Kisah Seorang Ibu Penjual Bakso Goreng (Basreng)

Siti Nurlela
Mahasiswa Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
26 Juni 2022 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Nurlela tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Keramaian pedagang kaki lima di Pamulang, Tangerang Selatan. (24/06/22) foto : Milik Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Keramaian pedagang kaki lima di Pamulang, Tangerang Selatan. (24/06/22) foto : Milik Pribadi
ADVERTISEMENT
TANGERANG SELATAN – Kondisi pedagang setelah pandemi Covid-19 mereda mengalami kenaikan penjualan dalam kisaran waktu dua bulan terakhir, sebelumnya pedagang banyak kehilangan mata pencarian dan kejadian penutupan lokasi jualan atau berkurang para pembeli menjadi penyebab banyak penjual terpaksa berhenti berdagang.
ADVERTISEMENT
Banyak pedagang yang berjualan untuk tetap menjalani kehidupan yang lebih keras, dengan umur yang berbeda para penjual, serta bermacam-macam fisik yang tidak kita ketahui. Tidak melulu dengan pedagang besar pada umumnya yang sudah mempunyai tempat luas, bersih, dan pembeli tetap. Namun ada kalanya kita mengalihkan perhatian kepada pedagang yang berjualan di tepi jalan, pinggir toko, ataupun dengan kondisi keadaan terbatas untuk berjualan. mereka lebih memilih berjualan untuk tetap menghidupi kehidupan masing-masing keluarganya.
Seorang ibu yang berjualan bakso goreng (basreng) di Pamulang, Tangerang Selatan. (24/06/22) foto : Milik Pribadi
Dalam keseharian, seorang ibu bernama Susan yang berumur 45 tahun selalu meyiapkan barang dagangan di gerobak yang menjadi sumber rejekinya setiap hari. Ia berjualan di sore hari, di daerah Tangerang Selatan, tepatnya di daerah Pamulang, di mana semua orang beristirahat dari aktivitas setelah seharian bekerja. Ibu ini menggeluti pekerjaannya, dari penghasilan berjualan ia mampu membantu mencukupi kebutuhan kehidupan keluarganya.
ADVERTISEMENT
Ibu Susan mulai berjualan dari tahun 2018, keputusannya untuk berjualan adalah menambah penghasilan terutama untuk kebutuhan anaknya sekolah. Ia pedagang makanan ringan seperti bakso goreng (basreng). Sempat mengalami kesulitan dalam berdagang karena dampak pandemi Covid-19 yang cukup lama, tetapi ia tetap berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari hingga kebutuhan keluarganya terpenuhi.
Biasanya Ibu Susan berjualan mulai sore hari hingga larut malam sesuai ramai tidaknya pembeli. Di kondisi hujan, ia mengalami kesulitan terutama untuk dirinya sendiri dan para pembeli, karena letaknya yang berada di pinggir jalan dan tidak ada tempat untuk berteduh. Setiap penjualan biasanya mendapat keuntungan per hari sekitar Rp300.000 sampai Rp500.000 atau sekitar 200 biji bakso goreng (basreng).
Pada mulanya, dengan modal Rp2.000.000 hingga Rp3.000.000 untuk bahan berjualan, ia hanya menjual satu macam makanan yaitu bakso goreng (basreng). Dengan semangat yang tinggi dan tekad yang kuat Ibu Susan terus berjualan hingga ia bisa memenuhi kebutuhan anak untuk terus berlanjut hingga sekolah tinggi.
ADVERTISEMENT