Inilah Ebba Akerlund, Sosok Yang Dijadikan Dalih Teroris di Selandia Baru

Konten Media Partner
17 Maret 2019 4:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SINYALMAGZ.com – Tidak ada justifikasi apapun untuk tindakan terorisme, apapun dalih yang diajukan oleh para teroris. Termasuk para pelaku penembakan di masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, yang terjadi pada hari Jumat kemarin, 15 Maret 2019.
ADVERTISEMENT
Aksi penembakan di masjid tersebut telah merenggut nyawa 49 orang, sementara 48 lainnya terluka dan dirawat di sejumlah rumah sakit.
Brenton Tarrant, salah seorang pelaku penembakan masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, mengungkapkan alasannya melakukan tindakan keji tersebut dalam manifestonya. Mulai dari supremasi kulit putih, anti-imigran, hingga balas dendam.
Tarrant menyebut banyak nama dalam pernyataan sikapnya. Dan salah satunya adalah Ebba Akerlund.
Tarrant berdalih, penembakan sadisnya itu merupakan “balas dendam” atas kematian Akerlund.
Brenton Tarrant sendiri merupakan salah satu pelaku penembakan yang telah ditangkap oleh pihak kepolisian Selandia Baru. Ia diidentifikasi sebagai warga negara Selandia Baru kelahiran Australia, seorang ekstremis sayap kanan yang tidak termasuk dalam daftar teroris yang dimiliki oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Lantas, siapakah Ebba Akerlund yang ia sebutkan dalam manifestonya itu?
Nama Ebba Akerlund merujuk pada gadis kecil berusia 11 tahun yang meninggal pada April 2017 silam.
Dikutip dari BBC News, Sabtu (16/3/2019), Akerlund adalah korban termuda dalam serangan teror di Drottninggatan, Kota Stockholm, Swedia. Ia seharusnya merayakan ulang tahun beberapa hari sebelum serangan yang menewaskannya terjadi.
Saat kejadian, Akerlund tengah berjalan dari rumahnya ke sekolah. Namun, sebuah truk menabraknya dengan tiba-tiba. Kendaraan itu dibajak oleh pelaku tindakan teror, Rakhmat Akilov, yang berlatar belakang sebagai imigran ilegal.
Akilov mengendarai truk dengan serampangan, menabrak kerumunan, dan masuk ke dalam tempat perbelanjaan bernama Ahlens.
Selain Akerlund, empat orang lain juga tewas dalam serangan teror tersebut.
ADVERTISEMENT
Orangtua Akerlund sempat memasang iklan orang hilang di internet. Namun kemudian polisi mengabarkan bahwa anaknya telah meninggal sebagai korban serangan terorisme.
Sang ayah, Stefan, mengatakan kepada tabloid Expressen, bahwa dirinya merasa hancur karena anaknya tidak sempat merayakan hari paling membahagiakan dalam hidupnya.
Sejumlah warga Swedia memberikan dukungan terhadap keluarga Akerlund. Bahkan, teman-teman sekelasnya mengadakan kegiatan doa bersama untuk mengenang gadis kecil itu.
“Sepenuh hati kami mengucapkan terima kasih untuk kehangatan dan cinta yang kalian telah berikan kepada kami di masa sulit ini.”, ujar keluarga Akerlund.
“Sekarang kami butuh kedamaian dan ketenangan untuk menghadapi kesedihan ini.”, lanjut pernyataan itu.
 
Halaman selanjutnya:
ADVERTISEMENT