Mah, Kenapa Berhubungan Seks Bisa Bikin Hamil?

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
3 Maret 2020 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjawab pertanyaan kritis semacam ini dari remaja (atau mungkin saat mereka masih anak-anak!) tentu membuat orang tua seperti mendapatkan serangan panik. Terlepas dari bagaimana reaksi Anda pada saat itu, Anda tetap harus bisa menjelaskan hal ini pada remaja sesuai dengan fakta, dengan bahasa yang bisa ia pahami.
ADVERTISEMENT
Jika tidak, remaja akan mencari dari sumber lain. Padahal, keberaniannya bertanya tentang seks pada Anda menandakan bahwa remaja percaya pada Anda. Jadi, jangan sampai Anda sia-siakan.
Berikut ini adalah panduan penjelasan tentang proses kehamilan yang bisa Anda jelaskan pada remaja. Namun, Anda perlu melihat sejauh mana pemahaman Ananda akan definisi hubungan seksual sehingga informasi yang Anda sampaikan tidak malah membuatnya semakin bingung.
Pastikan remaja setidaknya sudah mengetahui tentang apa saja yang menjadi organ reproduksi pria dan wanita dan apa itu hubungan seks.

Bagaimana kehamilan bisa terjadi?

Saat pria dan wanita berhubungan seks, pria akan mengalami ejakulasi. Ejakulasi ini adalah keluarnya air mani dari penis pria, dimana air mani ini mengandung jutaan sel sperma.
ADVERTISEMENT
Sel sperma masuk melalui vagina wanita dan berenang menuju rahim untuk mencari sel telur. Sel sperma bisa bertahan hingga 5 hari di dalam rahim untuk mencari sel telur.
Pada saat ovulasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari ovarium (indung telur), kemudian bergerak menuju tuba falopi yang berbentuk seperti gang kecil antara ovarium dan rahim.
Di sinilah sel telur bertemu dengan sel sperma. Dari jutaan sel sperma tadi, hanya dibutuhkan satu sel saja untuk menempel pada sel telur. Bertemunya sel telur dan sel sperma inilah yang dinamakan pembuahan.

Jadi, hasil pembuahan tadi akhirnya menjadi bayi?

Belum tentu. Setelah sel telur yang dibuahi tadi bertahan di tuba falopi selama 3-4 hari, ia kemudian kembali ke rahim dan menempel di dinding rahim. Proses ini bernama implantasi.
ADVERTISEMENT
Namun, jika ternyata hasil pembuahan ini tidak menempel, makan ia akan luruh bersama darah menstruasi dan tidak terjadi kehamilan.
Jika ternyata menempel, maka kehamilan akan terjadi. Rahim mengirim sinyal ke otak untuk menghasilkan hormon kehamilan sehingga dinding rahim menebal untuk menempelnya bakal janin, ukuran rahim makin membesar untuk janin berkembang nanti, menstruasi berhenti, dan kelenjar payudara mulai bersiap memproduksi ASI.

Kalau perempuannya masih kecil, misal 14 tahun, apakah kehamilan tetap terjadi?

Pada usia berapapun, selama anak perempuan sudah mengalami menstruasi, kehamilan dapat terjadi. Padahal, hubungan seks dan kehamilan di usia dini dapat memicu terjadinya kanker serviks, lho.

Apakah janin sudah pasti lahir?

Kehamilan bisa berlanjut, normalnya selama 9 bulan 10 hari hingga akhirnya bayi lahir. Namun, ada juga kehamilan yang tidak berusia lama sehingga janin mengalami keguguran. Khususnya pada 4 bulan pertama, janin belum melekat sempurna di dinding rahim sehingga gerakan tertentu dapat membuatnya luruh. Serangan virus pun dapat membahayakan janin. Karena itu, wanita hamil harus ekstra hati-hati di 4 bulan pertama kehamilan agar janin tidak bermasalah.
ADVERTISEMENT
Jika remaja terlihat bingung setelah mendengar penjelasan Anda, video dari Planned Parenthood berikut ini mungkin bisa mempermudah Anda (maupun remaja) untuk membayangkan proses pembuahan sel telur oleh sel sperma. Selamat belajar!