Agar Mental Tahan Banting, Lakukan 5 Hal Ini

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
15 April 2022 10:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Agar Mental Tahan Banting, Lakukan 5 Hal Ini
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
“Anak muda sekarang tuh, kurang tahan banting! Dikit-dikit ngeluh, baru juga mulai kerja, eh…belum apa-apa udah enggak betah. Beda banget ya, sama zaman kita dulu.. Kerja keras itu biasa, kalo enggak mana bisa sukses kaya sekarang. Pantes aja anak muda sekarang disebut strawberry generation, mentalnya lembek..!”
ADVERTISEMENT
Apa itu strawberry generation?
Tahu dong, buah stroberi yang bentuknya cantik itu? Sayangnya, buah ini punya kulit tipis hingga mudah busuk, mudah berkerut, bahkan goresan sedikit saja bisa membuatnya lembek.
Nah, kira-kira begitulah gambaran dewasa muda saat ini, potret dari generasi yang lahir dari orang tua yang lebih mapan dari generasi sebelumnya, sehingga melahirkan sifat anak yang manja, arogan, kurang tahan banting, ingin semua serba instan, serta sulit menerima kritikan.
Terlepas dari kekurangannya, generasi ini memiliki kemampuan teknologi yang canggih, inovatif dan kreatif, dan bisa cepat belajar alias fast learner.
Memangnya, semua anak muda zaman now mentalnya enggak tahan banting?
Perlu dipahami, kuat mental adalah proses, tidak ditentukan oleh pada tahun berapa kita lahir (seperti yang menjadi patokan pembagian generasi). Jadi, pada dasarnya semua orang butuh berusaha agar punya mental yang tahan banting.
ADVERTISEMENT
Di kehidupan sehari-hari, mental dan emosi kita banyak diuji dari orang-orang yang bersosialisasi dengan kita. Bagaimana reaksi kita di tiap situasi, itulah yang menjadikan kita kuat (atau malah lemah).
Supaya bisa tetap konsisten untuk meningkatkan kualitas mental kita, saat datang rintangan lihat sebagai tantangan bukan halangan. Jadi, tak ada celah untuk aura negatif yang akan mengganggu potensi belajar kita.
Mulai dari mana untuk bisa menguatkan mental kita? Dari hal kecil seperti..
1. Punya tujuan saat melakukan sesuatu
“Semua bisa belajar untuk lebih optimis, caranya adalah dengan mencari tujuan dalam bekerja dan kehidupan,” ujar Leah Weiss, Ph.D, profesor bidang mindfulness di Stanford.
“Ketika kita bekerja dengan tujuan, atau hidup dengan tujuan, kita akan bisa melihat lebih bijak dan yakin untuk mencapai tujuan tersebut. Kita pun bisa lebih menghargai proses, ketika kondisi ‘gelas kita belum penuh’,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
2. Menerima kritik tanpa menghakimi diri
Kritikan adalah bahan pembelajaran, apalagi jika kita berinteraksi dengan orang lain baik dalam dunia pertemanan maupun pekerjaan. Ada hal yang tak sadar kita lakukan, dan menjadi penilaian orang lain. Tak apa untuk mendengar kritikan, jadikan sebagai evaluasi diri dan cara untuk berkembang lebih baik. Tapi, jangan biarkan kritikan tersebut menjadi ajang penghakiman diri, ya!
3. Bekerja keras boleh, tapi tetap dengarkan kebutuhan tubuh untuk tidur
Apa hubungannya kerja keras dengan tidur? Dikutip dari Huffington Post, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan tidur bisa menyebabkan kita impulsif dan melakukan perbuatan yang berisiko. Mereka yang tidur kurang dari 8 jam sehari juga memiliki mental yang lebih lemah dari mereka yang melakukannya. Kita butuh tubuh yang kuat untuk bisa berfungsi baik.
ADVERTISEMENT
4. Kita perlu jatuh, untuk bisa bangkit
Ingat kan, pepatah yang bilang kalau kita enggak pernah gagal kita enggak bisa sukses? Ternyata ini bukan sekadar penyemangat belaka. Bagaimana mungkin kita bisa menjaga kesuksesan kalau kita enggak mampu jatuh? Akan ada pasang surut kehidupan, juga di pekerjaan. Ketika kita jatuh bukan berarti kita gagal dan berhenti di situ saja. Ini adalah momen untuk bangkit dan mencari cara agar tak kembali jatuh dan mencapai puncak sukses. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda adalah benar adanya, kita bisa percaya!
5. Tinggalkan lingkungan tak suportif
Terakhir, kita perlu keluar dari lingkungan yang toxic. Ya, karena lingkungan (atau orang) yang toxic bisa menjatuhkan kita atau malah membuat kita menjadi orang yang serupa mereka. Kita dengan mental yang kuat, bisa memutus rantai dengan orang dan lingkungan yang toxic untuk menjadi pribadi yang lebih positif! Yuk, bisa yuk!
ADVERTISEMENT
Photo created by freepik - www.freepik.com