Self-care, Cara Rawat Diri Cegah Depresi

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
3 Juni 2020 7:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Self-care, Cara Rawat Diri Cegah Depresi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Berpindahnya sekolah dan kantor ke rumah selama pandemi ini sedikit banyak menimbulkan tekanan bagi orang tua maupun anak. Perubahan bertubi-tubi ini tak jarang membuat orang tua –khususnya ibu- serasa kehabisan waktu untuk diri sendiri, bahkan untuk urusan yang sangat sederhana sekalipun.
ADVERTISEMENT
Homeschooling dengan anak pun bukan tak mungkin berubah menjadi “home yelling” karena orang tua yang mendadak hilang kesabaran hanya karena hal sepele. Jika ini yang terjadi pada Anda, bisa jadi Anda kurang melakukan self-care.
Apa itu self-care?
Aktivitas perawatan diri sendiri untuk kesehatan fisik dan mental dapat disebut sebagai self-care. Menurut Karina Negara, B.A., M.Psi, psikolog dari KALM Online Counseling, ada empat self-care yang sifatnya mendasar, yaitu:
1. Tidur cukup
2. Makan sehat dan teratur
3. Olahraga cukup dan teratur
4. Menjaga kebersihan diri (minimal mandi dan sikat gigi)
“Itu nggak bisa ditawar-tawar, misal olahraga dan mandi nggak usah. Usia berapa pun Anda, di belahan dunia mana pun, basic self-care harus jalan baru sisanya sesuai selera,” jelas Karina dalam acara “Dampak KBM di Rumah terhadap Psikologis Anak & Orang Tua” yang diadakan oleh KASKUS dan SKATA bulan puasa lalu.
ADVERTISEMENT
Setelah self-care dasar tersebut terpenuhi, Anda bisa melakukan self-care dalam bentuk lain sesuai dengan minat masing-masing. Buat Ibu A, menonton drama Korea bisa membuat lelah menguap, namun buat Ibu B berjam-jam di dapur mencoba resep baru bisa jadi memberikan kepuasan batin luar biasa. Apa pun itu, jika Anda merasa lebih bersemangat setelahnya, maka Anda telah memberikan diri Anda hak untuk bahagia.
Namun, jika apa yang biasa Anda lakukan untuk mengembalikan mood ternyata tidak berhasil kali ini, bisa jadi Anda harus melakukan self-care ekstra. Alasannya, kondisi pandemi seperti ini memberikan tekanan ekstra pula pada Anda sehingga jiwa raga membutuhkan perawatan lebih.
Ini juga berlaku bagi anak dan remaja. Jika akhir-akhir ini mereka menjadi lebih sensitif dan lebih menantang untuk diajak bekerja sama, bisa jadi ini merupakan tanda bahwa mereka membutuhkan self-care lebih. Ajak anak bicara dari hati ke hati untuk mengetahui perasaannya selama harus #dirumahaja dan apa yang bisa ia (dan Anda) lakukan untuk membuat dirinya merasa lebih baik. Ingat, self-care tidak hanya untuk ibu, namun juga ayah dan anak.
ADVERTISEMENT
Tidak harus melakukan hal sesuai minat, kegiatan berikut juga merupakan bentuk self-care menurut situs kesehatan Mayo Clinic:
1. Lebih sering menarik napas dan melakukan peregangan tubuh (stretching)
2. Ke luar rumah, meskipun hanya jalan kaki (dengan tetap physical distancing)
3. Membuat jadwal harian
4. Mendengarkan musik atau membaca buku
5. Rutin melakukan interaksi dengan orang-orang terdekat menggunakan teknologi
6. Fokus pada hal yang bisa Anda kontrol
7. Membantu mereka yang membutuhkan, baik tenaga maupun donasi
8. Mencari kekuatan dari agama atau kepercayaan yang dianut
9. Mengapresiasi dan mensyukuri setiap bantuan yang Anda dapatkan
10. Membatasi akses terhadap media (hanya memilih sumber terpercaya)
Mengapa self-care begitu penting?
Merawat diri dapat meningkatkan kesehatan tubuh, sementara melakukan hal-hal yang membuat Anda merasa bahagia dan berharga dapat membuat pola pikir menjadi lebih positif. Hal ini akan berpengaruh terhadap cara Anda menjalani rutinitas harian, termasuk cara merespons jika muncul masalah. Dalam konteks rumah tangga, terpenuhinya kebutuhan untuk self-care membuat hubungan dengan anak dan pasangan menjadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
Inilah mengapa kondisi setelah persalinan membuat sebagian ibu merasa sedih, tidak bersemangat, karena mungkin basic self-care nya belum terpenuhi. Kondisi ini pun bisa dialami ibu manapun saat ini ketika anak 24 jam berada di rumah, ART sudah tidak lagi ada, pekerjaan domestik dikerjakan tanpa bantuan, sementara pekerjaan kantor pun menuntut diselesaikan.
Karena itu, pastikan setiap anggota keluarga sudah menjalankan basic self-care dasar di atas. Selebihnya, hargai perbedaan tiap anggota keluarga untuk melakukan self-care lainnya, apakah itu bermain game atau menyendiri di kamar sambil mendengarkan musik. Setiap orang memiliki dinamika kepribadian yang unik dan suasana hati yang bervariasi, maka cara untuk melakukan self-care pun berbeda sesuai dengan kebutuhan.
ADVERTISEMENT