Mempelajari Siklus Bencana Guna Meningkatkan Kewaspadaan saat Bencana Terjadi

Siska Putri Rahmasari
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
30 Mei 2021 16:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siska Putri Rahmasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Siklus Bencana. Sumber: Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Siklus Bencana. Sumber: Pribadi.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia dalam menghadapi bencana cenderung hanya merespons secara reaktif saat bencana terjadi. Isu penanganan bencana yang terjadi harus menjadi isu strategis nasional karena setiap tahun Indonesia hampir selalu dihadapkan pola bencana yang hampir sama.
ADVERTISEMENT
Tetapi dalam penanganannya masih tetap sama. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), memperlihatkan tahun 2019 terjadi 3814 kejadian bencana dengan rincian: banjir (784 kejadian), puting beliung (1387 kejadian), tanah longsor (719 kejadian), kebakaran hutan dan lahan (746 kejadian), kekeringan (123 kejadian), gelombang pasang dan abrasi (18 kejadian), gempa bumi (30 kejadian) dan letusan gunung api (7 kejadian). Sehingga penting bagi kita untuk memahami apa itu siklus bencana dan bagaimana cara menghadapi bencana itu.
Bencana adalah peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat setempat yang disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia, antara lain: jatuhnya korban jiwa, lingkungan alam yang rusak, kehilangan harta benda dan dampak psikologis.

Apa itu siklus bencana?

Siklus bencana adalah perputaran kejadian pada saat bencana melanda. Dalam menghadapi bencana diperlukan sistem yang dapat meminimalisir jumlah korban bencana. Oleh karena itu, perlu adanya penanggulangan bencana dan siklus tanggap darurat bencana.
ADVERTISEMENT

Apa saja tahap-tahap dalam siklus bencana?

Dalam siklus bencana terjadi melalui tiga tahap yaitu: Pra-Bencana, Saat Bencana dan Pasca-Bencana.

Pra-Bencana meliputi pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan.

Pencegahan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan mengurangi ancaman bencana. Contohnya: penanaman mangrove di wilayah pantai untuk menahan abrasi, menjaga hulu sungai dari kerusakan misalnya, dengan pembukaan lahan pertanian atau perkebunan.
Mitigasi bencana adalah rangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana dan menanggapi ancaman bencana melalui pengembangan material, kesadaran dan peningkatan kapasitas. Mitigasi dapat digolongkan menjadi mitigasi yang bersifat: Non struktural yang berupa peraturan, penyuluhan, pendidikan, penguatan, sistem kelembagaan seperti BMKG, BNPB, LAPAN. dan bersifat Struktural yang berupa bangunan dan prasarana.
Kesiapsiagaan yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memprediksi bencana melalui pengorganisasian dan langkah-langkah yang tepat dan efektif. Seperti, perencanaan siaga dan sistem peringatan dini.
ADVERTISEMENT

Saat Bencana

Saat bencana ini, yang disebut tanggap darurat. Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan segera pada saat bencana terjadi untuk menangani dampak buruk penyelamatan dan evakuasi, harta benda, pemenuhan kebutuhan, perlindungan, manajemen pengungsi, dan lain-lain yang disebabkan oleh korban bencana serta pemulihan infrastruktur dan fasilitas penting.
Hal yang dilakukan pada tanggap darurat yaitu:
ADVERTISEMENT

Pasca-Bencana

Dalam pascabencana perlu adanya rehabilitasi dan rekonstruksi. Di mana rehabilitasi itu untuk meningkatkan dan mengembalikan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat di wilayah pascabencana ke tingkat yang sesuai dan tujuan utamanya adalah untuk menormalkan kehidupan masyarakat di wilayah pascabencana dan seluruh aspek kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
Sedangkan rekonstruksi adalah pembangunan kembali seluruh prasarana dan sarana di wilayah pascabencana, termasuk instansi pemerintah dan masyarakat yang tujuan utamanya adalah mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan ketertiban, serta memulihkan peran serta masyarakat dalam segala hal aspek kehidupan masyarakat di wilayah pascabencana.

Mengapa kita harus mempelajari siklus bencana?

Siklus bencana penting untuk kita pelajari karena kita tidak tahu kapan dan di mana bencana itu datang. Sehingga, kita dianjurkan untuk lebih waspada dan bisa menyelamatkan diri kita sendiri serta orang-orang terdekat di sekitar kita sewaktu bencana itu tiba.
ADVERTISEMENT
Bencana tidak semata-mata disebabkan oleh faktor alam, tetapi semua melibatkan campur tangan manusia. Hanya manusia yang memiliki kemampuan untuk meminimalkan risiko bencana itu sendiri. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami dan mempelajari siklus bencana agar ke depannya kita dapat waspada terhadap bencana yang terjadi di sekitar kita.