Mengenal Pilihan KB untuk Pengantin Baru

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
16 Januari 2020 8:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengenal Pilihan KB untuk Pengantin Baru
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Tidak semua pengantin baru berencana untuk segera memiliki anak. Alasannya beragam, antara lain kontrak kerja yang tidak memperbolehkan karyawan untuk memiliki anak terlebih dahulu, pasangan yang tinggal di kota berbeda, hingga belum merasa siap untuk memiliki anak. Agar penundaan kehamilan berjalan efektif, sebaiknya pengantin baru menggunakan metode KB yang sesuai dengan perencanaan keluarga: Menunda untuk sementara atau jangka panjang. Berikut adalah pilihannya.
ADVERTISEMENT
1. KB alami
KB alami atau KB tradisional dilakukan dengan cara menghitung masa subur (sering disebut KB kalender) dan senggama terputus. KB kalender memerlukan kedisiplinan dan ketelitian dalam menghitung siklus menstruasi dan umumnya lebih sulit di gunakan pada wanita yang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Tingkat kegagalannya lebih tinggi jika salah menghitung ataupun terlupa. Kelebihannya adalah tidak membutuhkan waktu jika akhirnya berencana untuk hamil.
2. Kondom
Kondom adalah salah satu KB barrier (penghalang) yang bekerja dengan cara mencegah pertemuan antara sperma dengan sel telur. Selain itu, kondom juga mencegah pertukaran cairan pada alat kelamin sehingga melindungi dari penyakit menular seksual. Karena kondom memiliki efektivitas yang lebih rendah dari metode KB modern lainnya, yaitu 85%, penggunaan kondom saja tidak dianjurkan untuk mencegah kehamilan. Kesalahan saat pemasangan, kedaluwarsa, bocor, gerakan yang berlebihan saat penetrasi sehingga kondom terlepas, merupakan beberapa hal yang mengurangi efektivitas kondom. Kelebihannya bagi pengantin baru adalah tidak perlu menunggu jika ingin segera hamil, cukup dengan cara menghentikan penggunaan kondom.
ADVERTISEMENT
3. KB suntik
KB ini dilakukan dengan cara menyuntikkan hormon progestin (suntik KB 3 bulanan) atau hormon progestin dan estrogen (suntik KB 1 bulanan). Beberapa efek samping yang dapat terjadi adalah menstruasi yang tidak teratur, perdarahan di luar siklus menstruasi, peningkatan berat badan, dan timbulnya jerawat. Namun, tingkat keberhasilannya mencapai 97 persen.
Bagi pengantin baru yang berencana untuk menunda kehamilan kurang dari satu tahun, KB suntik sebaiknya dihindari. Alasannya, kesuburan tidak akan langsung kembali setelah berhenti melakukan suntik KB. Paling lama, kesuburan akan kembali setelah 10 bulan.
4. Pil KB
Pil KB berisi hormon dan placebo (pil tanpa hormon/kosong) yang harus diminum setiap hari pada jam yang sama sehingga kadarnya di dalam tubuh stabil. Apabila pasien sering terlupa, tingkat kegagalannya meningkat. Sehingga, pil KB cocok untuk wanita yang disiplin. Pil KB relatif murah, mudah didapat, dapat dikonsumsi sendiri tanpa harus ke dokter, tidak mengganggu hubungan seksual, dan dapat kembali subur 1-3 bulan setelah penggunaan pil dihentikan.
ADVERTISEMENT
Empat metode KB di atas cocok untuk pengantin baru yang belum ingin memiliki keturunan setidaknya untuk dua tahun ke depan. Untuk penundaan dalam jangka waktu yang lebih lama, IUD dan implan jauh lebih praktis dan efektif. Sekali pasang, implan bisa mencegah kehamilan hingga 3 tahun dan IUD hingga 10 tahun.
Nah, jangan lupa pertimbangkan pula usia subur dalam merencanakan kehamilan ya, agar saat pembuahan sel telur dan sel sperma sedang dalam kondisi terbaiknya.