Dapatkah Indonesia Terbebas dari Impor Beras dan Mencapai Swasembada Pangan?

Sindhy Nur Azizah
Saya merupakan mahasiswa jurusan Bisnis Digital dari Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
7 Januari 2023 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sindhy Nur Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Pixabay: https://www.pexels.com/photo/full-length-of-man-on-water-247597/
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Pixabay: https://www.pexels.com/photo/full-length-of-man-on-water-247597/
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini kita sering mendengar mengenai kebijakan impor beras yang terus dilakukan oleh Indonesia. Dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, impor beras terus digenjot agar tidak terjadi kelangkaan yang berkelanjutan, volume beras yang diimpor juga tidak main-main karena mencakup jumlah yang sangat besar. Dalam pemberlakuan kebijakan tersebut tentunya menimbulkan pro dan kontra bagi beberapa pihak, sebagian besar reaksi yang muncul adalah penolakan akan impor beras mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki peranan penting dalam bidang agraris. Hal ini juga didukung dengan fakta bahwa sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lahan pertanian yang mampu menghasilkan produk pertanian dalam jumlah yang besar.
ADVERTISEMENT
Mengingat adanya potensi besar dalam hal pangan yang dimiliki Indonesia, tentunya bukan hal sulit bagi Indonesia dalam upaya mencapai swasembada beras. Perlu diketahui swasembada beras merupakan sebuah usaha dalam memenuhi kebutuhan bahan makanan tanpa adanya campur tangan dari negara lain. Pada kenyataannya, Indonesia belum bisa memenuhi pasokan beras dalam negeri dan masih bergantung dengan impor. Kurangnya pasokan beras lokal maupun impor dalam negeri mengharuskan kebijakan tersebut dilakukan sebagai upaya dalam mengatasi adanya kelangkaan beras dan untuk menstabilkan harga beras di masa yang akan datang
Ketidakmampuan Indonesia dalam hal pangan dapat disebabkan karena pengalokasian lahan pertanian yang kurang dioptimalkan. Saat ini, sebagian lahan pertanian justru dialihfungsikan menjadi lahan untuk pembangunan infrastruktur tertentu, hal itu tentunya berdampak akan pasokan beras yang diproduksi dalam negeri. Dengan berkurangnya lahan pertanian, negara tidak dapat mencukupi pasokan beras dalam negeri dan memungkinkan terjadinya kelangkaan, sehingga negara menetapkan impor. Perlu diingat bahwa dalam menentukan keputusan tersebut juga menciptakan dampak negatif atas adanya supply beras yang dihasilkan dari adanya impor.
ADVERTISEMENT
Dampak yang ditimbulkan dari impor beras sangat dirasakan khususnya bagi petani. Adanya pasokan beras yang melimpah tentunya menimbulkan kekecewaan serta melemahkan semangat petani karena merasa dirugikan dengan harga beras yang merosot tajam di pasaran sehingga tidak dapat bersaing satu sama lain. Permintaan akan beras tentu mengalami penurunan karena pemerintah akan lebih memprioritaskan beras impor daripada memberikan insentif kepada para petani. Penurunan harga beras juga terjadi karena adanya pasokan berlebih di pasar sehingga mengakibatkan persaingan pasar menjadi ketat sehingga petani sulit memasarkan hasil produksi mereka. Apabila hal ini tidak segera ditangani maka dapat mengakibatkan menurunnya kesejahteraan hidup petani di Indonesia.
Apabila kita melihat dalam sudut pandang ekonomi, impor beras yang terus dilakukan dapat menurunkan devisa negara itu sendiri. Pengeluaran yang semakin besar dengan tidak diimbangi pasokan beras dalam negeri akan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia karena negara akan terus-menerus menggelontorkan dana untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri. Ketergantungan akan negara lain tentu akan merusak tatanan ekonomi bangsa karena apabila negara tidak dapat melunasi biaya impor setelah mengupayakan seluruh cadangan devisanya, maka dampak buruk yang akan terjadi adalah terjadinya resesi akan bahan pangan dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Melihat permasalahan yang terjadi akan kurangnya pasokan dalam negeri harus segera diatasi diatasi oleh pemerintah, hal ini dimaksudkan agar dampak yang ditimbulkan dari adanya impor beras dapat diminimalisasi. Upaya pengalokasian lahan yang efisien dan tepat harus dilakukan agar produksi beras dapat memenuhi kebutuhan pangan yang ditetapkan. Pemberian edukasi dan pemberdayaan bagi para petani juga harus diterapkan agar kualitas beras lokal yang diproduksi dapat bersaing dengan beras impor yang memiliki kualitas tinggi, sehingga negara dapat melakukan ekspor dan tidak perlu melakukan impor beras ke negara lain. Jika upaya tersebut dilakukan dengan efektif maka swasembada pangan dapat tercapai, mengapa demikian? Adanya keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan melakukan ekspor pangan maka perekonomian suatu negara dapat dikatakan baik dan pendapatan nasional juga akan mengalami kenaikan seiring dengan naiknya jumlah ekspor yang dilakukan oleh Indonesia.
ADVERTISEMENT