Puasa Itu Menyehatkan (14)

Shamsi Ali
Putra Indonesia ini merupakan Imam yang dihormati di AS. Dinobatkan sebagai salah 1 tokoh agama berpengaruh di New York.
Konten dari Pengguna
19 Mei 2019 21:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shamsi Ali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak Muslim Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak Muslim Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Berpuasalah niscaya kamu sehat.” (hadis).
Tak dapat disangkal lagi bahwa berdasarkan penelitian pada ahli kesehatan, sebagian besar penyakit yang terjadi dalam tubuh manusia disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi. Dari kolesterol, tekanan darah tinggi, usus buntu, diabetes atau gula, ginjal, masalah paru-paru, hingga kanker perenggut nyawa.
ADVERTISEMENT
Penyakit-penyakit itu menjadi momok yang ditakuti, sekaligus menjadikan perusahaan obat-obatan dan asuransi kesehatan salah satu perusahaan yang paling bergengsi. Bahkan di negara-negara maju, hidup tanpa asuransi menjadi sebuah kejahatan tersendiri. Lebih jauh isu asuransi kesehatan adalah isu politik utama di negara-negara maju, termasuk di Amerika.
Belakangan kemudian ditemukan bahwa ternyata berbagai penyakit fisik manusia juga mayoritasnya, lebih 80 persen, disebabkan oleh faktor kejiwaan. Penyakit-penyakit yang disebutkan di atas: tekanan darah tinggi, hingga ke serangan jantung, pada galibnya disebabkan oleh faktor psikis (kejiwaan) manusia.
Kenyataan ini saya kira tidak memerlukan penelitian yang sophisticated (canggih). Pengalaman mengatakan jika anda banyak pikiran, anda akan kurang tidur. Di saat mengalami kurang tidur maka terjadi ketidakseimbangan dalam aliran darah. Dan pada akhirnya akan berdampak pada kesehatan jantung, bahkan sel-sel otak itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Pada kedua faktor penyakit-penyakit manusia ini, puasa memainkan peranan penting sebagai solusi. Maka ketika Rasulullah SAW menyampaikan: "Berpuasalah niscaya kamu sehat.” Bukan sekadar omongan kosong. Tapi hakikat atau realita pada dua sisi kesehatan manusia.
Secara fisik tidak diragukan berpuasa adalah salah satu cara mencapai kesehatan yang praktis dan murah. Beberapa ahli kesehatan justru merekomendasikan puasa sebagai treatment (pengobatan) berbagai ragam penyakit manusia. Minimal sebagaimana kita ketahui bersama, ketika anda akan melakukan general check up, anda dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan dalam jangka waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Berpuasa misalnya memberikan ruang bagi pencernaan dan organ-organ tubuh lainnya untuk istirahat sejenak dari rutinitas, sehingga memungkinkan terjadi pembersihan dan pembaharuan sel-sel baru dalam tubuh.
Puasa juga dapat mencegah penyakit akibat pola makan yang berlebihan. Istilah agamanya “israf”. Pola makan berlebihan menimbulkan overnutrisi yang mengakibatkan kegemukan yang membawa berbagai penyakit, seperti kolesterol, jantung koronis, kencing manis, ginjal, dan lain-lain.
Saya bukan ahli di bidang ini. Tapi alangkah mudahnya menemukan berbagai artikel yang membahas tentang manfaat puasa bagi kesehatan manusia. Konon sebuah rumah sakit dengan treatment puasa telah didirikan di Jerman sejak penghujung Perang dunia II.
Rumah sakit itu kini telah memasuki tiga generasi. Didirikan oleh sang kakek, yang ketika itu menderita kanker. Tak seorang dokter mampu menanganinya. Hingga suatu hari ada yang menasihatinya agar menjalankan puasa. Dia pun mempraktikkan puasa itu. Dan ternyata dengan puasa itu dia sembuh.
ADVERTISEMENT
Setelah sembuh itulah dia mendirikan rumah sakit tersebut. Hingga saat ini masih beroperasi di bawah asuhan cucu sang pendiri.
Dari semua manfaat puasa bagi kesehatan itu, saya kira manfaat dominan ada di aspek non fisik. Menahan makan bermanfaat. Tapi sumber kesehatan terbesar ada pada kemampuan manusia dalam mengelola jiwa dan batinnya.
Keadaan kejiwaan manusia itu ternyata sangat bergantung kepada kecenderungan nafsunya. Nafsu yang didominasi oleh nafsu amarah rentang berakibat kepada keadaan kejiwaan (mental state) yang emosional.
Ilustrasi makanan saat puasa Foto: dok.shutterstock
Bagaimana tidak. Puasa sekali lagi adalah bentuk ibadah yang bersifat personal antara seorang hamba dan Rabb-nya. Sehingga dengan sendirinya “constant remembrance” (zikir berketerusan) itu akan terus terjadi dari seorang hamba kepada Rabb-nya.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana Alquran menegaskan: “Dan bukankah dengan zikir kepada Allah hati-hati menjadi tenang?” Maka dengan sendirinya hati akan merasakan ketenangan dan kedamaian.
Hati yang tenang dan damai inilah yang akan memiliki dampak positif pada segala aspek kehidupan manusia. Ketenangan dalam hidup akan menjaga ketenangan dalam tidur. Istirahat cukup berdampak pada sirkulasi darah yang akan menyehatkan jantung, bahkan sel-sel otak manusia.
Apapun itu, sungguh benar Rasulullah ketika menyampaikan: Berpuasalah niscaya kamu sehat."
Itu bukan ungkapan biasa. Rasulullah SAW bukan seorang dokter. Juga bukan seorang ahli kesehatan. Tapi jika berbicara, bicaranya kebenaran. Karena memang: “Tidaklah dia (Rasul) berbicara dari keinginannya sendiri. Kecuali karena dengan Wahyu yang disampaikan kepadanya” (Alquran).
Masalahnya, yakinkah kita? Karena sejatinya Allah menempatkan diri-Nya berdasarkan prasangka hamba-Nya. Jika yakin, Allah pasti demikian. Jika ragu, hasilnya juga meragukan.
ADVERTISEMENT
Tidak kalah pentingnya adalah melakukan puasa sesuai dengan tujuannya. Jika salah satu tujuannya adalah untuk mencapai kesehatan fisik, maka pola makan di bulan Ramadan harus dijaga.
Jangan sampai di siang hari meninggalkan makan dan minum, tapi di malam hari yang terjadi adalah israf (berlebihan) dan balas dendam. Semoga tidak!
Calgary Canada, 19 Mei 2019
* Presiden Nusantara Foundation