Pemerintah janji genjot kelistrikan

Sonny Majid
Penggiat kajian, Nahdliyyin, Pengajar
Konten dari Pengguna
13 Agustus 2017 3:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sonny Majid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah akan terus meningkatkan infrastruktur dan memperbaiki iklim investasi melalui 13 paket kebijakan ekonomi. Ini berbeda dengan kebijakan stimulus fiskal atau moneter. Salah satu peningkatan infrastruktur yang menjadi fokus pemerintah adalah di bidang ketenagalistrikan.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan itu, Kementerian ESDM telah mengeluarkan Kepmen ESDM Nomor 5899/K/20/MEM/2016 tentang Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2016-2025 yang menjadi pedoman pengembangan sistem kelistrikan.
Pengembangan ketenagalistrikan tidak hanya memberikandampak positif terhadap sektor yang bersangkutan, namun juga akan memberikan efek pengganda terhadap sektor lainnya, yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Hasil simulasi menunjukan jika program pembangunan sistem kelistrikan tahun 2016-2017 dilaksanakan sesuai dengan RUPTL, maka akan memberikan peningkatkan total nilai tambah kepada perekonomian Indonesia (indirect) yang lebih tinggi, dibandingkan nilai tambah langsung (direct), yang menandakan bahwa pembangunan di sektor ketenagalistrikan akan mendorong peningkatan nilai tambah sektor lainnya.Sektor lain yang turut mendapatkan tambahan GVA yang cukup besar adalah sektor manufaktur, perdagangan, hotel, katering dan pertanian.
ADVERTISEMENT
Sementara, nilai tambah ikutan (induced), menunjukkan besaran tambahan pengeluaran konsumsi yang berasal dari pendapatan/upah akibat adanya penambahan tenaga kerja dari pembangunan sistem kelistrikan sebesar 0,012% dan 0,03% pada tahun 2016 dan 2017.Bagaimana sisi ketenagakerjaan?
Pembangunan pembangkit listrik yang sesuai RUPTL diperkirakan akan menyerap tenaga kerja total sebesar 13.759.000 orang tahun 2016 dan 27.167.000 orang di tahun 2017.
Penyerapan tenaga kerja tersebut terdiri dari 27% di sektor pertanian, konstruksi 25%, perdagangan, hotel dan katering 16%, sektor listrik, gas dan air 11%, dan sektor manufaktur 8%.Daerah yang diperkirakan mendapatkan penambahan nilai tambah terbanyak dari pembangunan sistem kelistrikan di Indonesia tahun 2016-2017 adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara, Riau, dan Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Foto: Dok. Proiptek.com