Mein Kampf, Dari sekedar Wacana menjadi Nyata

Naufal Shidqi Laras
Mahasiswa S1 Ilmu Sejarah - Universitas Negeri Yogyakarta
Konten dari Pengguna
19 Juli 2020 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naufal Shidqi Laras tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Adolf Hitler dan Mein Kampf | Sumber : Pinterest
zoom-in-whitePerbesar
Adolf Hitler dan Mein Kampf | Sumber : Pinterest
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa sih yang tak kenal Adolf Hitler? Seorang diktator ulung dari Jerman. Dalam buku-buku Sejarah banyak menjadikan dia sebagai Tokoh Antagonis yang kejam, musuh utama pihak sekutu selama Perang Dunia kedua.
Adolf Hitler menjadi tokoh paling berpengaruh di dunia abad 20. Pengaruhnya mungkin melampaui tokoh-tokoh poros lain selama Perang dunia kedua seperti Bennito Mussolini dan Kaisar Hirohito.
Salah satu karya besar seorang bung Hitler selain membuat rusuh benua Eropa selama lebih dari lima tahun adalah buku Mein Kampf. Buku ini adalah mahakarya agung seorang Hitler. Berisi berbagai refleksi hingga obsesi besar seorang Adolf Hitler. Mein kampf ditulis Hitler saat ia berada di dalam penjara pada tahun 1923.
Mein Kampf pertama kali diterbitkan untuk publik pada 18 Juli 1925. Tepat 95 Tahun yang lalu (tulisan ini dibuat 2020).
Sebuah spanduk tentang Buku Mein Kampf di Jerman pada masa NAZI | Sumber : Pinterest
Buku ini menjadi motivasi bagi orang-orang jerman yang pada saat itu “sedang” frustasi setelah beberapa tahun yang lalu mengalami kekalahan dalam Perang Dunia pertama. Hadirnya buku ini juga menjadi pendorong Adolf Hitler dalam membangun pengaruhnya di Jerman.
ADVERTISEMENT
Namun, buku ini menjadi buku paling berbahaya di Dunia pada masa itu. Bahkan, hingga saat ini buku Mein kampf dilarang terbit di Jerman kecuali untuk kepentingan Akademis.
Mein Kampf (Perjuanganku) merupakan mimpi Hitler dalam menguasai Dunia. Hebatnya lagi, semua “Wacana” yang ditulis dalam Mein Kampf hampir semuanya terjadi. Padahal itu masih sebuah wacana dalam tumpukan kertas berbeda sekali dengan RPJMN atau buku rencana lain. Mein Kampf bukan saja mengubah suatu Negara tetapi juga mengubah Dunia.
Membahas isi dari buku Mein Kampf ini yang paling menarik adalah Lebensraum atau gagasan memperluas wilayah Jerman. Hitler memberikan argumen dalam buku ini bahwa Jerman membutuhkan Lebensraum. Makna dari kata itu sendiri berarti “Ruang Hidup” bagi rakyat jerman.
ADVERTISEMENT
Tentu gagasan ini memberikan implikasi serius bagi bangsa lain selain bangsa Jerman. Iridentisme Jerman dalam Mein Kampf benar-benar terjadi ketika Hitler naik menjadi Der Führer.
Buku ini juga menerangkan tentang wacana penguatan ras Arya atau ras orang-orang Jerman, salah satunya dengan cara membunuhi semua Yahudi. Semua wacana tersebut ternyata benar-benar direalisasikan dengan baik. Tragedi Holocaust menjadi bukti nyata penerapan Mein Kampf.
Buku Adolf Hitler "Mein Kampf" (My Struggle) yang dipamerkan di Museum Sejarah Jermanpictured at the media preview of "Hilter und die Deutsche Volksgemeinschaft und Verbrechen" (Hitler and the German Nation and Crime) at the Deutsche Historisches Museum (German Historical Museum) | Sumber : VOA Indonesia
Dibalik hal-hal mengerikan yang dilakukan tentara NAZI semua itu seolah-olah sudah didasarkan pada buku Mein Kampf. Walaupun begitu, secara tersirat buku ini juga memiliki hal-hal positif seperti membangun bangsa, ideologi, karakter, hingga ketuhanan.
Mein Kampf memang menimbulkan berbagai kontroversi pelik dunia. Mendapat predikat buku paling berbahaya di Dunia telah disandangnya. Namun alangkah baiknya jika melihat dari sisi positifnya.
ADVERTISEMENT
Dari Mein Kampf kita bisa mempelajari bahwa dengan buku tersebut memberikan pengaruh besar pada Umat manusia.
Andaikan buku tersebut berisi lebih banyak hal-hal positif terlepas dari tujuan diterbitkannya buku tersebut.
Mungkin saja Mein Kampf dapat lebih populer lagi seperti halnya buku Das Kapital yang ditulis Karl Marx atau Madilog yang ditulis Tan Malaka.
Yogyakarta, 18 Juli 2020
Naufal Shidqi Laras, Mahasiswa