Ceritaku saat Pesta Rakyat di Desa Olilit, Saumlaki, Maluku Tenggara Barat

Konten dari Pengguna
21 Agustus 2017 9:46 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sigit Ezra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ceritaku saat Pesta Rakyat di Desa Olilit, Saumlaki, Maluku Tenggara Barat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Photo By : Johannes Sitorus/ Bang Ucok (Peserta Kumparan Getaway)
ADVERTISEMENT
“Peku saya kaka! Peku saya kaka!” ramai-ramai anak anak sekolah dasar desa Olilit, Maluku Tenggara Barat berseru bersautan melingkariku dengan kesemrawutan yang penuh dengan kegembiraan. Peku dalam bahasa maluku berarti gendong. Awalnya saya tidak mengerti apa itu Peku, setelah salah satu anak bernama Rangga berkata “Peku” berulang ulang kepadaku sambil menepuk nepuk bahunya, ketika itu saya tahu kalau itu adalah isyarat bahwa ‘Peku’ berarti ‘Gendong’. Setelah salah satu anak yang sedang menari di tengah barisan kugendong di atas bahuku, anak-anak yang lain dengan antusias seperti mengantri untuk digendong setelah ini. Kewalahan sekali aku dibuatnya, hal inilah yang akan sangat kurindukan kelak.
Ceritaku saat Pesta Rakyat di Desa Olilit, Saumlaki, Maluku Tenggara Barat (1)
zoom-in-whitePerbesar
Sore hari (17/8), aku bersama tim kumparan dan kesembilan peserta kumparan Getaway menuju desa Olilit, Saumlaki, Maluku Tenggara Barat. Kami memiliki agenda menghadiri upacara penurunan bendera dan kabarnya setelah itu akan ada pesta rakyat yang sangat meriah. Benar saja, usai upacara penurunan sang saka merah putih, anak anak berseragam sekolah dasar berbondong-bondong menuju ke lapangan upacara, mereka merentangkan tangan atas perintah MC yang berdiri atas panggung, hingga barisan rapih tertata. Kemudian lagu berbahasa Maluku dan bit musik modern yang berjudul Goyang Tobelo berbunyi keras dari speaker di atas panggung. Dengan kompak anak-anak berseragam sekolah dasar tersebut berdansa dengan lihainya macam tari poco poco. Tak tahan karena keseruaan yang tercipta, akupun ikut berdansa pula, walau gerakanku tidak sama, aku sangat menikmati momen saat itu.
ADVERTISEMENT
Dua lagu usai, kali ini giliran siswa siswi SMP bergabung dengan siswa siswi SMA memadati lapangan upacara, Keseruannya masih terjaga, kami pun peserta kumparan Getaway masih bersemangat berdansa. Kerseuan semakin pecah ketika seluruh warga ikut berdansa mengelilingi lapangan, bahkan para tamu undangan seperti kepala daerah pun ikut serta di dalamnya. Di saat itulah spontanitasku menggendong salah satu anak dengan rompi tenun khas maluku terjadi. Kemeriahan ini terjadi hingga matahari terbenam.
Sembari menunggu acara selanjutnya kami menuju kerumah salah satu warga disana, kami menuju ke kediaman om Stinky. Tidak mau biasa-biasa saja, kukeluarkan ukulele didalam tasku untuk bernyanyi di depan teras rumah om Stinky itu. Kegembiraan tercipta kembali, bersama warga desa, kami bernyanyi bersama, dari lagu lawas dengan judul 'Demi Kau dan si Buah Hati' milik Pance Pondah, 'Kapan Kapan' milik Koes Ploes, 'Sepanjang Jalan Kenangan' milik Tetty Kadi, hingga lagu 'Sajojo' asal Papua pun menderu syahdu di teras rumah om Stinky. Di hari itu kegembiraan tiada putus putusnya. Sangat berkesan di dalam hati.
ADVERTISEMENT
Ceritaku saat Pesta Rakyat di Desa Olilit, Saumlaki, Maluku Tenggara Barat (2)
zoom-in-whitePerbesar
(Foto ini dari tim Kumparan.com kakak Fanny Kusumawardhani) https://kumparan.com/gallery/keseruan-interaksi-peserta-kumparan-getaway-dengan-warga-saumlaki
Malam harinya keseruan belum juga usai. Bahkan keseruan ini akan berlanjut hingga pagi menjelang, pada malam itu ada suguhan penampilan tarian dari masing masing RT. Kreativitas masing masing RT dipertunjukkan malam itu. Kemudian di sela-sela acara, semua orang yang berada di lapangan desa Olilit makan bersama. Kebersamaan yang sangat indah. Kebersamaan yang tidak dapat dibayar dengan apapun. Acara terus berlanjut karena masih ada RT yang belum tampil. Di puncak acara lagu Goyang Tobelo dimainkan kembali, “ayo mari seluruh warga yang ada disini menuju ke lapangan, mari kita bergoyang ramai ramai” ujar MC di atas panggung dengan semangat. Disaat itulah kegembiraan berada di puncaknya.
ADVERTISEMENT