Haruskah Hernia pada Anak Dioperasi?

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
10 Mei 2021 9:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Haruskah Hernia pada Anak Dioperasi?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Hernia adalah penonjolan organ yang terjadi karena melemahnya otot atau jaringan ikat yang menopang organ. Hernia tidak hanya menyerang orang dewasa lho, tapi juga dapat terjadi pada bayi dan anak-anak. Bayi prematur, berat badan lahir rendah, mengalami kelainan kongenital, atau riwayat hernia dalam keluarga cenderung meningkatkan risiko hernia. Apa saja sih jenis hernia pada anak? Haruskah dihilangkan lewat operasi?
ADVERTISEMENT
1.Hernia umbilikal
Hernia umbilikal dikenal dengan istilah awam ‘pusar bodong’. Hernia ini disebabkan karena kegagalan otot perut menutup lubang bekas tali pusar yang seharusnya akan menutup saat lahir. Akibatnya, bagian isi perut antara lain usus atau lemak perut dapat masuk ke kantong hernia dan pusar akan terlihat menonjol. Biasanya hernia umbilikal akan mengecil perlahan dan menutup spontan pada usia 3-4 tahun. Walaupun demikian, ada juga laporan kasus hernia umbilikal yang baru menutup saat usia remaja.
2.Hernia inguinal
Hernia inguinal lebih sering dialami pada anak laki-laki dibanding perempuan. Pada anak laki-laki, hernia ini ditandai dengan skrotum atau bagian selangkangan yang membesar. Sedangkan pada anak perempuan, labia atau bibir vagina akan terlihat membengkak bila mengalami hernia inguinal. Isi kantong hernia biasanya usus, tapi pada perempuan dapat ditemukan ovarium atau tuba fallopi. Hernia inguinal lebih sering terjadi pada satu sisi, yakni bagian kanan tubuh karena bagian kiri lebih dulu menutup dibanding sebelah kanan. Meski begitu, hernia inguinal mungkin juga terjadi di kedua bagian tubuh (bilateral). Hernia inguinal juga dapat bersifat reponibel artinya keluar masuk spontan atau jika didorong manual dengan jari.
ADVERTISEMENT
3.Hernia epigastrik
Hernia epigastrik adalah penonjolan bagian atas perut (ulu hati sampai bagian pusar) karena penonjolan jaringan lemak melalui dinding otot perut. Hernia jenis ini dapat memunculkan beberapa benjolan di perut (multipel), yang terkadang menimbulkan nyeri atau iritasi kulit bila benjolan bergesekan dengan pakaian.
Tanda bahaya hernia
Umumnya hernia tidak menimbulkan nyeri dan akan terlihat membesar saat anak mengejan, menangis, batuk, atau bersin, Hernia dapat membahayakan bila terjadi inkarserata atau strangulasi. Bila bagian dalam perut atau omentum terjepit di kantung hernia disebut inkarserata. Pada hernia inkarserata, anak yang sudah cukup besar akan mengatakan bagian yang menonjol terasa sakit tapi pada bayi atau anak yang belum dapat berbicara akan terlihat lebih rewel dari biasanya.
ADVERTISEMENT
Benjolan dapat berubah warna yang disebut strangulasi, jika isi hernia terjepit dan aliran darahnya terganggu. Saat anak mengalami hernia stragulasi, pasien akan mengalami muntah, kembung, atau sembelit.
Apakah semua hernia akan dioperasi?
Pada hernia umbilikal biasanya dilakukan observasi dahulu sembari menunggu pengecilan hernia, kecuali ada tanda bahaya. Selain karena tanda bahaya hernia, pembedahan dapat dilakukan apabila:
1. Hernia tidak menutup spontan pada usia 5 atau 6 tahun
2. Bentuk atau ukuran hernia menetap
3. Ukuran hernia lebih dari 1,5 cm
Pada hernia inguinal, pembedahan dapat ditunda jika hernia bisa keluar masuk spontan/didorong jari. Namun, bila benjolan tidak dapat didorong masuk atau terdapat gejala dan tanda yang perlu diwaspadai, dokter akan merekomendasikan tindakan pembedahan segera. Sementara pada hernia epigastrik, benjolan tidak akan mengecil kecuali dilakukan pembedahan.
ADVERTISEMENT
Jenis operasi yang dilakukan untuk kasus hernia adalah operasi terbuka (open herniotomy) atau laparoskopi. Risiko pembedahan meliputi kemungkinan cedera pada usus kecil atau omentum (pembungkus usus), terbentuknya jaringan parut, dan risiko kambuh walaupun telah dilakukan operasi. Bingung pilihan penanganan terbaik seperti apa? Konsultasikan lebih detail dengan dokter bedah anak kesayangan Anda.
Referensi:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit 2005