5 Hal Penting Saat Memilih Pengasuh Anak

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
7 September 2020 7:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
5 Hal Penting Saat Memilih Pengasuh Anak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Salah satu jenis profesi yang belakangan ini semakin banyak ditemui adalah profesi pengasuh anak atau pengasuh bayi. Ini tidaklah mengherankan ketika semakin banyak orang tua yang bekerja di sektor formal dan harus meninggalkan rumah setidaknya 8 jam setiap harinya dan terpaksa meninggalkan pengasuhan anak pada orang lain selama periode tersebut.
ADVERTISEMENT
Semakin maraknya pengasuh bayi dan pengasuh balita ini juga tidak lepas dari fakta bahwa kini ada 5 juta kelahiran bayi di negara ini tiap tahunnya. Itu berarti ada setidaknya 25 juta lebih balita tiap tahun di Indonesia. Sungguh bukan lapangan kerja yang main-main.
Bagi orang tua, meninggalkan anak pada pengasuhan orang lain, seberapapun sebentarnya, bukanlah sebuah pilihan yang mudah. Semua orang tua tentunya menginginkan bisa mengasuh buah hatinya sendiri dan melihatnya tiap saat. Namun terkadang ini bukanlah sebuah pilihan karena tuntutan pekerjaan.
Nah, apa saja yang harus diperhatikan ketika memilih pengasuh anak?
1. Keluarga Besar
Pertimbangkan apakah di rumah ada keluarga lain yang tinggal selain keluarga inti. Dalam beberapa kondisi, orang tua, mertua, atau saudara juga tinggal dalam rumah yang sama atau berada dalam lingkungan yang sama. Kondisi ini bisa menjadi ideal karena berarti anak ada dalam pengawasan keluarga juga. Namun, kondisi ini juga bisa menjadi potensi sumber masalah ketika ada ketidakcocokan antara pengasuh anak dan keluarga besar.
ADVERTISEMENT
Sebelum memasukkan orang baru ke dalam rumah tangga kita, yang perlu dilakukan adalah berdiskusi dan meminta pendapat tentang pola ideal pengasuh anak menurut anggota keluarga yang lain. Serta menetapkan aturan-aturan dasar pengasuhan anak yang bisa disepakati. Misalnya: Apakah pengasuh anak akan diharapkan ikut bersih-bersih juga ketika anaknya tidur? Apakah pengasuh anak boleh memegang telepon genggam ketika anak masih bermain? Apakah pengasuh anak memiliki hak libur di akhir pekan? Dan lain-lain.
2. Kredibilitas agen
Berhati-hatilan memilih pengasuh anak yang terpercaya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memastikan ini adalah mengambil dari agen penyalur yang terpercaya dan sudah memiliki pengalaman baik. Di dunia yang marak teknologi hal ini dapat mudah dicek. Manfaatkan fasilitas Google dan forum media sosial untuk mengecek adakah berita miring tentang agen tersebut. Jangan enggan untuk bertanya demi mendapatkan rekomendasi.
ADVERTISEMENT
Kalau perlu datangi beberapa agen sebelum memutuskan atau temui banyak kandidat pengasuh anak dan lakukan wawancara untuk mengetahui seperti apa mereka. Mintalah fotokopi KTP-nya, kontak majikan sebelumnya, dan bahkan jika memungkinkan bertandanglah ke rumah yang bersangkutan untuk mengenal dan bersilahturahmi dengan keluarganya.
3. Aturan dasar
Sebelum meninggalkan anak pada pengasuhan orang lain, buatlah aturan dasar pengasuhan anak. Aturan ini menyangkut bagaimana pola makan yang kita harapkan untuk diterapkan. Bagaimana cara pengolahan bahan makanan yang kita inginkan. Pola kebersihan seperti apa yang kita inginkan untuk diterapkan. Apa yang harus dilakukan pertama kali ketika terjadi kecelakaan di rumah, misalnya ketika anak jatuh dan terluka, apa yang harus dilakukan. Tinggalkan nomor telepon penting yang harus segera dihubungi dalam keadaan darurat.
ADVERTISEMENT
Selain itu beri tahu apa saja pola pengasuhan anak yang kita inginkan. Contohnya: jangan membohongi anak, seperti “Ayo habiskan makannya, nanti ada hantu lo” Hindari menakut-nakuti anak. Tidak lupa, pola disiplin apa yang diharapkan diteruskan oleh pengasuh selama orang tua tidak ada dan bagaimana mereka kita harapkan untuk menerapkan disiplin tersebut. Bolehkah pengasuh memarahi anak? Seperti apa yang dibolehkan?
4. Menu harian
Bagi orang tua yang meninggalkan rumah dan memasrahkan penyiapan makanan pada pengasuh, pastikan makan anak terkontrol dengan menyiapkan menu harian anak dan cara pengolahan yang diinginkan. Misalnya: jangan gunakan penyedap dan jangan masak sayur kelewat matang. Anak harus makan buah tiap hari dan beri makanan cemilan hanya pada waktunya. Hal-hal seperti ini harus rajin-rajin disiapkan agar anak tetap terjaga nutrisi dan asupannya. Salah satu menjaga kesehatan anak adalah dengan menjaga makanan yang masuk ke dalam tubuh anak sehingga kekebalan tubuhnya terjaga.
ADVERTISEMENT
5. Komunikasi
Kembangkan pola komunikasi yang baik dengan pengasuh anak. Berbagilah informasi secara baik dan seimbangkan antara pola memberi instruksi/perintah dengan pola berdikusi dua arah untuk mendapatkan masukan. Cari tahu pendapatnya tentang sesuatu hal. Kembangkan hubungan saling menghormati dan menghargai. Kalau perlu ingat-ingatlah tanggal ulang tahunnya dan ajak keluarga untuk ikut merayakan atau memberikan kejutan manis. Seperti: “Mbak tidak bekerja pada hari ulang tahun”. Selain itu tentunya tepatilah hal-hal dasar seperti membayar gaji dan bonus tepat pada waktunya dan tidak merugikan yang bersangkutan.
Sekarang, sudah siap memilih pengasuh anak?
Yuk bagi pengalamanmu di sini tentang meninggalkan pengasuhan anak pada orang lain dan apa saja tips-mu?