Implementasi Pendidikan Karakter yang Berorientasi Nilai-nilai Moral

Siska Maulidya
Mahasiswi S1 Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
25 November 2022 19:38 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siska Maulidya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumen Pribadi : Kegiatan Training Leadership di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Dokumen Pribadi : Kegiatan Training Leadership di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang karakter berarti berbicara tentang sesuatu yang sudah dikaitkan dengan seseorang. Karakter dapat dikatakan sebagai tabiat atau kepribadian seseorang, dimana tabiat atau kepribadian dapat bersifat positif atau bahkan negatif tergantung bagaimana proses pendidikan itu disusun.
ADVERTISEMENT
John W. Santrock menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang dilaksanakan melalui akses langsung kepada siswa untuk menanamkan nilai-nilai moral dan membekali siswa dengan pengajaran pengetahuan moral untuk mencegah perilaku yang dilarang. Karena dengan pendidikan karakter dapat membimbing dan mengendalikan seseorang dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
Pendidikan saat ini memiliki peranan yang sangat besar dalam menghadapi tantangan global untuk mempersiapkan karakter manusia. Dekadensi moral juga telah mentransformasi pendidikan menjadi potret buram dalam dunia pendidikan.
Hal ini dapat dilihat dari maraknya peredaran video porno yang diperankan oleh para pelajar, maraknya perkelahian antar pelajar, maraknya penipuan dalam ujian nasional, banyaknya kasus narkoba yang menjerat siswa, dan sebagainya.
Hal ini disebabkan oleh berbagai pengaruh nilai asing yang masuk ke wilayah Indonesia tanpa adanya proses penyaringan. Jika efek ini tidak disikapi, tentunya akan merusak moral dan etika generasi muda, khususnya pelajar.
ADVERTISEMENT
Nah seperti yang sudah kita ketahui, orang tua merupakan faktor terpenting dalam pembentukan karakter, karena nilai-nilai agama dan dasar-dasar kehidupan pertama kali dipelajari dalam lingkungan keluarga. Ditambah fakta bahwa anak usia sekolah dasar lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang tuanya, tingkat peniruannya masih sangat tinggi.
Namun meskipun faktor eksternal tidak boleh dilupakan, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat sampai lingkungan bermain juga bisa memengaruhi pembentukan karakter anak.
Mengingat berbagai permasalahan yang muncul di atas dalam perilaku dan akhlak siswa serta dalam pengendalian proses pembelajaran di sekolah, maka diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kepribadian, akhlak, dan pengetahuan siswa.
Nah, apa saja sih upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hal tersebut?
ADVERTISEMENT
Pertama, menyisipkan pesan moral dalam setiap pelajaran, yaitu seperti mengajari siswa untuk belajar dari setiap pelajaran yang dipelajari. Dengan cara ini, siswa dapat mengetahui bahwa ilmu yang mereka pelajari sangat penting untuk masa depan.
Kedua, mengajarkan sopan santun dengan cara mengoreksi siswa yang nakal agar siswa tahu apa yang dilakukan atau dikatakan tidak pantas. Tegurlah siswa dengan lembut dan tanpa menghakiminya.
Ketiga, menanamkan sifat kepemimpinan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membimbing temannya.
Sehubungan dengan upaya yang telah dilakukan, pengaruh dari proses tersebut tidak langsung terlihat, melainkan membutuhkan waktu dan melalui proses yang panjang. Tetapi berkat upaya tersebut, setidaknya siswa memiliki daya tahan dan daya tangkal yang lebih kuat untuk menghadapi masalah dan tantangan pada masa depan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, para guru dan orang tua juga bisa mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak supaya karakter yang mereka miliki semakin kuat, agar tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga semakin menggerogoti moralitas yang seharusnya menjadi pedoman perilaku.
Merriam-Webster menyatakan moral adalah mengenai atau berhubungan dengan apa yang benar dan salah dalam perilaku manusia, dianggap benar dan baik oleh kebanyakan orang sesuai dengan standar perilaku yang tepat pada kelompok atau masyarakat tersebut.
Sedangkan moralitas adalah kemauan untuk menerima dan melakukan aturan, nilai atau prinsip moral. Nilai-nilai moral tersebut seperti:
1. Ajakan untuk berbuat baik kepada orang lain, menjaga ketertiban dan keamanan, menjaga kebersihan dan melindungi hak orang lain.
ADVERTISEMENT
2. Larangan mencuri, berzina, membunuh, minum dan berjudi.
Seseorang dapat disebut bermoral ketika perilakunya sesuai dengan nilai-nilai moral masyarakat.
Jadi tugas penting yang harus dikuasai adalah mempelajari apa yang diharapkan dari masyarakat dan kemudian mau membentuk perilaku seseorang sesuai dengan harapan masyarakat tanpa diarahkan, dikontrol, didorong dan dihukum seperti pada masa kanak-kanak.
Selain itu, ada 5 nilai-nilai karakter Ki Hajar Dewantara dalam penguatan pendidikan karakter yakni:
1. Religius
Yaitu setiap anak diharapkan mencerminkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan mengamalkan ajaran agama dan kepercayaan, menghargai perbedaan agama, menjaga toleransi dan hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
2. Nasionalisme
Yaitu dengan mengajarkan kepada anak untuk belajar mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri sendiri dan kelompok. Sikap nasionalis itu sendiri dapat diungkapkan melalui penghargaan terhadap budaya Indonesia, perlindungan kekayaan budaya bangsa, dan rela berkorban.
ADVERTISEMENT
3. Gotong royong
Gotong royong harus diajarkan kepada anak sejak dini, salah satunya adalah problem solving. Mereka harus tahu bahwa masalah bersama selalu lebih mudah dipecahkan dengan bekerja sama atau bergandengan tangan. Agar anak juga memahami konsep persahabatan dan ikhlas menawarkan bantuan kepada teman yang membutuhkan.
4. Integritas
Karakter yang satu itu menjadi sebuah nilai yang mencoba menjadikan anak-anak sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan dan pekerjaan. Anak-anak harus tahu bahwa mereka harus mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dan moral serta setia.
5. Mandiri
Yaitu sekolah harus mengajarkan anak untuk bergantung pada orang lain dan membantu mereka menggunakan tenaga, waktu dan pikiran untuk memenuhi keinginannya.
Nilai-nilai tersebut harus diinternalisasikan dalam pembentukan karakter agar siswa mengembangkan karakter yang baik dan menjadi pribadi yang disukai.
ADVERTISEMENT
Dari sini dapat disimpulkan bahwa masih ada hubungan antara pendidikan berkarakter dengan nilai-nilai moral. Karena pendidikan berkarakter berjalan beriringan, yaitu pendidikan karakter menyampaikan nilai-nilai moral dan nilai-nilai moral membentuk pendidikan karakter.