Terlambatkah Vaksin HPV Setelah Menikah?

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
28 Desember 2020 9:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Terlambatkah Vaksin HPV Setelah Menikah?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Oleh karena salah satu cara penularan virus HPV (human papillomavirus) adalah melalui hubungan seksual, maka idealnya vaksin HPV diberikan sebelum seseorang aktif melakukan hubungan seksual. Pemberian vaksin HPV ditujukan untuk pencegahan infeksi akibat virus HPV yang menjadi penyebab kutil dan beberapa kanker, seperti kanker serviks, kanker penis, anus, vagina, vulva, dan orofaring.
ADVERTISEMENT
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terbaru di tahun 2020 ini menyarankan bahwa pemberian vaksin HPV paling baik dilakukan pada usia 9-14 tahun dengan 2 kali suntikan dengan jarak 6-15 bulan. Agar lebih praktis, pemberian vaksin HPV dimasukkan dalam program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada kelas 5 dan 6. Sementara setelah anak berusia 15 tahun atau di atasnya, pemberian vaksin diberikan 3 kali suntikan dengan jadwal 0-1-6 bulan bila menggunakan vaksin bivalen atau 0-2-6 bulan bila menggunakan vaksin kuadrivalen atau nanovalen. Tidak ada maksimal interval, artinya bila vaksin tidak dapat diberikan sesuai jadwal, vaksin tidak perlu diulangi.
Nah, bagaimana jika sudah menikah? Apakah masih perlu diberikan vaksin?
ADVERTISEMENT
Jawabannya boleh. Apabila belum pernah diberikan vaksin HPV sebelum menikah, vaksinasi dapat dilakukan sampai usia 55 tahun pada wanita (berdasarkan rekomendasi Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia). Vaksin yang dapat diberikan adalah jenis HPV bivalen atau kuadrivalen. Sedangkan pada pria, vaksin HPV hanya direkomendasikan sampai pada usia 26 tahun dengan menggunakan vaksin kuadrivalen. Penggunaan vaksin HPV jenis baru, vaksin nanovalen, dapat diberikan pada wanita dan pria sampai pada usia 45 tahun. Sayangnya, vaksin jenis ini belum beredar di Indonesia.
Perlukah pemeriksaan terlebih dahulu?
Pada pasangan yang sudah aktif seksual, tidak perlu pemeriksaan apapun sebelum pemberian vaksin HPV baik pap smear, IVA, ataupun titer HPV. Semua individu baik yang memiliki faktor risiko atau tidak, tetap direkomendasikan untuk diberikan vaksin HPV, termasuk pasien yang sedang menyusui atau yang sistem imunnya sedang menurun. Pasien yang telah mengalami infeksi HPV pun tetap boleh diberikan vaksin HPV hanya saja efektivitasnya lebih rendah dibanding jika diberikan pada pasien yang belum pernah mengalami infeksi HPV. Kontraindikasi vaksin hanya pada pasien yang sedang hamil.
ADVERTISEMENT
Perbedaan vaksin HPV bivalen, kuadrivalen, dan nanovalen
Vaksin HPV bivalen bertujuan untuk menangkal virus HPV dengan serotipe 16 dan 18. Serotipe ini jika menginfeksi manusia akan menyebabkan kanker serviks. Vaksin HPV kuadrivalen mencegah infeksi virus HPV tipe 6, 11, 16, dan 18 sementara vaksin HPV nanovalen menargetkan virus HPV tipe 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52 dan 58. Baik, vaksin HPV kuadrivalen maupun nanovalen dapat mencegah terjadinya kutill di daerah kelamin dan/atau anus, dengan tambahan perlindungan terhadap 5 serotipe virus penyebab prekanker pada vaksin nanovalen. Saat ini, di Indonesia, vaksin bivalen beredar dengan merk Cervarix, keluaran GlaxoSmithKline, vaksin kuadrivalen terdaftar dengan merk Gardasil, dibuat oleh Merck. Vaksin HPV nanovalen juga diproduksi oleh Merck dengan merk Gardasil-9.
ADVERTISEMENT
Sebaiknya, merk vaksin yang digunakan sama pada setiap pemberian. Namun jika merk sebelumnya tidak diketahui atau tidak tersedia, bisa gunakan minimal 2 dosis vaksin yang tersedia.
Referensi:
1. Morbidity and Mortality Weekly Report 2019, Human Papillomavirus Vaccination for Adults: Updated Reccomendation of the Advisory Committee on Immunization Practices
2. Jadwal Rekomendasi Anak Usia 0-18 Tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesa (IDAI) tahun 2020
3. Jadwal Imunisasi Dewasa Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI Tahun 2017
4. WHO Guide to Introducing HPV Vaccine Into National Immunization Programmes 2016