6 Cara Mudah Tingkatkan Religiositas Kala Pandemi

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
20 Mei 2020 9:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
6 Cara Mudah Tingkatkan Religiositas Kala Pandemi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum pandemi COVID-19, Ramadhan sering disebut bulan penuh berkah karena secara materi memberikan keuntungan. Kini, tidak semua orang dapat melihat berkah dalam Ramadhan jika hanya kacamata finansial yang dilihat. Padahal, dengan kondisi mental yang rentan terguncang, Ramadhan menawarkan berkah berupa kesempatan untuk melatih kesabaran dan daya juang, introspeksi diri, menyadari besarnya arti berbagi, dan belajar ikhlas atas semua yang ada di luar kuasa manusia.
ADVERTISEMENT
Mungkin, tidak semua orang dapat serta merta merasakan manfaat Ramadhan untuk ketenangan batin dalam menghadapi pandemi. Namun, beberapa pengalaman klien Russel Siler Jones, Th.D, seorang konselor psikoterapi dan spiritualitas, dalam situs Psychology Today menunjukkan bahwa mereka yang tidak religius menjadi kembali dekat dengan agama yang mereka pelajari saat kecil karena pandemi ini. Ritual ibadah yang biasa mereka ragukan manfaatnya mendadak menyentuh emosi mereka dengan cara yang tidak disangka-sangka. Ada yang mendadak tergetar hatinya saat mengucapkan doa harian (yang tidak pernah terjadi sebelumnya), ada pula yang mendadak mampu berempati pada beratnya penderitaan orang-orang sholeh yang hidup di zaman nabi.
Ramadhan memberikan kesempatan untuk reconnection, terhubung kembali dengan Yang Di Atas, yang mungkin selama ini prioritasnya terkesampingkan oleh rutinitas harian dan urusan mencari nafkah. Jika di penghujung bulan Ramadhan ini Anda masih belum memaksimalkan kesempatan tersebut karena urusan pekerjaan dan rumah tangga yang tak ada habisnya, mungkin ada hal-hal sederhana yang Ada bisa lakukan tanpa harus bersusah payah keluar rumah (karena memang tidak dianjurkan).
ADVERTISEMENT
Pertama, follow akun Instagram, Twitter, atau Facebook yang memiliki konten dakwah. Kini, bahasa penyampaian konten bermuatan Islami telah banyak yang disesuaikan dengan karakter pembacanya sehingga lebih mudah dipahami. Foto indah pun melengkapi ilmu yang disampaikan, berikut infografis agar post lebih mudah dimengerti serta mudah dibagikan pada orang lain.
Kedua, ikuti grup WhatsApp kajian agama. Cara ini cocok bagi Anda yang belum bisa disiplin memilih konten dakwah daripada konten yang jadi minat Anda. Grup WhatsApp akan memberikan kajian ilmu secara berkala. Anda tinggal registrasi lewat nomer telepon yang terdaftar. Sebagian dari grup mengadakan kuis di akhir minggu untuk memastikan Anda memahami materi.
Ketiga, tonton kajian online para ustaz yang banyak terdapat di YouTube. Tidak ada lagi alasan capek, macet, lembur, untuk datang ke kajian. Ilmu bisa didapat hanya dengan scroll dan klik. Jika tidak ingin terlewat, Anda bisa subscribe channel kajian tersebut. Bagi para ibu, mendengarkan kajian juga bisa dilakukan sambil melakukan tugas domestik seperti menyeterika, memasak, atau membersihkan rumah. Meski mungkin tidak 100% fokus, namun setidaknya ada beberapa hal yang bisa menjadi tambahan ilmu daripada tidak sama sekali.
ADVERTISEMENT
Keempat, ikuti kajian via Zoom jika Anda ingin mengajukan pertanyaan secara langsung. Meskipun belum tentu terpilih sebagai penanya, namun setidaknya Anda telah mencoba. Bertanya langsung juga dapat dilakukan saat kuliah WhatsApp ataupun Instagram Live bersama uztaz/ustazah dengan topik yang telah ditentukan.
Kelima, nyalakan televisi saat ada jadwal kajian atau konten pengetahuan Islami. Walaupun orang saat ini lebih banyak mengakses gadget, namun televisi lebih memiliki sedikit distraksi karena kita tidak bisa serta merta mengecek WhatsApp maupun notifikasi media sosial lain kala mendengar kajian. Televisi berlangganan pun memiliki sejumlah channel Islami dan siaran langsung dari Mekkah.
Keenam, dengarkan radio dakwah. Anda masih memiliki mobilitas tinggi? Mendengarkan radio dakwah bisa menjadi solusi menenangkan diri dengan lantunan ayat suci dan ilmu tanpa henti saat Anda berada di mobil atau kendaraan umum. Yang pasti, hemat kuota.
ADVERTISEMENT
Semua hal di atas adalah ikhtiar untuk mendekatkan diri pada Tuhan agar mendapatkan ketenangan batin di tengah usaha melawan musuh yang tidak terlihat, baik itu hawa nafsu maupun virus. Mereka yang sembuh dari COVID-19 pun mengatakan bahwa optimisme dan doa yang tak putus menjadi amunisi layaknya obat (baca kisahnya di sini). Jadikan Ramadhan ini sebagai kekuatan sekaligus harapan, agar Anda lebih yakin lagi bahwa Tuhan Maha Baik dengan segala ujian ini, dan Anda pun bisa menjadi pribadi yang lebih baik.