Jajanan Remaja Kekinian: Yang Menggoda, Yang Bahaya

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
31 Januari 2020 8:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jajanan Remaja Kekinian: Yang Menggoda, Yang Bahaya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Anak usia sekolah tidak dapat dilepaskan dari jajanan, alias kudapan yang mereka konsumsi di luar jam makan utama. Begitu pula remaja.
ADVERTISEMENT
Saat anak beranjak remaja, kontrol orang tua atas jajanan anak cenderung melonggar. Selain karena remaja sudah mampu mengambil keputusan sendiri, pemenuhan gizinya pun tidak sekrusial 1000 hari pertama hidup seorang anak. Mengetahui mereka makan 3 kali sehari dengan komposisi karbohidrat, lauk pauk, sayur, dan buah sudah membuat Anda tenang. Jajan tidak masalah, mereka kan sudah besar, sudah bisa membedakan makanan yang sehat dan yang tidak. Benarkah?
Mari kita lihat “jajanan” remaja masa kini. Bukan yang di warung atau gerobak para Abang, namun yang berada di minimarket, mall, kafe, kedai modern, ataupun di layar ponsel mereka alias layanan makanan pesan antar. Setidaknya, Anda akan akan menemui “jajanan” seperti es kopi susu, thai tea, boba drink, serta makanan yang diberi berbagai macam topping, mulai dari kentang goreng hingga martabak. Meskipun tidak semua remaja mengonsumsinya secara rutin, lingkungan pergaulan dan seberapa besar uang saku mereka akan memengaruhi pola konsumsi jajanan modern ini.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, Anda perlu waspada karena “jajanan” yang disebut di atas ternyata tinggi gula dan garam namun rendah nutrisinya. Berikut penjelasannya.
Es Kopi Susu Kekinian
Memang, kopi kekinian sungguh sulit ditolak. Anda pun mungkin menyukai rasanya. Saat Anda remaja, kopi sachet berbagai varian mungkin sudah cukup "kekinian". Namun kini, kopi espresso yang dipadukan dengan susu murni, susu kental manis, gula aren (dari pohon aren), dan brown sugar (dari tanaman tebu) memiliki citarasa kopi yang lebih kuat dan lebih lengkap. Sayangnya, kandungan gula dalam es kopi ini sangat tinggi. Meskipun terlihat lebih aman, gula aren dan gula pasir coklat tetap saja merupakan gula yang jika dikonsumsi berlebihan mampu meningkatkan produksi insulin dalam tubuh dan dapat menyebabkan diabetes.
ADVERTISEMENT
Boba Tea
Siapa yang tak suka boba tea? Bola-bola kenyal dari tepung tapioka yang dipadukan dengan teh, susu, dan brown sugar ini memang sedang menjadi tren tak hanya pada remaja namun segala usia. Sayang, banyak yang tidak tahu bahwa boba tea berbahaya bagi kesehatan. Bukan, bukan karena dapat menyumbat usus seperti yang banyak diberitakan, melainkan karena kandungan gulanya yang sangat tinggi. Dalam segelas boba tea dengan brown sugar, kandungan gulanya setara dengan 18,5 sendok teh gula pasir! Tidak hanya itu, kalori yang terkandung dalam segelas boba tea lebih banyak daripada kalori dalam sepiring nasi. Karenanya, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH ahli pencernaan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta mengatakan karbohidrat dan gula dalam kandungan boba akan berbahaya jika dikonsumsi terus menerus.
ADVERTISEMENT
Martabak Manis Bertopping
Martabak manis ternyata bisa “naik kelas” yaitu dengan cara menambah topping keju, nutella, green tea, atau ovomaltine. Dalam sepotong martabak manis tanpa tambahan topping, gula yang terkandung di dalamnya sebanyak 20-30 gram dengan takaran satu sendok makan setara dengan 15 gram gula. Jika ditambah topping nutella misalnya, kadar gulanya pun juga “naik kelas”. Satu sendok makan nutella mengandung 10 gram gula, 6 gram lemak, dan 100 kalori. Ini baru sepotong saja, lho.
Gorengan dengan tambahan saus dan MSG
Jika gorengan tradisional kerap dianggap tidak sehat karena penggunaan minyak goreng secara berulang, maka “gorengan” kekinian seperti kentang goreng panjang, potongan ayam goreng krispi, sosis dianggap kurang sehat karena tambahan bumbu ber-MSG, saus keju, atau mayones. MSG yang dikonsumsi berlebihan mampu menurunkan fungsi kognitif otak sehingga sulit berkonsentrasi karena reseptor pada otak mendapat stimulasi berlebih akibat kadar glutamat yang tinggi. Saus keju, saus barbeque, saus cabai dengan level, saus tomat, maupun mayones biasanya merupakan produk pabrikan yang mengandung banyak bahan kimia, bahan pengawet, pewarna, gula, dan sodium.
ADVERTISEMENT
Jika jajanan di atas dikonsumsi sesekali tentu tidak akan membahayakan tubuh. Namun, Anda perlu waspada jika anak mulai ‘ketagihan’ dengan jajanan tersebut. Apalagi, jika harganya murah dan ada di sekitar sekolah. Dalam jangka panjang, timbunan gula, sodium, bahan kimiawi tentu berbahaya bagi tubuh, apalagi jika kurang aktivitas fisik. Yang penting, selalu semangati anak untuk banyak bergerak, sediakan makanan sehat di rumah, dan jangan lupa, Anda lah contohnya!