news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Begini Cara Menjawab Pertanyaan 'Sulit' dari Anak

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
16 Desember 2019 8:52 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Begini Cara Menjawab Pertanyaan 'Sulit' dari Anak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
“Bu, katanya Tuhan itu satu tapi katanya juga Tuhan ada di mana-mana, yang benar yang mana sih, Bu?”
ADVERTISEMENT
“Yah, bagaimana, sih, bisa ada matahari? Ada enggak yang lebih panas dari matahari?”
“Ibu, kenapa kalo mendung awannya hitam?”
Deretan pertanyaan kritis akan keluar dari anak yang cerdas. Sebagai orang tua, kita harus selalu siap dengan jawaban. Biasanya pertanyaan anak terkait dengan pengalaman keseharian yang berhubungan dengan lingkungannya. Urusan sekolah, lingkungan sekitar rumah, komunitas, atau berita yang ia dengar. Bisa juga berupa cerita dan pengalaman teman, berhubungan dengan bacaan, film, lagu, band yang sedang hits, atau artis yang sedang digemari.
Tak tahu jawabannya? Tak perlu risau. Kita memang ladang informasi anak, namun mencari jawaban bersama adalah salah satu cara terbaik baik dalam mendapatkan informasi maupun mempererat komunikasi, lho. Cari tahu lagi, yuk, serba serbi merespon jawaban anak!
ADVERTISEMENT
Saat anak bertanya, langkah awal yang Anda harus perhatikan adalah sikap dalam merespons. Antusias, itu yang pertama. Pastikan Anda semangat dalam menanggapi apa pun kalimat yang terlontar dari mulut anak. Ketika Anda paham jawabannya, terangkan dengan kalimat yang deskriptif sesuai dengan usianya. Jika Anda tak tahu jawabnya, tak apa bersikap terbuka dan jujur. “Wah, Ibu juga bingung, nih, kok awan mendung warnanya hitam. Cari tahu sama-sama, yuk!” Ajak anak untuk terlibat dalam pencarian informasi. Dengan anak ikut terlibat, mencari informasi akan menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Lalu, bagaimana jika Anda mendapat pertanyaan yang sulit dari anak? Misalnya, “Bu, masa si A tadi di sekolah bilang brengsek, deh, terus dimarahin sama Miss. Emang apa, sih, bu arti brengsek?”
ADVERTISEMENT
Sebelum Anda mengeluarkan komentar negatif dengan nada keras (dengan maksud agar anak tahu betapa buruknya kata tersebut), sebaiknya Anda ikuti langkah-langkah berikut:
Mengulang pertanyaan, “Hmm oke, kamu ingin tahu arti kata brengsek, ya?” Alih-alih bersikap reaktif seperti, “Hush! Enggak boleh ngomong gitu, enggak sopan!”
Hindari memarahi anak dengan kalimat, “Ngomong yang enggak bener kamu!” Ganti dengan “Kamu pernah dengar enggak kata itu sebelumnya?”
Tanyakan pada anak, “Menurut kamu brengsek itu apa? Kenapa, ya, Miss bisa sampai marah begitu?” ‘
ADVERTISEMENT
Meskipun Anda paham arti dari kata yang ditanyakan, namun membuat anak (khususnya yang masih kecil) paham dengan penjelasan Anda adalah masalah berbeda. Karenanya, selaraskan kalimat dan bahasa yang digunakan dengan kata-kata yang dapat dicerna olehnya.
Brengsek itu kata yang tidak baik, mengatai orang sehingga membuat orang sedih. Kita tidak boleh menggunakan kata itu untuk siapa pun. Apalagi pada keluarga atau teman.”
Ketika kita menjawab dengan respons positif dan terarah, maka anak akan paham makna suatu kata sekaligus merasa dirinya dihargai karena orang tua mau menanggapi dengan sabar. Ketika anak puas, rasa ingin bertanya pada orang tua menjadi meningkat. Sehingga, anak pun akan mudah terbuka dengan Anda. Jadi, selalu beri respons positif pada pertanyaan anak dan libatkan mereka dalam prosesnya, ya!
ADVERTISEMENT