Makan Makanan Bergizi Harus Dibiasakan Sebelum Hamil, Ini Alasannya

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
15 Juli 2021 8:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Makan Makanan Bergizi Harus Dibiasakan Sebelum Hamil, Ini Alasannya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gizi baik ternyata tak hanya dipersiapkan saat kita sudah mengandung, namun juga saat persiapan kehamilan atau masa prakonsepsi. Mengapa demikian? Ini 5 alasannya!
ADVERTISEMENT
1. Pengaruhi kesuburan
Kecukupan nutrisi calon ibu berhubungan erat dengan tingkat kesuburan. Menurut laman americanpregnancy.org, makanan seperti buah, sayur, biji-bijian utuh, daging tanpa lemak, dan produk turunan susu bisa memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral, khususnya Zinc, yang dibutuhkan organ reproduksi untuk dapat berfungsi maksimal. Hal yang sama pun berlaku pada pria.
2. Zat gizi bisa dicadangkan dalam tubuh
Zat gizi tertentu seperti kalsium, zat besi, dan vitamin A, D, E, K dapat dicadangkan dalam tubuh calon ibu untuk digunakan nanti saat janin membutuhkan. Apalagi, tak sedikit wanita (khususnya di kehamilan kedua dan seterusnya) yang baru sadar dirinya hamil setelah lewat trimester pertama. Padahal, pada trimester pertama inilah janin membutuhkan banyak nutrisi untuk pembentukan organ tubuh, seperti otak dan jantung. Jadi, konsumsi sejak jauh hari sebagai “tabungan” kehamilan.
ADVERTISEMENT
3. Hindarkan gangguan kehamilan
Asupan bergizi dapat mencegah gangguan kesehatan pada ibu dan janin saat kehamilan, maupun bayi yang baru lahir. Kurang zat besi (anemia), misalnya, bisa menyebabkan pertumbuhan organ janin tak maksimal.
4. Pengaruhi tumbuh kembang anak kelak
Ini juga berhubungan dengan alasan yang keempat, yaitu asupan gizi ibu di masa prakonsepsi ternyata juga memengaruhi tumbuh kembang anak kelak setelah lahir. Ibu yang anemia ternyata membuat anak kelak berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang karena kurang gizi kronis (stunting).
5. Mual muntah hambat penyerapan nutrisi
Sebanyak 70 persen ibu hamil mengalami muntah dan mual pada trimester pertama, kedua, dan bahkan sampai di ujung kehamilan. Apalagi, bagi mereka yang mengalami hipermesis gravidarum (kondisi ibu hamil dimana terjadi mual dan muntah yang muncul selama berlebihan). Asupan gizi sangat diperlukan di masa seperti ini, ketika mual menghilangkan nafsu makan dan muntah mengeluarkan makanan sebelum nutrisi terserap oleh tubuh.
ADVERTISEMENT
Apa saja zat gizi yang perlu dikonsumsi wanita yang merencanakan kehamilan?
Asam folat ada di urutan pertama, mengingat fungsinya untuk mencegah cacat janin. Selain itu, konsumsi pula kalsium, zat besi, yodium, dan asam lemak omega 3. Jika ingin mengetahui manfaat masing-masing, baca di sini.
Menurut Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K), banyak calon pengantin lebih mementingkan ritual pre wedding hingga menghabiskan puluhan juta rupiah, sementara tablet tambah darah lima ribu rupiah lupa dibeli. Padahal, mencegah anemia pada ibu hamil bisa menentukan kesehatan janin, juga potensi kesehatannya saat anak-anak nanti.
Jadi, mengatur gizi sebaiknya jangan menunggu munculnya garis dua di test pack. Bahkan, jika perlu, calon pengantin sudah harus memperbaiki pola makan setidaknya 3 bulan sebelum masa konsepsi (pembuahan).
ADVERTISEMENT