Selamat, Duo Penemu CRISPR Meraih Penghargaan Nobel di Bidang Kimia

Sri Surati
Microbiology and Molecular Biology Division, National Quality Control Laboratory of Drug and Food, Indonesian Food and Drug Authority. ASNation. The University of Indonesia. Osaka University.
Konten dari Pengguna
9 Oktober 2020 9:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Surati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nobel merupakan penghargaan paling bergengsi yang diberikan kepada mereka yang memiliki kontribusi yang besar terhadap dunia. Penghargaan Nobel ini diberikan setiap tahun dan untuk pencapaian terbesar dalam bidang Fisika, Kimia, Fisiologi dan Kedokteran, Sastra, Perdamaian dan Ekonomi.
ADVERTISEMENT
Dialah Alfred Bernhard Nobel, seorang yang berjasa dalam sejarah penghargaan tertinggi ini. Alfred Nobel adalah seorang kimiawan yang menemukan dinamit pertama kali dan menjadi industrialis sukses dari hasil penemuannya tersebut.
Kematian adiknya telah berujung pada kesalahan berita kematian Alfred yang dimuat oleh salah satu media Perancis kala itu yang menyatakan bahwa Alfred sang penemu bahan yang dapat digunakan untuk pembunuhan massal, telah meninggal dunia. Kata-kata tersebut terasa sangat mengecewakan dan telah membuatnya khawatir mengenai bagaimana dia akan dikenang selanjutnya di masa depan.
Akhirnya, pada 27 November 1895, Nobel menandatangani wasiat terakhirnya di Swedish-Norwegian Club di Paris agar sebagian besar harta miliknya digunakan untuk memberikan penghargaan setiap tahunnya kepada mereka yang berjasa besar terhadap kemanusiaan tanpa membedakan kewarganegaraan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, penghargaan Nobel ini dianugrahkan setiap tahunnya pada tanggal 10 Desember untuk mengenang wafatnya Alfred Nobel. Namun, bulan Oktober akan selalu menjadi bulan mendebarkan bagi mereka para kandidat karena umumnya nama calon penerima diumumkan pada bulan ini oleh komite dan institusi penyeleksi penerima penghargaan.
Pengumuman Penghargaan Nobel 2020
Bahagia, sudah pasti dirasakan oleh para calon penerima Nobel karena perjuangan panjang mereka tidaklah sia-sia. Patut diyakini bahwa mereka yang berhasil meraih sukses menurut versinya adalah mereka yang telah berjuang lebih daripada orang lain.
Calon penerima Nobel sendiri sebenarnya telah diumumkan sejak 5 Oktober 2020 lalu untuk bidang Fisiologi dan Kedokteran, 6 Oktober untuk bidang Fisika dan yang masih sangat segar dalam ingatan yaitu pada tanggal 7 Oktober telah diumumkan calon penerima Nobel untuk bidang Kimia dan 8 Oktober diumumkan calon penerima Nobel pada bidang Sastra atau Literatur, disusul hari ini untuk perdamaian dan diakhiri pada tanggal 12 Oktober 2020 untuk bidang Ekonomi.
ADVERTISEMENT
Mengenal CRISPR
Duo penemu CRISPR yaitu Emmanuelle Charpentier dari Max Planck Unit for the Science of Pathogens, Berlin, Jerman dan Jennifer A. Doudna dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat berhasil terpilih menjadi calon penerima Nobel bidang Kimia.
Jika anda pernah mendengar tentang pengeditan genom (pengeditan pengkode kehidupan), maka CRISPR ini merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan. CRISPR sendiri merupakan kependekan dari Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats, yang dari namanya saja sudah pasti sulit dibayangkan oleh orang awam.
Teknik CRISPR ini bekerja dengan cara memodifikasi pengkode kehidupan makhluk hidup menggunakan “gunting” genetik. Gunting ini merupakan enzim nuklease yang telah direkayasa. Gunting molekular ini akan menuju DNA yang menjadi target modifikasi yang berperan sebagai titik koordinat bagi si gunting tersebut sehingga si gunting dapat memotong DNA pada bagian yang tepat.
ADVERTISEMENT
Imajinasi yang tinggi dibutuhkan dalam memahami prinsip molekular termasuk CRISPR, karena semua prosesnya tidak dapat terlihat sehingga hanya dapat dibayangkan saja.
Jika masih kesulitan untuk membayangkannya, teknik pengeditan genom atau CRISPR bekerja seperti fungsi find and replace yang salah satunya terdapat dalam dokumen word. Perintah find dapat digunakan untuk menemukan kata atau kalimat tertentu dalam dokumen. sedangkan replace dapat digunakan untuk mengganti kata atau kalimat tertentu dengan yang diinginkan, begitulah kira-kira.
Asal Usul CRISPR?
Seperti penemuan-penemuan lainnya, penemuan CRISPR juga terjadi tanpa disengaja. CRISPR merupakan mekanisme pertahanan bakteri terhadap infeksi virus atau beberapa menyebutnya sebagai sistem imun bakteri. Mekanisme CRISPR memungkinkan bakteri untuk memotong DNA virus dan kemudian disimpan dalam genom bakteri dari waktu ke waktu sehingga ketika bakteri mendapatkan serangan virus selanjutnya, bakteri dapat dengan cepat mengenali virus tersebut dan mampu bertahan dari virus.
ADVERTISEMENT
DNA virus ini pun dapat diturunkan ke banyak generasi bakteri sehingga dapat melindungi keturunan-keturunan selanjutnya. Berdasarkan penemuan ini, maka CRISPR dapat diibaratkan sebagai catatan infeksi virus yang pernah dialami bakteri atau sistem kekebalan adaptif pada bakteri.
Penemuan CRISPR tersebut terjadi ketika Charpentier meneliti bakteri Streptococcus pyogenes dan telah dipublikasikan pada tahun 2011. Charpentier bekerja sama dengan Doudna, seorang ahli biokimia yang memiliki spesialisasi RNA, berhasil menciptakan ulang gunting genetik dari bakteri S. pyogenes hanya dalam tabung reaksi dan menjadi lebih sederhana sehingga menjadi lebih mudah untuk digunakan.
Charpentier dan Doudna pun telah membuktikan bahwa teknologi ini dapat dikendalikan agar dapat memotong molekul DNA yang diinginkan pada bagian mana pun.
ADVERTISEMENT
Mengapa CRISPR begitu Spesial?
Dibandingkan teknik pengeditan genom yang telah ditemukan sebelumnya, CRISPR merupakan teknik yang lebih sederhana dan dapat dirancang dengan lebih mudah. Kekurangan memang masih ditemukan dalam aplikasinya, namun bukan tidak mungkin akan dapat segera diatasi.
Banyak ilmuwan mengatakan bahwa penemuan CRISPR/Cas9 oleh duet Charpentier dan Doudna mampu mengubah dunia. Penelitian memodifikasi tanaman, hewan dan aplikasi CRISPR/Cas9 dalam bidang pengobatan penyakit telah banyak dikembangkan termasuk penyakit keturunan hingga kanker.
Bahkan, jika dahulu memodifikasi sifat-sifat makhluk hidup hanya terdapat dalam cerita fiksi ilmiah, maka dengan hadirnya teknologi ini, menciptakan pahlawan super terlihat memungkinkan.
Bagaimanapun, masalah etika dalam implementasi CRISPR harus sangat diperhatikan, mengingat teknologi ini juga mampu digunakan untuk mengedit embrio termasuk manusia.
ADVERTISEMENT
Seperti belum lama ini, dunia pernah dikagetkan dengan berita dari ilmuwan China yang telah menggunakan teknologi CRISPR ini untuk mengubah genetik pada embrio manusia yang mana menimbulkan banyak kecaman (Majalah Farmasetika 2017).
Di sisi lain, salah satu dari sekian kabar baiknya, ada pula ilmuwan yang telah berhasil mengaplikasikan CRISPR untuk menghapus DNA dari virus HIV terintegrasi dari sel manusia yang terinfeksi (Majalah Farmasetika 2017).
Mengingat potensi aplikasi yang sangat luas dari teknik ini dan banyaknya pelaku usaha yang berminat dan berlomba-lomba menginvestasikan dananya pada penelitian terkait CRISPR untuk tujuan komersial, maka ke depannya diperlukan adanya peraturan dan pengawasan yang ketat di dunia sejalan dengan pemberian sangsi terhadap mereka yang melanggar etika.
ADVERTISEMENT