Anak Tak Butuh Suplemen Vitamin dalam 4 Kondisi Ini

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
18 September 2021 9:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak Tak Butuh Suplemen Vitamin dalam 4 Kondisi Ini
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pernahkah kita merasa bingung saat memilih suplemen vitamin untuk anak? Saking banyaknya pilihan, kita sampai tidak tahu sebenarnya vitamin apa saja yang dibutuhkan anak, juga berapa banyak kebutuhannya. Akhirnya, pilihan jatuh pada multivitamin lengkap. Tepatkah keputusan ini?
ADVERTISEMENT
Sebelum menjawabnya, yuk kita ketahui dulu apa sebenarnya vitamin itu. Vitamin adalah salah satu zat gizi yang tergolong mikronutrien. Ada sejumlah vitamin yang penting dalam membantu metabolime tubuh antara lain:
• Vitamin A
• Vitamin B (B1, B2, B3, B5, B6, B8 (biotin), B9 (asam folat/folat), dan B12)
• Vitamin C
• Vitamin D
• Vitamin E
• Vitamin K
Ada vitamin yang dapat dibentuk dalam tubuh seperti vitamin B dan K, namun ada yang harus diperoleh dari luar misalnya dari makanan atau dari bantuan sinar matahari untuk mengaktivasi vitamin tersebut.
Sayangnya, makanan yang dikonsumsi terkadang masih belum mampu mencukupi kebutuhan tubuh atas vitamin. Dari sini lah kemudian suplemen dibuat dan dipasarkan –yang seperti namanya- bertujuan sebagai pelengkap gizi.
ADVERTISEMENT
Nah, vitamin merupakan bagian dari suplemen. Jadi, suplemen ada yang mengandung vitamin saja, tapi juga yang mengandung kombinasi zat gizi lain seperti mineral, asam amino, atau asam lemak.
Zaman sekarang memang menjamur sekali macam-macam suplemen untuk anak, mulai dari yang bentuknya tablet larut air, sirup, atau yang bentuknya seperti permen jelly yang dikunyah. Segala rupa bentuk suplemen ini sengaja dibuat untuk menarik minat anak. Tapi…anak butuh atau tidak?
Kapan anak tidak butuh vitamin?
1. Saat nutrisi dari makananan cukup. Vitamin tidak hanya diperoleh dari sayur atau buah lho, tapi juga terkandung dalam makanan pokok seperti gandum atau lauk pauk. Saat anak menjadi picky eater, anak boleh diberikan vitamin. Tapi, tetap perhatian utama adalah mengevaluasi pola makan.
ADVERTISEMENT
2. Jika bermain aktif di luar ruangan. Anak yang cukup mendapat paparan cahaya matahari kemungkinan besar cukup banyak cadangan vitamin D-nya. Vitamin D akan diresepkan oleh dokter jika terbukti anak mengalami defisiensi vitamin D saat pemeriksaan laboratorium darah.
3. Tidak sedang sakit. Umumnya anak sehat tidak membutuhkan suplemen tambahan. Suplemen tambahan dapat diberikan saat anak sakit untuk membantu pemulihan tubuh.
4. Pandemi sudah selesai. Konsumsi vitamin dianjurkan selama pandemic Covid-19 masih berlangsung.
Dosis vitamin anak
Rata-rata vitamin atau suplemen ini dijual bebas di pasaran dan dosisnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak. Tapi sejumlah vitamin/suplemen terutama yang impor, dosisnya bisa lebih tinggi dari angka kebutuhan gizi anak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Nah, agar lebih tepat sasaran dan tidak kelebihan dosis, sebaiknya konsultasi ke dokter sebelum membeli produk terutama jika anak Anda memiliki penyakit bawaan. Resep vitamin juga akan diberikan bila anak Anda terkonfirmasi positif Covid-19.
Oleh: dr. Pika Novriani Lubis
Photo created by wirestock - www.freepik.com
Referensi:
1. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 17 Tahun 2019 tentang Persyaratan Mutu Suplemen Kesehatan
2. Panduan Klinis Tata Laksana Covid-19 pada Anak IDAI Edisi 3 14 Juli 2020