Orang Tua, Ini 4 Pelajaran Penting dari Film Bebas untuk Remaja

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
6 Oktober 2019 8:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Orang Tua, Ini 4 Pelajaran Penting dari Film Bebas untuk Remaja
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang memiliki anak remaja yang sedang senang-senangnya nge-geng, film Bebas karya Mira Lesmana dan Riri Riza mungkin bisa menjadi referensi dalam menghadapi fase ini. Kisah 6 orang anak SMA yang tergabung dalam Geng Bebas ini sarat pesan bagi orang tua, seolah menjadi pengingat bahwa pertemanan remaja –dulu maupun sekarang- itu penuh konflik. Apalagi, jika remaja tergabung dalam kelompok pertemanan seperti geng.
ADVERTISEMENT
Vina (Maizuri) awalnya hanya seorang murid pindahan dari Sumedang di sebuah SMA di Jakarta. Perkenalannya dengan Kris (Sheryl Sheinafia) dan geng-nya membuat Vina yang lugu mengenal bagaimana peliknya menjadi anggota geng. Memang bukan geng motor atau geng remaja laki-laki yang bisa terlibat tawuran dan rentan dengan rokok atau alkohol, namun Geng Bebas membuat Vina “terpaksa” beradaptasi dengan konflik khas geng remaja perempuan ala sinetron: adu mulut, bullying, dan puncaknya adalah adu fisik.
Mungkin karakter geng seperti ini tidak mewakili kelompok pertemanan remaja sekolah yang ada di Indonesia. Namun, sebagai orang tua tidak ada salahnya Anda mengantisipasi ananda dan geng-nya terlibat dalam hal-hal negatif yang menjurus pada perilaku berisiko. Atau, jangan sampai remaja malah terinspirasi meniru karakter dalam film karena dianggap keren. Karena itu, inilah nasihat yang bisa Anda sampaikan pada remaja yang terinspirasi dari film Bebas:
ADVERTISEMENT

1. No bullying!

Ya, bullying adalah poin terpenting yang harus dihindari remaja ketika nge-geng. Alasannya, remaja cenderung melakukan bullying jika mereka merasa lebih kuat, dan geng seolah memberi suntikan keberanian untuk melakukan hal yang dianggap terlarang. Dalam film Bebas, banyak contoh bullying yang terlihat, seperti perlakuan Geng Bebas pada junior mereka, candaan teman-teman sekelas Vina saat mengetahui Vina adalah "anak daerah", dan kata-kata hinaan yang saling diucapkan saat bertemu geng lawan. Katakan pada remaja Anda bahwa merendahkan orang lain tidak akan membuat ia lebih kuat atau tampak keren karena hanya menunjukkan bahwa kualitsasnya tidak lebih baik daripada orang yang dihinanya.

2. Peer pressure itu ada

Peer pressure atau tekanan teman sebaya menjadi salah satu hal yang membuat Vina akhirnya terlibat dalam pertengkaran dengan geng sekolah sebelah, termasuk meminta ayah ibunya untuk membelikan sepatu baru karena teman-teman satu gengnya menertawakan sepatu lokalnya. Pahamkan pada remaja bahwa mengikuti tren itu boleh selama sesuai dengan kemampuan. Mengikuti kegiatan teman-teman geng pun boleh selama hal tersebut positif, sesuai dengan nilai-nilai dalam keluarga, dan jelas tujuannya. Jika remaja merasa tidak sependapat, motivasi ia untuk berani mengatakan tidak, apapun risikonya.
ADVERTISEMENT

3. Masalah untuk satu, masalah untuk semua

Geng memang bisa menjadi kekuatan dalam pertemanan. Namun, ketika salah satu menghadapi masalah, semua anggota geng bisa terseret. Permusuhan Geng Bebas dengan Geng Babygirls pun berawal dari masalah pribadi Kris sebagai ketua, namun seluruh Geng Bebas harus ikut memusuhi seluruh anggota geng lawan. Mungkin Anda bisa menertawakan masa-masa itu kini. Sayangnya, solidaritas pertemanan sangat penting bagi remaja hingga hal tersebut dianggap wajar. Tugas Anda, ingatkan remaja tentang kapan harus membantu teman, kapan saatnya mengingatkan, dan kapan harus menolak.

4. Kekerasan tidak menyelesaikan masalah

Tawuran remaja yang biasanya terjadi antarsekolah, diwariskan dari senior ke junior, terbukti hanya akan melanggengkan kekerasan. Dalam film Bebas, penyelesaikan konflik memang banyak melibatkan kekerasan, baik verbal maupun fisik. Karena itu, pahamkan pada anak bahwa kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Namun, jika terjadi hal yang membahayakan seperti pelecehan seksual, membela diri adalah suatu keharusan.
ADVERTISEMENT
Meskipun ada 4 hal yang harus diwaspadai remaja saat memiliki geng, film Bebas menunjukkan sisi positif dari geng: solidaritas dan persahabatan yang tak lekang waktu. Vina, Kris, dan 4 anggota Geng Bebas lain masih memiliki ikatan persahabatan yang kuat meskipun sudah puluhan tahun tak bertemu. Begitu juga saat salah seorang di antara mereka diganggu, semua ikut melindungi.
Yang terpenting, sarankan anak untuk menyalurkan kekompakan geng dalam bentuk kreatif daripada anarkis, seperti yang dilakukan Geng Bebas dengan dance-nya atau video tentang impian masa depan. Nge-geng, enggak harus berantem kan?