Diabetes Saat Hamil, Bisa Kembali Normal atau Tidak?

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
23 November 2020 9:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Diabetes Saat Hamil, Bisa Kembali Normal atau Tidak?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Tahukah Anda bahwa diabetes mungkin saja terjadi hanya saat hamil (diabetes gestasional)? Diabetes jenis ini merupakan tipe diabetes mellitus. Disebut sebagai diabetes gestasional bila diabetes yang terjadi hanya saat hamil, tidak terdapat riwayat diabetes sebelumnya, dan kadar gula darah akan kembali normal setelah persalinan.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti diabetes pada umumnya, diabetes pada kehamilan sering tidak menampakkan gejala. Umumnya diabetes gestasional terjadi pada usia kehamilan 24-28 minggu.
Faktor risiko diabetes gestasional
Beberapa faktor risiko terjadinya diabetes saat hamil, meliputi:
1.Berat badan berlebih dengan BMI lebih dari 25 kg/m2 atau kenaikan berat badan terlalu drastis saat hamil
2.Ukuran janin yang dilahirkan pada kehamilan sebelumnya juga besar (> 4 kg)
3.Riwayat diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
4.Adanya riwayat diabetes dalam keluarga
5.Adanya riwayat penyakit hipertensi, penyakit jantung, hiperkolesterolemia, atau PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
6.Riwayat stillbirth (kematian janin dalam kandungan)
7.Riwayat melahirkan bayi dengan kelainan bawaan
8.Adanya glukosuria (ditemukan glukosa dalam urin)
ADVERTISEMENT
Diagnosa diabetes mellitus
Berbeda dengan diabetes mellitus pada umumnya, ibu hamil dikatakan mengalami diabetes saat hamil bila kadar gula darahnya 92-125 mg/dl atau gula darah setelah 1 jam tes toleransi glukosa oral paling rendah 180 mg/dl, atau setelah 2 jam di antara 153 – 199 mg/dl.
Cara tes toleransi glukosa adalah ibu makan seperti biasa dengan porsi seimbang dan cukup selama 3 hari berturut-turut, lalu puasa minimal 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan. Pagi hari berikutnya, dilakukan pemeriksaan kemudian diberikan glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam air dan diminum paling lama 5 menit. Lalu, ibu kembali puasa dan dicek kembali setelah 1 dan 2 jam kemudian.
ADVERTISEMENT
Komplikasi diabetes pada ibu dan janin
Walaupun tidak seberat diabetes “biasa”, diabetes saat hamil tetap harus diwaspadai karena dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan dan saat proses melahirkan.
Komplikasi diabetes gestasional pada ibu, antara lain:
1.Preeklampsia (tekanaan darah tinggi disertai ditemukannya protein dalam urin)
2.Infeksi saluran kemih
3.Risiko terjadinya cedera jalan lahir
4.Risiko menjalani persalinan SC (caesar)
Komplikasi diabetes gestasional pada bayi, antara lain:
1.Makrosomia (ukuran bayi yang dilahirkan besar). Normalnya, ukuran bayi saat lahir berkisar 2.500-4000 gram. Namun, pada diabetes gestasional, ukuran bayi menjadi lebih dari 4000 gram.
2.Pertumbuhan janin terhambat atau berat badan bayi rendah
3.Bayi hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
4.Bayi mengalami hiperbilirubinemia (kadar bilirubin dalam darah meningkat)
ADVERTISEMENT
5.Terjadinya cacat janin
6.Berisiko overweight atau obesitas pada masa remaja dan anak. Ternyata selain bayi besar, bayi kecil yang beratnya tidak sampai 2500 gram juga berisiko terkena diabetes pada saat dewasa
7.Distosia bahu. Ukuran janin yang besar dapat menyebabkan hambatan saat persalinan terutama karena bahu sulit dilahirkan, yang disebut distosia bahu.
8.Persalinan prematur
Penanganan diabetes gestasional
Pelaksaaan pada diabetes gestational bisa dengan pemberian insulin atau obat antidiabetik oral. Kemudian, setelah persalinan dan 6 minggu berikutnya disarankan untuk mengecek kadar gula darah kembali. Bila kadar gula darah tetap tinggi berarti ibu mengalami diabetes mellitus tipe 2. Hal ini bisa saja terjadi karena menurut data statistik, sebagian wanita yang mengalami diabetes gestasional akan berlanjut menjadi diabetes mellitus, terutama pada 5-10 tahun pertama setelah terdiagnosa.
ADVERTISEMENT
Pencegahan agar tidak berlanjut menjadi diabetes mellitus
Untuk mencegah terjadinya diabetes selama hamil beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
1. Cek gula darah
Lakukan skrining rutin pemeriksaan kadar gula darah minimal sekali pada trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga kehamilan. Lalu, supaya tidak berulang. ibu yang memiliki riwayat diabetes gestational harus mengecek gula darah berkala, paling tidak tiap 3 tahun.
2. Timbang berat badan secara rutin
Sebaiknya peningkatan berat badan setiap bulannya maksimal 2 kg atau disesuaikan dengan berat janin.
3. Penyesuaian kenaikan berat badan selama kehamilan
Idealnya, kenaikan berat badan selama kehamilan disesuaikan dengan IMT sebelum hamil. Berdasarkan rekomendasi IOM (Institute of Medicine) tahun 2009, ibu dengan janin kembar diharapkan total berat badan selama kehamilan dengan status IMT (Indeks Massa Tubuh) normal adalah 16,8-24,5 kg. Pada ibu yang berat badannya berlebih, kenaikan berat badan sebaiknya berada di antara 14,1-22,7 kg dan 11,3-19,1 kg pada ibu yang obesitas. Sementara pada kehamilan tunggal, kenaikan berat badan sebaiknya hanya 6,8-11,3 kg jika termasuk berat badan berlebih dan 5-9,1 kg pada ibu dengan semua tingkat obesitas.
ADVERTISEMENT
4. Penyesuaian penurunan berat badan setelah melahirkan
Harapannya, setelah 6-12 bulan pasca bersalin, berat badan dan gula darah akan kembali normal seperti sebelum hamil. Jika berat badan belum kembali seperti sebelumnya, pastikan turunkan berat badan secara per lahan 5-7%.
Referensi :
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI 2014 dan WHO