Lakukan Sosialisasi Pola Pemberian Makanan Balita Untuk Mencegah Angka Stunting

Soeayda Dwi Wulandari
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Konten dari Pengguna
2 September 2021 16:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Soeayda Dwi Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada Sasaran
zoom-in-whitePerbesar
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada Sasaran
ADVERTISEMENT
Pada masa pandemic COVID-19 pola konsumsi makanan menjadi tidak tepat sehingga berdampak terhadap munculnya malnutrisi. Ketidakseimbangan asupan gizi baik kekurangan maupun kelebihan asupan gizi dapat menimbulkan risiko terjadinya berbagai penyakit terutama stunting. Kasus pasien terkonfirmasi positif COVID-19 pada anak semakin meningkat sehingga menyebabkan risiko tinggi terjadinya stunting. Meningkatnya fatalitas dari infeksi COVID-19 dapat disebabkan karena ketidakseimbangan asupan gizi. Upaya pencegahan stunting dengan meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu mengenai penerapan gizi seimbang dapat dilakukan dengan mengedukasi gizi seimbang. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting secara efektif yaitu pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) terutama pada saat ibu hamil (kehamilan).
ADVERTISEMENT
Dari identifikasi permasalahan tersebut serta kondisi dari sasaran, mahasiswa KKN Back To Village III (BTV III) Universitas Jember (https://unej.ac.id/) kelompok 74 ini mengangkat program kerja sosialisasi pola pemberian makanan dan gizi seimbang pada balita untuk mencegah angka kejadian stunting. Masyarakat yang menjadi sasaran oleh mahasiswa yaitu berlokasi di Desa Triwung Lor Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo. Sasaran yang mahasiswa tinjau memiliki permasalahan susah makan dan biasanya makan tidak teratur sehingga perlu untuk di edukasi mengenai pola waktu makan dan asupan gizi seimbang. Upaya edukasi dan sosialisasi mengenai pola pemberian makanan dan gizi seimbang sebagai langkah yang strategis untuk pencegahan stunting pada balita.
Faktor penyebab utama dari stunting adalah kurangnya konsumsi asupan gizi sejak periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Rendahnya asupan gizi pada saat kehamilan, tidak diberikan ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak sesuai (terlalu dini), dan terpaparnya balita oleh infeksi merupakan penyebab dari stunting. Pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap pemenuhan gizi. Jika pemberian MP-ASI yang tinggi gula diberikan sebelum bayi berumur 6 bulan dapat menyebabkan rendahnya status gizi pada balita sehingga akibat dari ststus gizi yang buruk dapat menyebabkan penyakit infeksi.
ADVERTISEMENT
Untuk menarik sang anak agar mau makan, perlu adanya kreatifitas dari ibu dalam penyajian makanan. Dalam penyajiakan makanan, porsi atau takaran konsumsi makan balita dalam sehari perlu diperhatikan. Terdapat tiga waktu pemberian makan balita yaitu pagi hari pukul 07.00-08.00, siang hari pukul 12.00-13.00, dan malam hari pukul 18.00-19.00. Disamping waktu pemberian makanan pokok, terdapat pemberian makanan selingan yang diberikan diantara 2 waktu makan, yaitu pukul 10.00-11.00 dan pukul 16.00-17.00. Waktu pemberian makanan dalam sehari-hari juga harus diperhatikan sesuai dengan usia balita.
Menurut Permenkes No 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang terdapat “Tumpeng Gizi Seimbang” yang mencakup lauk-pauk, buah-buahan, sayuran, dan makanan pokok. Kebutuhan gizi balita melipui energy, protein, karbohidrat, lemak, air, serat, vitamin, dan mineral. Sementara untuk kebutuhan buah dan sayur yang dianjurkan untuk dikonsumsi per hari nya yaitu 300-400 gram/hari bagi anak balita, sedangkan 400-600 gram/hari bagi remaja dan orang dewasa.
ADVERTISEMENT