Mengapa Kenangan Mantan Masih Terbayang Menjelang Pernikahan?

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
30 Mei 2022 8:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengapa Kenangan Mantan Masih Terbayang Menjelang Pernikahan?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Saat hati sudah tertambat pada yang lain dan siap menuju jenjang pernikahan, kenangan bersama mantan masih terbayang. Apakah ini pertanda rasa itu belum hilang, ataukah hanya sekadar rasa waswas menjelang pernikahan?
ADVERTISEMENT
“Pahami dulu, apakah rasa itu memang seketika muncul atau selama ini memang belum benar-benar hilang,” ujar dr. Irmia Kusumadewi, SpKJ (K). Terkadang, sebuah hubungan menimbulkan bekas yang membuat kita sulit untuk maju. Apakah karena hubungan itu terkemas dengan baik lalu berakhir dengan ‘terpaksa’, ataukah justru tidak berakhir dengan baik, atau malah keduanya saling memahami bahwa hubungan itu sulit untuk dilanjutkan.
Apapun itu, hubungan percintaan yang punya memori kuat dalam diri bisa jadi memang sulit terlupakan sehingga bisa kapan saja teringat walaupun kita sudah bersama dan yang lain.
Apakah ini berarti saya lebih mencintai mantan?
Oh, belum tentu. Menurut penasihat pernikahan Sheryl Paul, ketika kita memasuki fase transisi menuju pernikahan, wajar jika bayang akan masa lalu muncul ke permukaan lewat pikiran, mimpi, bahkan di tengah-tengah roller coaster emosi kita.
ADVERTISEMENT
Untuk sebagian orang, masa lalu termasuk ‘unfinished business’ alias perjalanan yang (rasanya) belum benar-benar selesai. Bukan hanya mantan, tapi juga kenangan masa lalu tentang orang tua, teman-teman, dan orang terdekat yang pernah singgah di hidup kita. Mereka mengisi pikiran kita dengan kenangan, dan jika kita biarkan kita bisa larut di dalamnya.
Ia (mantan) bisa jadi punya kesan yang cukup dalam di hidup kita sehingga kehadirannya di pikiran kita bisa membuat tanda tanya akan perasaan yang sebenarnya kita rasakan. Padahal, rasa itu bisa saja sebuah pengalihan rasa takut atau keraguan menjelang menikah dan bukan rasa cinta yang sebenarnya.
Bagaimana melepas bayang-bayang mantan?
1. Ketika kita memutuskan untuk menikah dengan pasangan kita, kita harus bisa mengucap selamat tinggal pada kenangan apapun dan siapapun mereka yang pernah singgah di hidup kita. Fokus pada apa yang bisa kita berikan pada pasangan kita saat ini dan apa yang membuat kita berkata ‘ya’ pada pernikahan.
ADVERTISEMENT
2. Sadari bahwa keputusan untuk berpisah dengan mantan adalah keputusan yang terbaik yang pernah kita ambil, dan jadikan kenangan dengannya sebagai bagian dari perjalanan hidup dan bukan sesuatu yang perlu kita ungkit lagi di kemudian hari.
3. Berdamai dengan diri itu penting, termasuk menghapus luka (dengan mantan) yang pernah kita rasakan sehingga kita bisa lebih mudah membuka lembaran baru pernikahan. Tak perlu bertemu lagi dengannya untuk ‘menutup buku’ atau ‘menyelesaikan’ cukup pastikan dengan diri yakinkan apa yang sudah terjadi di masa lalu, hendaknya menjadi kenangan dan proses pembelajaran hidup bukan halangan untuk kita maju menuju masa depan.
4. Stop membandingkan! Ia dan pasangan kita tak akan pernah sama. Kita tak akan bisa menutup kekurangan seseorang dengan orang yang lain. Ingat, kita memilih pasangan untuk menikah bukan tanpa alasan. Fokus dengan apa yang ia miliki, kekurangan yang bisa kita pahami dan kelebihan yang bisa kita banggakan alih-alih membandingkannya dengan orang lain, apalagi sang mantan.
ADVERTISEMENT
Tapi, rasanya perasaan dengan mantan begitu kuat membuat saya ragu untuk melanjutkan pernikahan..
Jika ini yang terjadi, bantuan ahli sangat diperlukan. Konsultasikan perasaan kita, agar kita tak salah melangkah. Pernikahan adalah sebuah komitmen besar dan perlu kita siapkan secara matang. Jadi, jangan ragu untuk memastikan apa yang kita rasakan, ingin dan butuhkan sebelum terlambat.
Photo created by jcomp - www.freepik.com