Mitos Tentang Orang Introvert yang Masih Banyak Dipercayai

Sharen Athalia
Seorang mahasiswi Mass Communication di Binus University dengan ketertarikan di bidang yang beragam.
Konten dari Pengguna
25 Desember 2020 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sharen Athalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi introvert. Foto: Ismail Hamzah/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi introvert. Foto: Ismail Hamzah/Unsplash
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sering mendengar ucapan-ucapan seperti itu? Atau bahkan diri kita sendiri yang sering mengucapkan? Dalam pembicaraan orang-orang, suatu kepribadian introvert masih sering diasosiasikan dengan konteks yang negatif. Tapi apakah semua pembicaraan tersebut benar adanya? Supaya tidak salah kaprah, berikut adalah mitos-mitos mengenai orang introvert yang hingga kini masih banyak dipercayai:
Introvert adalah pemalu
Ilustrasi pemalu. Foto: Priscilla Du Preez/Unsplash
Anggapan bahwa introvert adalah pemalu sudah sering sekali kita dengar di mana-mana. Biasanya kalau ada seseorang yang baru di dalam suatu lingkungan dan ia bersikap malu-malu, pasti orang-orang akan langsung melabelnya sebagai seorang introvert.
Padahal, sifat pemalu bukanlah hal yang harus selalu melekat pada introvert lho. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa sifat ini bisa saja dimiliki oleh seorang extrovert. Memang bisa dimengerti bahwa seorang introvert mempunyai kecenderungan untuk bersifat canggung atau gugup di depan orang-orang yang ia belum atau baru kenal. Namun bila dilatih dengan cukup, sangat mungkin bagi introvert untuk bisa lepas dari sifat pemalu tersebut.
ADVERTISEMENT
Introvert tidak suka bersosialisasi
Ilustrasi orang sendirian. Foto: Anthony Tran/Unsplash
Salah besar bila seorang introvert dianggap sebagai seorang yang 'alergi' atau berusaha menghindari aktivitas bersosialisasi. Tentu kita sering mendengar bukan, istilah bahwa manusia adalah makhluk sosial? Jadi sudah salah kaprah bila introvert diartikan sebagai kepribadian yang tidak mau bersosialisasi.
Sama seperti extrovert, introvert juga butuh bersosialisasi. Bedanya, extrovert bersosialisasi untuk 'merecharge' energinya sendiri, di saat introvert malah butuh 'merecharge' energinya setelah banyak bersosialisasi dengan cara melakukan aktivitasnya secara sendirian. Tapi bukan berarti introvert bisa terus sendirian, akan ada saatnya introvert merasa waktu yang dihabiskannya sendirian sudah cukup dan memutuskan untuk bersosialisasi dengan orang-orang di lingkungannya.
Introvert tidak pintar bersenang-senang
Ilustrasi orang membaca buku. Foto: Nathan Dumlao/Unsplash
Introvert memang kurang identik dengan acara-acara pertemuan besar, festival yang ramai, atau pesta yang meriah. Sehingga introvert sering dianggap sebagai seseorang yang tidak pandai untuk bersenang-senang. Padahal introvert bersenang-senang dengan cara yang berbeda, bahkan bisa dibilang, dengan cara yang lebih simpel dan mudah.
ADVERTISEMENT
Bagi introvert, sebuah buku dan secangkir kopi di depan teras rumah misalnya, sudah seperti waktu bersenang-senang yang sempurna untuknya. Introvert dapat mencari kesenangannya melalui aktivitas-aktivitas kesukaannya yang dapat dilakukan dengan sendirian.
Introvert tidak cocok jadi pemimpin
Ilustrasi pemimpin. Foto: Tima Miroshnichenko/Pexels
Introvert lagi-lagi digeneralisasikan pada suatu anggapan mutlak, bahwa mereka tidak cocok menjadi seorang pemimpin. Anggapan ini dapat terbentuk karena introvert sering terlihat gugup, tidak percaya diri, lamban, atau tidak dapat mendominasi orang lain. Serupa dengan poin yang pertama dibahas, sesungguhnya introvert tidak melulu seperti sifat-sifat buruk yang disebutkan di atas. Malah introvert bisa mempunyai nilai-nilai yang lebih sebagai seorang pemimpin.
Seorang pemimpin introvert cenderung lebih bisa mendengarkan feedback dari orang lain, menganalisis suatu situasi dan kondisi dengan lebih teliti, serta bersifat lebih tenang dalam situasi yang genting sekalipun. Kenal dengan Bunda Teresa, Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, Martin Luther King Jr., atau Abraham Lincoln? Mereka semua ini introvert, namun terkenal dengan pengaruhnya yang besar sebagai seorang pemimpin.
ADVERTISEMENT
Introvert adalah kepribadian yang buruk
Ilustrasi orang sendirian. Foto: Pixabay/Pexels
Kepribadian introvert masih sering sekali dikaitkan dengan hal-hal yang negatif saja. Misalnya, masih saja ada sejumlah orang tua di luar sana yang kecewa bila anaknya menunjukkan sifat-sifat seorang introvert, seakan-akan itu adalah kepribadian yang tidak baik dan sifat-sifat buruk yang ditunjukkan tidak dapat diubah.
Padahal baik introvert maupun ekstrovert, tidak ada yang lebih unggul dari satu sama lain. Kedua macam kepribadian ini setara, memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing. Sebuah kepribadian dinilai baik atau tidaknya tergantung dari bagaimana seorang individu mengembangkan kelebihannya dan berusaha sebisa mungkin untuk menyeimbangkan sifat-sifat dalam kepribadiannya.
Apapun tipe kepribadian kita, semoga lewat mitos-mitos tentang introvert yang telah dibahas ini, kita jadi bisa melihat introvert dengan perspektif yang lebih jelas dan tidak terjebak dengan anggapan-anggapan salah yang masih beredar di masyarakat. Bukan hanya untuk kepribadian introvert, namun juga untuk apapun tipe kepribadian yang orang lain miliki, jangan sampai ada generalisasi terhadap pribadi tersebut.
ADVERTISEMENT
Referensi
Fitri, R. A. (2016). Ada Apa dengan Introver? Ciputat: Literati.