Sukses di Tim Lain, 5 Pemain Ini Gagal Bersinar di Real Madrid Saat Usia Muda

Konten dari Pengguna
28 April 2020 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sportainment tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Juan Mata masih penting buat Manchester United. Foto: REUTERS/Darren Staples
zoom-in-whitePerbesar
Juan Mata masih penting buat Manchester United. Foto: REUTERS/Darren Staples
ADVERTISEMENT
Real Madrid sempat dikenal dengan kebijakannya untuk merekrut bintang-bintang dunia. Imbasnya, pemain-pemain muda jarang mendapat tempat di tim utama. Itu membuat mereka pada akhirnya dicap gagal hingga hengkang.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Los Blancos mendatangkan bintang seperti Cristiano Ronaldo dan Ricardo Kaka dengan dana transfer yang memecahkan rekor dunia. Pemain bintang lainnya pun menyusul dengan harga fantastis, seperti Gareth Bale dan James Rodriguez.
Meski belakangan mulai mengubah kebijakan transfer, yakni merekrut pemain-pemain muda untuk masa depan, ada kalanya mereka justru menyia-nyiakan bakat yang ternyata menjadi kelas dunia bersama klub lain.
Berangkat dari sana, berikut lima pemain kelas dunia yang di usia muda gagal bersinar bersama Los Blancos.

1. Marcos Alonso

Marcos Alonso dalam sebuah pertandingan bersama timnya kini, Chelsea. (Foto: Julian Finney/Getty Images)
Marcos Alonso merupakan lulusan La Castilla, akademi Real Madrid. Ia sempat tampil menjanjikan sehingga diberi kesempatan debut oleh Manuel Pellegrini pada 2010 silam. Namun, ternyata hanya itu penampilannya bersama Madrid sebelum akhirnya hengkang.
ADVERTISEMENT
Melanglang buana ke berbagai klub, seperti Bolton Wanderers, Fiorentina, dan Sunderland, akhirnya bek asal Spanyol tersebut gabung dengan Chelsea pada musim panas 2016 lalu. Jadi andalan utama Antonio Conte, Marcos Alonso langsung melejit di musim perdana. Bahkan, hingga kini telah menyumbang tiga gelar untuk klub.

2. Juan Mata

Juan Mata si dermawan. (Foto: Reuters/Lucy Nicholson)
Sempat menimba ilmu di akademi Real Madrid, Juan Mata gagal menembus tim utama. Adapun eks pemain Real Oviedo tersebut baru bersinar kala bersama Valencia. Bahkan, saat itu sempat jadi salah satu bakat paling diincar di Eropa.
Pada akhirnya Mata gabung dengan Chelsea. Bersama The Blues, Mata menang Piala FA, Liga Champions, dan Liga Europa sebelum akhirnya pindah ke Manchester United. Sementara selama tujuh musim bersama Setan Merah, Mata membantu klub mengangkat Piala FA, Piala Liga Inggris, dan Liga Europa.
ADVERTISEMENT

3. Fabinho

Fabinho membela Liverpool dalam pertandingan menghadapi Arsenal. Foto: Phil Noble/Reuters
Sebelumnya tak banyak yang tahu kalau Fabinho sempat berseragam Real Madrid. Kala itu gelandang asal Brasil tersebut masih berusia 18 tahun. Ia diboyong dari Fluminense. Karena gagal bersinar, dirinya pun terdepak ke AS Monaco.
Namun, hengkangnya Fabinho ke Les Monegasques justru jadi berkah terselubung. Dirinya jadi andalan selama lima musim dan sempat memutus dominasi PSG.
Kini Fabinho bergabung dengan Liverpool dan jadi andalan di lini tengah Juergen Klopp. Ia sukses membantu timnya mengangkat trofi Liga Champions.

4. Santiago Canizares

Legenda Valencia, Santiago Canizares. Foto: DIEGO TUSON / AFP
Beda dengan pemain-pemain lain dalam daftar, Santiago Canizares sempat jadi kiper utama El Real. Namun, dirinya gagal mempertahankan tempatnya di bawah mistar. Bahkan, ia tak dimainkan di laga final Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Musim panas 1998, dirinya pun pindah ke Valencia. Beda nasib, bersama Los Che, kiper lulusan akademi Castilla tersebut justru jadi sosok legendaris. Tampil 400 kali di semua kompetisi, Canizares hanya kebobolan 363 kali dan mencatatkan 164 clean sheet.
Tak hanya itu, ia membantu Valencia meraih 7 gelar. Canizares juga membantu membawa timnya tersebut dua kali masuk final Liga Champions.

5. Samuel Eto’o

Samuel Eto'o pernah memperkuat Real Madrid dan Barcelona. Foto: AFP/Lluis Gene
Penyerang legendaris satu ini disebut-sebut salah satu pesepak bola terbaik sepanjang masa dari Afrika. Namun, Samuel Eto’o diketahui sempat gagal bersinar di Real Madrid saat masih muda. Sempat menimba ilmu di Castilla, Eto’o cuma main tujuh kali di tim utama sebelum akhirnya hengkang ke Mallorca.
Gemilang selama lima musim, Eto’o yang direkrut Barcelona semakin melejit dengan mencatatkan 130 gol dan 40 assist di 199 penampilan semua kompetisi. Setelah treble bersama Barcelona di musim 2008/2009, Eto’o juga langsung mengulang capaian serupa di musim berikutnya bersama Inter Milan. (bob)
ADVERTISEMENT