Hilangnya Sikap Altruisme Seorang Akuntan

Sri Hartutik
Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
12 September 2023 10:55 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Hartutik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi profesi akuntan (Foto: Shutterstock.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi profesi akuntan (Foto: Shutterstock.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akuntan merupakan profesi yang memiliki peranan penting dalam sebuah perusahaan dan profesi akuntan adalah pekerjaan yang diakui dan diterima masyarakat sebagai pekerjaan untuk kepentingan publik. Profesi akuntan umumnya memiliki standar etika yang ketat yang diharapkan diikuti oleh para praktisi.
ADVERTISEMENT
Karakteristik terpenting sebagai prasyarat sebuah profesi adalah pekerjaan tersebut merupakan tanggung jawab sosial yang terkait dengan kepentingan publik dan adanya pengakuan dari publik (masyarakat) bahwa pekerjaan tersebut memang penting bagi mereka. Jadi, pekerjaan yang dilakukan merupakan hal yang dianggap penting bagi publik dan pelaksanaannya dilakukan sebagai suatu bentuk tanggung jawab sosial. Sebagai pekerjaan yang penting, profesi tidak boleh memanfaatkan pekerjaan yang dilakukan untuk kepentingan diri sendiri, misalnya mencari keuntungan. Karena itu ciri pertama profesi adalah altruisme.
Altruisme berasal dari kata altruis yang berarti orang yang lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Sikap yang menunjukkan kebaikan hati seseorang dalam membantu orang lain tanpa mengharapkan sesuatu imbalan atau keuntungan pribadi, oleh karena itu seorang akuntan memiliki sikap yang lebih memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain dari pada diri sendiri, semata-mata karena mereka peduli dan ingin membantu. Sebagai imbalan atas altruisme ini, profesi biasanya menjadi warga terhormat di dalam masyarakat
ADVERTISEMENT
Hilangnya sikap altruisme seorang akuntan bisa terjadi karena beberapa alasan, meskipun seorang akuntan seharusnya tetap mematuhi etika profesi sebagai akuntan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hilangnya sikap altruisme ini adalah sebagai berikut:
1. Tekanan Kinerja dan Kebijakan Perusahaan
Di beberapa perusahaan, tekanan untuk memenuhi target kinerja atau kebijakan perusahaan dapat menyebabkan akuntan fokus lebih pada keuntungan atau pencapaian pribadi daripada melayani kepentingan klien atau publik dengan baik.
ilustrasi tekanan kinerja (Foto: shutterstock.com)
2. Menghadapi Dilema Etika
Terkadang, seorang akuntan mungkin berada dalam situasi dimana tuntutan etika atau integritas bertentangan dengan kebijakan perusahaan atau permintaan klien. Ini dapat membuat akuntan menghadapi dilema etika dan mungkin mengorbankan sikap altruisme demi menghindari konflik atau sanksi.
ilustrasi dilema etika (Foto: shutterstock.com)
3. Kebijakan Pemerintah dan Regulasi
ADVERTISEMENT
Perubahan dalam regulasi atau kebijakan pemerintah yang mendukung praktik akuntansi yang kurang etis atau transparan dapat mempengaruhi perilaku akuntan.
4. Pencapaian Pribadi
Beberapa akuntan mungkin mengalami pergeseran prioritas menuju pencapaian pribadi, seperti kenaikan gaji atau promosi, yang dapat mengaburkan niat altruistis mereka.
5. Ketidakpedulian Terhadap Dampak Sosial
Beberapa akuntan mungkin kehilangan sikap altruisme karena kurangnya kesadaran atau kepedulian terhadap dampak sosial dari pekerjaan mereka. Mereka mungkin terlalu terfokus pada aspek teknis dan keuntungan finansial.
Ilustrasi social responsibility (Foto: shutterstock.com)
Untuk mengatasi hilangnya sikap altruisme seorang akuntan, penting untuk mempromosikan etika profesi dan integritas dalam profesi akuntan. Ini dapat dilakukan melalui pelatihan etika, peningkatan pengawasan internal, dan penegakan kode etik profesi. Selain itu, perusahaan dan organisasi akuntan harus mendorong budaya yang mendukung perilaku altruistik dan memahami bahwa kepentingan jangka panjang klien dan masyarakat harus diutamakan di atas keuntungan singkat.
ADVERTISEMENT