Kunjungan Luar Negeri Donald Trump (Part 1)

Shamsi Ali
Putra Indonesia ini merupakan Imam yang dihormati di AS. Dinobatkan sebagai salah 1 tokoh agama berpengaruh di New York.
Konten dari Pengguna
25 Mei 2017 11:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shamsi Ali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
The unconventional president!
Donald Trump barangkali memang layak disebut sebagai "the unconventional president" (presiden yang tidak biasa). Tentu ada berbagai alasan kenapa Donald Trump dapat dikategorikan sebagai presiden Amerika yang tidak biasa. Bukan berarti luar biasa. Hanya saja Donald Trump ada di luar kebiasaan presiden Amerika secara umum.
ADVERTISEMENT
Pertama, karena Donald Trump adalah presiden Amerika terpilih pertama yang secara kalkulasi, baik oleh poling-poling yang ada maupun realita di lapangan, tidak bisa dipahami secara akal sehat. Hampir semua kalangan memperkirakan jika Donald Trump tidak akan memenang pertarungan itu.
Kedua, Donald Trump adalah kandidat presiden pertama yang terpilih ketika dalam posisi sangat tidak disukai, tidak saja oleh partai lawan politiknya atau Demokrat. Tapi juga pembesar-pembesar partai pengusungnya sendiri, Republikan.
Ketiga, Donald Trump memenangkan pemilihan presiden Amerika secara mutlak dan mengalahkan kandidat yang tidak saja kuat dalam partai. Tapi punya dukungan akar rumput yang besar. Hal itu disebabkan karena suami kandidat lawan Donald Trump ini adalah mantan presiden Amerika dan salah seorang tokoh berpengaruh Partai Demokrat.
ADVERTISEMENT
Donald Trump (Foto: Reuters/Lucas Jackson)
Keempat, Donald Trump memenangkan pemilihan presiden justru saat ditempa badai isu ter-sensitif, yaitu isu skandal keterlibatan Rusia dalam memenangkannnya. Kita tahu bahwa Rusia adalah lawan bebuyutan Amerika dalam pertarungan global.
Kelima, setelah terpilih Donald Trump mengambil langkah-langkah kebijakan kontroversial, antara lain menanda tangani executive order pelarangan Muslim dari enam negara mayoritas Muslim. Tak hanya itu, pemecatan beberapa pejabat tinggi justru juga dicurigai karena mengancam membuka rahasia hubungan kampanyenya dengan Rusia. Di antaranya yang paling menggegerkan adalah pemecatan Direktur FBI, Mr. Comey.
Keenam, presiden terpilih pertama yang mengadakan kunjungan ke luar negeri relatif terlambat, bahkan didahului oleh wakilnya. Selain itu, Mr. Trump juga adalah presiden pertama yang melakukan kunjungan pertamanya ke sebuah negara yang harusnya "unlikely" (tidak lazim) dikunjungi secara prioritas (Saudi Arabia).
ADVERTISEMENT
Donald Trump dan Raja Salman (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
Ketujuh, Donald Trump juga adalah presiden pertama yang melakukan kunjungan luar negeri dengan tujuan merekatkan atau sebaliknya memperlebar jurang pemisah antara tiga agama samawi (Islam, Kristen, Yahudi).
Kedelapan, Donald Trump adalah presiden pertama Amerika yang paling cepat melakukan "taubat" (hehe) dari mencurigai Islam sebagai agama kekerasan menjadi agama yang luar biasa dan cinta damai. Dari calon presiden yang tidak menyukai Saudi Arabia ke presiden yang memuji Saudi Arabia setinggi langit.
Kesembilan, Donald Trump adalah presiden Amerika pertama yang pernah merendahkan pimpinan Katolik dunia, Pope Francis, dengan menyebutnya sebagai "disgraced" (terhina). Tapi sekaligus melakukan kunjungan kenegaraan khusus untuk menemui pemimpin dunia terpopuler itu.
Kesepuluh, Donald Trump juga adalah presiden Amerika pertama yang menginjakkan kaki di bumi Palestina, Bethlehem. Sebuah ketidaklaziman atau positifnya sebuah sejarah dalam catatan perjalanan negara adidaya ini yang membuat teman-teman Yahudi berdebar-debar.
ADVERTISEMENT
Hingga detik ini, teka-teki seputar Donald Trump terus mengintai kecurigaan banyak pihak. Sepintas kunjungannya ke luar negeri pertama ini cukup meriah sekaligus dari perspektif kepentingan Amerika cukup sukses. Bahkan dari perspektif solusi permasalahan dunia dengan kunjungan ini ibarat sedang diberikan "pain killer" atau hiburan sesaat.
Di sisi lain, secara domestik teka-teki saat ini juga masih berlanjut. Apakah dengan semakin terkuaknya keterlibatan Rusia dalam memenangkan Donald Trump, dan Donald Trump sendiri mengetahui dan berusaha menyembunyikan hal tersebut dapat dikategorikan sebagai "pelanggaran konstitusi" dan layak menjadi dasar pemecatan?
Hiruk pikuk di kongres dan senat terus berlangsung. Belum lagi isu kepentingan bisnis keluarga sang presiden dan keterlibatan anak mantu dalam pemerintahan, menjadikan banyak pihak yang semakin bingung.
ADVERTISEMENT
Akan ke mana arah Donald Trump membawa negara ini?
Seri tulisan bersambung ini akan mencoba menguak beberapa hal atau tepatnya menguak beberapa misteri dari perjalanan luar negeri Donald Trump, presiden Ameria Serikat. (Bersambung)
Presiden Nusantara Foundation