Benarkah Kehidupan Pernikahan Jarak Jauh Sebabkan Susah Hamil?

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
12 Maret 2020 9:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Benarkah Kehidupan Pernikahan Jarak Jauh Sebabkan Susah Hamil?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Memiliki keturunan sangatlah diharapkan terlebih lagi bagi kebanyakan pasangan yang baru menikah. Namun, bagi sebagian pasangan hal tersebut tidak dapat diwujudkan, terutama bagi pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh atau dikenal dengan istilah long distance marriage (LDM). Biasanya, pasangan yang baru menikah akan tinggal bersama sehingga mereka bisa mendapatkan keturunan. Namun, beberapa pasangan tidak dapat tinggal bersama dalam waktu lama dikarenakan beberapa faktor seperti pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Seks tidak saat masa subur
Permasalahan bagi pasangan LDM adalah waktu bertemu yang belum tentu terjadi pada saat masa subur. Masa subur atau ovulasi adalah saat dimana wanita memproduksi sel telur. Jika hubungan seks dilakukan tidak pada masa subur, maka tidak ada sel telur yang dapat dibuahi oleh sperma. Meskipun sel sperma dapat bertahan 5 hari di dalam rahim dan dapat membuahi sel telur yang diproduksi beberapa hari setelah hubungan seksual, namun jika kedua pasangan mencoba berhubungan pada saat bukan masa subur, kemungkinan terjadinya kehamilan lebih kecil.
Stres pengaruhi kesuburan
Hidup berjauhan setelah menikah tentu bukan hal mudah. Bukan tidak mungkin, hal ini akan membawa beberapa masalah kesehatan mental seperti sedih berkepanjangan, stres, tertekan, atau isu kepercayaan. Pada sebagian pasangan, momen bertemu terkadang tidak sepenuhnya menyenangkan karena sering terjadi konflik. Belum lagi, tekanan untuk segera hamil membuat hubungan seks jadi penuh beban. Kurang baiknya kondisi psikis pada saat berhubungan ternyata mempengaruhi kesuburan.
ADVERTISEMENT
Alice Domar, PhD, direktur eksekutif Boston IVF, mengatakan dalam situs kesehatan WebMD bahwa wanita yang kadar enzim alpha-amylase dalam air liurnya tinggi ternyata membutuhkan waktu 29% lebih lama untuk bisa hamil dibandingkan mereka yang kadar alpha amylase-nya rendah. Enzim ini mampu menunjukkan ada tidaknya stres dalam tubuh seseorang.
Sementara itu, hormon yang dikeluarkan saat stress bernama kortisol ternyata juga mampu mengganggu koordinasi antara otak dan indung telur (ovarium) sehingga ovulasi bermasalah.
Di luar faktor enzim dan hormon di atas, wanita yang mengalami stres biasanya juga lebih jarang berhubungan seks, rentan mengonsumsi alkohol, kopi, atau merokok, yang mana makin menghambat kesuburan.
Lalu, apa solusinya?
ADVERTISEMENT
Beberapa cara berikut bisa dicoba oleh pasangan LDM untuk memperbesar kemungkinan hamil:
1. Menghitung siklus menstruasi
Mengetahui siklus menstruasi dapat membantu menentukan masa subur dan waktu yang tepat untuk berhubungan. Selain menghitung menggunakan kalender, wanita juga dapat memperhatikan tanda-tanda pada saat terjadi masa subur seperti peningkatan cairan yang keluar dari vagina. Saat masa ovulasi, cairan yang keluar dari vagina akan bening dan licin dan terlihat seperti putih telur, sementara pada saat akhir masa subur akan menjadi tebal dan agak keruh. Selain itu, suhu tubuh juga dapat digunakan untuk mengetahui masa ovulasi. Pada masa subur, suhu tubuh akan meningkat kurang lebih 0,5-1 derajat dari suhu pada saat istirahat. Penting untuk memiliki termometer untuk memantau suhu tubuh bagi wanita.
ADVERTISEMENT
2. Jadwal rutin berhubungan seks
Cobalah untuk menjadwalkan setidaknya dua kali setiap bulan untuk tinggal bersama. Jadwal rutin berhubungan seks dapat meningkatkan keberhasilan pembuahan. Jika kondisi tidak memungkinkan, ambil cuti untuk berlibur bersama ke destinasi yang berbeda dari biasanya. Staycation di hotel pun bisa dicoba jika hal tersebut mampu membangun suasana positif.
3. Stamina prima
Selain itu, diharapkan untuk pasangan tersebut untuk mempersiapkan diri baik secara fisik sebelum mencoba untuk berhubungan. Kondisi kesehatan fisik yang baik membantu mempercepat kehamilan. Memakan makanan yang sehat dapat membuat tubuh wanita lebih siap untuk menerima hasil pembuahan. Selain itu, menjaga badan tetap bugar dengan berolahraga dapat membantu kesiapan tubuh wanita dan mempengaruhi kualitas sperma yang dihasilkan pria.
ADVERTISEMENT
4. Jaga kesehatan mental
Kondisi kesehatan mental juga mempengaruhi terjadinya kehamilan. Walaupun terpisah jarak dan waktu, pasangan diharapkan tetap menjaga keharmonisan dengan rutin berkomunikasi. Dengan komunikasi rutin, masing-masing bisa tetap menunjukkan perhatian dan kasih sayang, dukungan ketika ada masalah, atau sekadar teman untuk berbagi cerita kegiatan sehari-hari. Dengan ini, stres bisa dihindari.
Jika Anda dan pasangan sudah mencoba untuk rutin berhubungan selama minimal satu tahun namun belum ada tanda-tanda kehamilan, memeriksakan diri ke dokter adalah langkah tepat. Selain untuk berkonsultasi, sejumlah tes juga dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat kesuburan Anda dan pasangan.