9 Penyebab Fetal Distress pada Janin

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
5 April 2021 9:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
9 Penyebab Fetal Distress pada Janin
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Selama kehamilan, tidak hanya kesehatan ibu yang diperhatikan namun juga kondisi janin karena keduanya saling berkaitan satu sama lain. Nah, saat ada kondisi kegawatdaruratan kehamilan atau selama persalinan, terkadang dokter akan menyebut-nyebut istilah fetal distress.
ADVERTISEMENT
Apa itu fetal distress?
Janin dikatakan mengalami distress bila terjadi gangguan pada suplai oksigen. Awalnya janin masih dapat mengatasi gangguan tersebut dengan cara meminimalisir penggunaan oksigen dan memfokuskan aliran darah dan oksigen ke organ vital seperti otak dan jantung.
Saat fase “bertahan” tersebut, akan terjadi perubahan denyut jantung janin. Gerakan janin pun akan melemah atau berkurang. Bila kondisi ini terus berlangsung, lama kelamaan fungsi organ akan terganggu sehingga pertumbuhan janin terhambat, terjadi kerusakan otak, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Sebenarnya, saat ini istilah fetal distress sudah digantikan dengan istilah lain yaitu non reassuring fetal heart tracing yang memiliki indikator penilaian klinis yang lebih spesifik. Namun, mungkin penyebutan fetal distress sudah awam dan terlanjur melekat.
ADVERTISEMENT
Penyebab janin bisa sampai kekurangan oksigen...
Baik problem pada kesehatan ibu, gangguan pada plasenta dan tali pusat, maupun masalah pada janin dapat menyebabkan terjadinya fetal distress, seperti:
1. Anemia
2. Diabetes
3. Hipertensi dan preeklamsia
4. Penyakit jantung
5. Adanya infeksi selama kehamilan termasuk infeksi pada ketuban (chorioamnionitis)
6. Janin terlilit tali pusat
7. Plasenta terlepas (solusio plasenta)
8. Sedikitnya volume air ketuban (oligohidramnion)
9. Kelahiran prematur atau lewat bulan (post date)
Fetal distress juga dapat terjadi selama masa persalinan bila durasi bersalin terlalu lama atau terjadi komplikasi saat bersalin misalnya terjadi perdarahan atau infeksi saat melahirkan. Akibatnya, bayi dapat mengalami kejang, terlihat lemas, sulit bernafas, dan akhirnya meninggal.
ADVERTISEMENT
Janin dikatakan mengalami fetal distress jika...
Normalnya, denyut jantung janin berkisar 120-160 kali/menit, sementara fetal distress terjadi bila denyut jantung janin kurang dari 100 kali/menit atau di atas 180 kali/menit. Tanda lain fetal distress adalah cairan ketuban keruh, bercampur meconium, atau mekonium kental.
Supaya janin tetap dapat diselamatkan...
Saat janin dicurigai mengalami fetal distress, dokter akan melakukan pemeriksaan kardiotokografi untuk memantau detak jantung janin dan kontraksi rahim. Bila tidak tersedia, dapat digunakan fetal Doppler atau fetoskop (stetoskop khusus janin) yang umumnya lebih terjangkau dan tidak perlu pelatihan khusus. Selain itu, selama kontrol kehamilan dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan USG Doppler untuk memantau kondisi janin lebih detail.
ADVERTISEMENT
Sewaktu terjadi gawat janin (fetal distress), dokter akan menyarankan ibu untuk mengubah posisi (bisa miring ke kanan atau ke kiri, menungging seperti sujud, atau berbaring dengan posisi kepala lebih rendah), memastikan asupan cairan cukup, memberikan oksigen tambahan, memberikan obat untuk menghentikan kontraksi rahim, atau menghentikan proses induksi (bila ada). Tindakan penanganan lainnya adalah pemberian suntik ketuban untuk menambah volume cairan (amnioinfusion).
Apabila memungkinkan, dapat dilakukan persalinan pervaginam (persalinan normal) dengan bantuan forsep atau vakum. Tapi jika kondisinya sangat gawat harus segera dilakukan operasi Caesar. Opsi pembiusan, apakah menggunakan bius spinal, epidural, atau bius umum akan dipertimbangkan oleh dokter kandungan dan dokter bius (anestesi) setelah menilai kondisi ibu dan janin.
Takut mengalami fetal distress? Wajar. Namun, jangan khawatir berlebihan, ya. Umumnya dengan pola hidup sehat dan kontrol kehamilan rutin, kehamilan dan persalinan akan berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
Referensi :
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan Edisi Pertama 2013