Sempatkan Medical Check Up agar Sehat Sepanjang Tahun

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
3 Januari 2022 9:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sempatkan Medical Check Up agar Sehat Sepanjang Tahun
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Tak terasa, ya, kita sudah ada di awal tahun lagi. It means we are ready for a new day and a new life. Nah, ngomongin tentang a new life, biasanya kita punya resolusi nih di tahun baru. Resolusi sehat di awal tahun bisa jadi salah satu resolusi yang bisa kita capai, lho. Terus apa dong langkah awal yang bisa kita lakukan? Kita bisa mulai dari melakukan medical check up.
ADVERTISEMENT
Apa itu medical check up?
Medical check up atau yang sering disingkat dengan MCU ini merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh untuk mengetahui kondisi tubuh saat ini dan mendeteksi dini suatu penyakit atau kelainan yang ada pada tubuh kita. Pemeriksaan yang dilakukan saat medical check up biasanya terdiri dari anamnesa (tanya jawab), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Yuk, kita bahas satu-satu.
1. Anamnesa
Anamnesa biasa dilakukan oleh dokter saat pertama kali bertemu dengan pasiennya. Anamnesa ini layaknya kita sedang tanya jawab dengan dokter. Biasanya, dokter akan memberikan pertanyaan seputar kondisi tubuh dan kesehatan tubuh kita. Oiya, dokter juga biasanya menanyakan mengenai riwayat penyakit dahulu, ini artinya riwayat penyakit apa sajakah yang pernah kita derita dan pengobatannya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, kita akan ditanya mengenai riwayat penyakit keluarga. Nah, kalau yang ini maksudnya dokter menanyakan apakah ada anggota keluarga yang terkena penyakit seperti darah tinggi, jantung, diabetes, dan sejenisnya. Hal ini ditanyakan untuk mengetahui faktor risiko penyakit seseorang terhadap faktor keturunan keluarga.
2. Pemeriksaan fisik
Setelah anamnesa, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan menyeluruh dari kepala hingga kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik dimulai dari pemeriksaan tanda-tanda vital, yaitu:
1. Tekanan darah
Tekanan darah normal untuk orang dewasa berkisar antara 120/80 mmgHg. Nah, dari sini kita bisa tahu apakah tekanan darah kita rendah (hipotensi) atau bahkan tinggi (hipertensi).
ADVERTISEMENT
2. Detak Jantung
Detak jantung yang normal ada di kisaran 60-100 kali/menit. Dokter akan mengevaluasi bila detak jantung kita tidak normal. Biasanya, akan dilakukan pemeriksaan tambahan seperti elektrokardiografi (EKG) dan pemeriksaan fisik jantung.
3. Laju pernapasan
Laju pernapasan yang normal berkisar antara 16-10 kali/ menit. Laju pernapasan juga bisa dipengaruhi oleh kondisi fisik tubuh. Nah, kalau di atas 20 kali/menit artinya bisa saja karena sedang tergesa-gesa, bisa juga karena sesak napas akibat masalah pada paru-paru atau jantung.
4. Suhu tubuh
Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5–37.5 Celsius. Pemeriksaan suhu tubuh ini mulai populer dan diterapkan di banyak tempat saat pandemi Covid-19, karena merupakan salah satu protokol kesehatan untuk melakukan skrining. Bila suhu kita dibawah 36,5 artinya kita sedang dalam keadaan kedinginan atau sering disebut dengan hipotermi. Sedangkan, bila suhu tubuh kita diatas 37,5 artinya tubuh kita sedang demam.
ADVERTISEMENT
Nah, setelah pemeriksaan tanda-tanda vital, medical check up akan berlanjut ke pemeriksaan fisik dari kepala hingga kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik ini meliputi pemeriksaan kepala dan leher, pemeriksaan jantung, pemeriksaan paru-paru dan pemeriksaan perut, dan pemeriksaan anggota gerak.
Pada pemeriksaan fisik ini dokter akan mengetahui suatu kelainan bila didapatkan hasil yang tidak normal. Contohnya, bila suara paru-paru tidak normal, maka dokter akan curiga bahwa seseorang tersebut mempunyai penyakit paru-paru dan memerlukan pemeriksaan tambahan lainnya.
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak berhenti di pemeriksaan fisik ya, Medical check up akan berlanjut di pemeriksaan penunjang. Yang perlu kita ketahui, pemeriksaan penunjang ini ada banyak macamnya, seperti pemeriksaan laboratorium (cek darah, urin, kimia darah), CT scan, MRI, elektrokardiografi (EKG), ultrasonografi (USG), dan sinar X. Pemeriksaan penunjang ini biasanya diperiksakan sesuai dengan kondisi tubuh, kebutuhan dan juga paket-paket medical check up yang ada di beberapa rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Kapan harus medical check up?
Wah, jadi tertarik untuk medical check up ya? Tapi, kapan sih saat yang tepat untuk melakukan medical check up?
Menurut ahli dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, medical check up sebaiknya dilakukan setahun sekali . Medical check up bisa dilakukan untuk mereka yang berusia di atas 18 tahun. Medical check up ini bisa dilakukan di banyak fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik, laboratorium, dan rumah sakit.
Mahal enggak sih medical check up?
Biaya yang perlu kita siapkan untuk melakukan medical check up ini berkisar antara 300.000 sampai dengan 22.000.000 rupiah. Wah, kok mahal banget ya?
ADVERTISEMENT
Eits, tunggu dulu. Mahal murahnya medical check up ini tergantung dari apa saja yang diperiksakan. Semisal kita melakukan pemeriksaan CT scan atau MRI, ya wajar aja kalau harganya mahal. Jadi, sesuaikan pemeriksaan yang dilakukan dengan kondisi tubuh dan budget kita, ya.
Yuk, hubungi klinik terdekat untuk medical check up di awal tahun ini! Setelah hasilnya keluar, kita pun lebih mudah membuat rencana kesehatan dan evaluasi gaya hidup. Yang pasti, resolusi kesehatan kita lebih mudah tercapai!