe.