Tips Menyimpan Sayur Anti-layu

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
22 April 2020 10:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tips Menyimpan Sayur Anti-layu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Siapa bilang urusan perdapuran tidak membutuhkan ilmu? Tanyakan pada siapa pun yang mendadak harus turun ke dapur karena anjuran physical distancing. Sarapan di warung bubur, makan siang di kantin, beli makan malam di drive thru kini tinggal kenangan.
ADVERTISEMENT
Untung saja layanan pesan antar makanan masih tersedia. Tapi, kalau tiga kali sehari delivery untuk satu keluarga, gaji bisa habis di minggu kedua. Solusinya? Tentu saja masak sendiri.
Apakah itu mereka yang masih di level frozen food dan sayur sop dengan bumbu instan maupun yang sudah hafal di luar kepala resep masakan dengan bumbu alami, masak sendiri merupakan cara paling aman mencegah tertular virus corona. Selain Anda mengetahui dengan pasti kesegaran bahan mentahnya, masak sendiri juga meminimalisir makanan Anda terkontaminasi droplet orang lain.
Masalahnya, berbelanja bahan makanan segar tidak bisa dilakukan terlalu sering dalam kondisi pembatasan sosial. Ini artinya Anda harus memiliki ilmu seputar menyimpan bahan masakan agar awet lebih lama di lemari atau kulkas. Wortel keriput, bayam layu, atau bumbu dapur mengering? Mungkin Anda menyimpannya dengan cara yang salah.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana cara agar sayur awet tapi aman dikonsumsi? Ini tipsnya.
Tips pertama:
Jangan simpan sayur dan buah dalam satu wadah/berdekatan. Sejumlah buah mengandung ethylene atau hormon yang mempercepat proses pematangan sehingga sayur ataupun buah lain yang berada di dekatnya bisa ikut matang atau membusuk. Apalagi, jika sayur tersebut sensitif terhadap ethylene.
Buah yang cepat matang ini antara lain apel, alpukat, pisang matang, mangga, pepaya, kiwi, pir, dan tomat. Jangan campur buah-buahan tersebut dengan sayuran sensitif ethylene yaitu wortel, brokoli, bunga kol, kobis, timun, terong, sayur berdaun hijau, paprika, buncis.
Tips kedua:
Pada kondisi normal, sayur bisa disimpan tanpa dicuci. Dalam kondisi pandemi, sebaiknya semua sayur dan buah dicuci di bawah air mengalir, lalu tiriskan hingga benar-benar kering karena air yang tersisa dapat menyebabkan sayuran busuk. Simpan dalam kulkas, dengan atau tanpa wadah sesuai karakter dari buah dan sayur tersebut. Jangan gunakan sabun atau cairan pembersih lain karena dapat membahayakan tubuh jika tertelan.
ADVERTISEMENT
Tips ketiga:
Agar tidak mudah layu, kering, atau keriput karena “kedinginan”, masukkan sayuran tanpa wadah di laci kulkas. Untuk sayuran di wadah tertutup bisa diletakkan di rak kulkas.
Tips keempat:
Memberi alas tisu dapur atau serbet kering pada wadah berfungsi untuk menyerap kelembaban. Sebaliknya, pada sayuran berdaun yang rentan kering atau umbi yang rentan keriput, serbet lembab berfungsi untuk mencegah daun mengering.
Mengingat setiap jenis sayur memiliki karakter berbeda, perhatikan catatan tambahan berikut ini.
Sayur
• Wortel dan buncis. Letakkan ke wadah tertutup beralas tisu dapur atau bungkus dengan serbet. Jika tutup berembun, keringkan dengan tisu lalu tutup kembali. Bisa juga, rendam wortel dalam wadah berisi air, tutup rapat.
ADVERTISEMENT
• Bayam dan sayur berdaun hijau lainnya. Lepas ikatan pada batang, potong akar, masukkan dalam wadah tertutup yang sudah dialasi tisu dapur atau bungkus langsung dengan serbet berukuran besar. Simpan dalam kulkas maksimal 3 hari karena cepat layu.
• Brokoli dan bunga kol. Lebih awet jika dilansir terlebih dahulu. Potong-potong sesuai kuntum, cuci bersih, celupkan dalam air mendidih sebentar lalu pindahkan ke air es batu. Tiriskan, pindah ke wadah tertutup, masukkan freezer. Jika ingin menyimpan utuh, bungkus dengan serbet yang lembab untuk mencegah kuntum mengering.
• Selada. Lepas dari kuntumnya, cuci bersih tiriskan. Taruh dalam wadah plastik yang dialasi serbet, tutup rapat. Tahan 2-3 hari.
• Kentang. Letakkan di kantung kertas, masukkan dalam lemari dapur. Kentang menyukai tempat yang gelap dan lapang.
ADVERTISEMENT
• Jamur. Masukkan dalam kantong kertas, simpan di kulkas. Kertas dapat menyerap kelembaban.
Timun dan terong. Simpan di suhu ruangan karena mudah rusak di suhu 10⁰C ke bawah, hindari sinar matahari langsung. Jika di kulkas, simpan maksimal 3 hari di dekat pintu kulkas tanpa wadah. Segera masak setelah dikeluarkan.
• Tomat. Simpan di suhu ruang.
• Paprika. Simpan di kulkas atau laci kulkas tanpa wadah. Jika telah dipotong separuh, simpan di wadah tertutup dengan batang dan biji masih menempel.
• Jagung. Simpan di kulkas tanpa wadah, masih dengan kulit. jangan simpan terlalu lama karena manisnya akan hilang.
Kubis. Masukkan laci kulkas.
Bumbu dapur
• Daun bawang. Bungkus bagian pangkal daun bawang dengan kertas koran atau serbet lembab, masukkan wadah tertutup di kulkas. Atau, letakkan dalam gelas berisi air setinggi 5 cm di dekat jendela dapur, ganti air 2 hari sekali.
ADVERTISEMENT
• Bawang-bawangan. Simpan di lemari dapur di wadah terbuka. Pisahkan dengan kentang.
• Daun jeruk dan daun salam. Cuci bersih, keringkan, masukkan ke dalam plastik kedap udara di freezer.
• Jahe. Masukkan ke dalam plastik kedap udara dengan udara dikeluarkan terlebih dahulu. Simpan di kulkas untuk mencegah keriput.
Nah, kini Anda siap untuk berbelanja. Jangan lupa, buat rencana menu harian untuk menghindari belanja berlebih atau malah terlupa membeli bahan yang diperlukan. Untuk contoh menu harian, baca di sini. Untuk tips berbelanja, baca di sini.