Dear Ibu Baru, Inilah Pilihan KB Pasca-Melahirkan

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
30 Desember 2019 9:12 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dear Ibu Baru, Inilah Pilihan KB Pasca-Melahirkan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Dalam mempersiapkan persalinan, sebaiknya calon ibu turut merencanakan jenis kontrasepsi apa yang akan digunakan setelah bayi lahir. Alasannya, sejumlah alat kontrasepsi jangka panjang dapat digunakan segera setelah proses persalinan sehingga ibu tidak perlu repot membawa bayi ke dokter atau bidan untuk mendapatkan layanan KB.
ADVERTISEMENT
Layanan KB Pasca-Persalinan (KB-PP) dapat diberikan langsung setelah proses persalinan sampai dengan 42 hari setelahnya. Tujuannya adalah untuk mengatur jarak kelahiran anak, meningkatkan kesejahteraan keluarga, sekaligus meningkatkan angka harapan hidup ibu dan bayi.
Sebelum persalinan, ibu hamil dapat berkonsultasi pada dokter dan bidan mengenai kelebihan dan efek samping setiap jenis KB agar lebih mudah menentukan pilihan. Jenis pilihan metode kontrasepsi jangka panjang terdiri dari kontrasepsi mantap (tubektomi atau vasektomi), AKDR/IUD, dan AKBK/implan. Sedangkan, jenis pilihan metode kontrasepsi jangka pendek terdiri dari suntikan, pil, dan kondom.
Berikut adalah pilihan jenis kontrasepsi yang dapat digunakan pasca-persalinan:
ADVERTISEMENT
Tubektomi merupakan metode kontrasepsi mantap bagi pasangan yang ingin membatasi jumlah anak. Bagi ibu yang bersalin dengan Sectio caesaria, tubektomi dapat dilakukan sesaat setelah bayi dikeluarkan. Bagi ibu yang bersalin secara normal, tubektomi dapat dilakukan dengan teknik laparoskopi (bedah di rongga perut dengan sayatan minimal).
Tubektomi dapat dilakukan maksimal 1 minggu pasca-persalinan. Lewat dari waktu tersebut, tubektomi paling cepat dilakukan 4 minggu setelah persalinan. Tubektomi tidak akan mengganggu produksi ASI, sehingga dapat digunakan bagi ibu menyusui.
MOP merupakan metode kontrasepsi mantap yang ditujukan untuk pria bagi pasangan yang ingin membatasi jumlah anak. MOP dapat dilakukan kapan saja dan menjadi lebih efektif setelah 3 bulan pasca-prosedur.
ADVERTISEMENT
IUD merupakan metode pilihan kontrasepsi jangka panjang yang efektif hingga 5-12 tahun (tergantung jenisnya). IUD dapat dipasang 10 menit setelah plasenta terlepas dari rahim atau maksimal 48 jam pasca-persalinan. Lewat dari waktu tersebut, tubektomi paling cepat dilakukan 4 minggu setelah persalinan.
IUD tidak mengganggu produksi ASI, sehingga dapat digunakan bagi ibu menyusui. Efek samping yang dapat terjadi adalah perubahan pola atau jumlah haid, nyeri perut, dan peningkatan cairan (sekret) vagina.
Implan merupakan pilihan metode kontrasepsi hormonal yang efektif selama 3-5 tahun, tergantung jenis implan yang dipasang. Pemasangan implan disarankan 6 minggu pasca-persalinan. Metode ini tidak menggangu produksi ASI, sehingga dapat digunakan bagi ibu menyusui. Efek samping yang dapat muncul adalah perubahan pola atau jumlah haid, peningkatan berat badan, nyeri kepala, mual, dan perubahan mood.
ADVERTISEMENT
KB suntik merupakan metode kontrasepsi hormonal jangka pendek. KB suntik progestin 3 bulanan baru dapat diberikan di atas 6 minggu setelah persalinan dan aman digunakan bagi ibu menyusui. Sedangkan, KB suntik kombinasi 1 bulanan tidak dapat diberikan bagi ibu menyusui karena akan mengganggu produksi ASI. Efek samping yang dapat muncul adalah peningkatan berat badan, perubahan pola atau jumlah haid, nyeri kepala, dan perubahan mood.
Pil KB merupakan metode kontrasepsi hormonal jangka pendek. Pil KB progestin (mini pil) dapat segera digunakan pada ibu pasca-bersalin dan aman digunakan bagi ibu menyusui. Sedangkan, pil KB kombinasi tidak dapat diberikan pada ibu menyusui, karena akan mengganggu produksi ASI. Efek samping yang dapat muncul adalah peningkatan berat badan, gangguan pola atau jumlah haid, dan nyeri perut.
ADVERTISEMENT
Kondom merupakan metode kontrasepsi barrier (penghalang) jangka pendek yang digunakan pada pria. Kondom apabila digunakan secara baik dan benar akan sangat efektif sebagai alat kontrasepsi.
MAL adalah metode kontrasepsi alamiah yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif (minimal 8 kali sehari dengan jarak menyusui tidak lebih dari 4-6 jam), tanpa pemberian tambahan makanan ataupun minuman apa pun. Tiga persyaratan yang wajib dipenuhi agar MAL efektif sekurang-kurangnya selama 6 bulan, yaitu usia bayi kurang dari 6 bulan, memberikan ASI eksklusif, dan ibu belum kembali menstruasi. Jika bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan, ibu dapat mempertimbangkan penggunaan metode kontrasepsi tambahan. Metode ini perlu dipertimbangkan pada ibu dengan HIV.
ADVERTISEMENT