
Setelah kemajuan yang lambat, Rusia akhirnya menunjukkan tanda-tanda untuk menerima kenyataan bahwa sepenuhnya menundukkan Ukraina tidak lagi memungkinkan. Dalam briefing militer yang dilaksanakan Jumat (25/3) lalu, Moskow menyatakan bahwa tujuan serangan ini sejak awal adalah pembebasan Donbas, tempat kelompok separatis melawan pemerintah Kyiv. Penaklukan kota-kota besar seperti Kyiv, Chernihiv, atau Mykolaiv tidak pernah benar-benar menjadi tujuan utama, dan dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan utama “operasi khusus” tersebut tercapai.
Walaupun sebagian pengamat masih skeptis dan mencurigai bahwa ini hanyalah langkah tipuan untuk memberi waktu menyusun kekuatan, sebagian yang lain memaknainya sebagai langkah Putin untuk menyelamatkan muka dengan mengkalibrasi tujuan invasinya menjadi lebih realistis. Mana yang benar? Kita mungkin baru akan tahu setelah kabut terakhir peperangan itu memudar.
Namun, kotak pandora yang telah dibuka Putin telanjur melepaskan ancaman yang mengubah wajah dunia kita. Ancaman itu tidak kembali ke tempatnya di pinggiran sejarah meski kotak itu kemudian ditutup. Ini tidak hanya bagi Ukraina.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanplus
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanplus
Gratis akses ke event spesial kumparan
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Konten Premium kumparanplus
Perang Rusia-Ukraina membuat upaya transisi energi menjadi tersendat. Padahal, tanpa perang ini pun, transisi bahan bakar fosil yang jumlahnya 80% itu bukan perkara mudah.
Kolom Shofwan Al Banna, dosen Hub. Internasional UI, setiap Rabu.
10 Konten
Lihat Lainnya
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten