Kebaikan Kecil Tak Terduga

Konten dari Pengguna
25 Oktober 2017 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Stefanie Laurensia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber ilustrasi Pixabay.com
Malam itu jam sudah hampir menunjukkan pukul sembilan malam. Mungkin tidak terlalu larut bagi sebagian orang, tapi bagiku yang masih berada di sekitaran kampus di bilangan Gading Serpong, jam sembilan malam termasuk larut untuk pulang ke daerah Jakarta Barat dengan transportasi umum. Bagaimana tidak, bus terakhir yang melewati tol Kebon Jeruk berangkat pukul sembilan malam. Alternatif lain untuk pulang adalah dengan pergi ke Stasiun Rawa Buntu yang ada di Serpong. Tapi karena badanku sudah loyo, efek begadang semalaman mengerjakan skripsi ditambah memforsir diri melanjutkan revisi seharian ini, pulang naik kereta nampaknya akan kujadikan pilihan terakhir.
ADVERTISEMENT
Hal itulah yang akhirnya membuatku memutuskan untuk memesan ojek online saja untuk pulang. Tentu saja tidak mudah mendapatkan pengemudi ojek online yang mau mengambil orderan pada jam segini apalagi jarak yang lumayan jauh pula. Tapi karena sudah terlanjur capek ditambah dengan barang bawaan berupa laptop serta kertas revisian tebal, aku akhirnya nekad juga mencoba.
Ting!
Setelah agak lama menunggu, akhirnya muncul juga notifikasi dari smartphone-ku yang menandakan aku sudah mendapat pengemudi ojek online. Puji Tuhan. Padahal awalnya aku sudah sempat panik karena orderan-ku tak kunjung diambil-ambil juga.
Neng jemput di mana?
Pengemudinya bertanya padaku lewat fasilitas chat yang disediakan aplikasi. Segera aku membalas lokasiku berada dengan lengkap. Siapa lagi coba yang mau mengantarku malam-malam begini pulang ke Kebon Jeruk?
ADVERTISEMENT
Maaf neng, ini nganternya ke mana ya?
Satu chat masuk lagi dari si bapak pengemudi. Tanpa berpikiran apa-apa langsung saja kubalas arah lokasi rumahku. Tidak lama kemudian, chat-ku segera dibalas oleh si bapak.
Neng maaf, dicancel aja. Soalnya ini sudah malam dan tempatnya kejauhan.
Aku langsung lemas. Saat itu malam sudah semakin larut, di atas jam sembilan malam, yang artinya peluangku mendapatkan ojek online semakin tipis. Aku menimbang-nimbang pilihan untuk pulang dengan kereta, tapi dengan jam yang semakin mendekati pukul setengah sepuluh malam, aku pesimis bisa mengejar kereta terakhir yang berangkat pukul setengah sebelas. Bisa-bisa aku terdampar semakin jauh!
Akhirnya kupesan saja ojek online dari semua aplikasi yang ada, berharap ada satu saja yang mau mengambil orderan dariku. Dengan perasaan cemas aku mengamati smartphoneku lekat-lekat berharap ada notifikasi yang masuk. Aku makin panik saat rintik gerimis halus mulai turun. Saat aku mulai putus asa dan mulai membatalkan satu persatu orderan dari tiap aplikasi, tiba-tiba notifikasi yang memberitahukan bahwa ada pengemudi yang mengambil orderan-ku masuk!
ADVERTISEMENT
Mbak, ini lokasi jemputnya di mana?
Sama seperti kebanyakan pengemudi, mas ini bertanya dengan sopan melalui aplikasi. Aku segera memberitahukan posisiku, kali ini sambil memberitahukan lokasi pengantaran.
Ngomong-ngomong mas ini arahya ke joglo loh mas. Masnya masih mau ambil orderannya?
Aku menunggu balasan dari pengemudi ojek online ini dengan was-was. Bagaimana kalau dia minta cancel lagi?
Oke Mbak. Saya ke sana ya
Huaaa! Aku lega bukan main saat membaca chat itu. Tak lama pengemudi ojek online itu pun muncul. Setengah tidak percaya, aku kembali mengulangi lokasi pengantaranku yakni di Joglo. Laki-laki yang usianya tak beda jauh denganku itu masih tidak menolak dan dengan sopan mengangsurkan helm padaku.
ADVERTISEMENT
“Mas emang narik sampe malam ya?” tanyaku membuka obrolan.
“Enggak sih, Mbak. Habis ini mau pulang,” jawabnya.
“Oooh, rumahnya di daerah mana mas?” tanyaku lagi.
“Rumah saya sih di dekat sini, Mbak,” ujarnya sambil menjelaskan letak rumahnya yang ternyata dekat dengan kampusku.
“Lha mas, kalo nganter saya, masnya jauh dong pulang lagi ke sini” tanyaku kaget.
“Nggak apa – apa, Mbak. Habis saya nggak tega kalau malam-malam begini ada perempuan pulang sendirian. Mana jauh lagi. Makanya saya ambil aja orderan-nya” jawabnya.
Aku tersenyum pelan kemudian mengucapkan terima kasih seraya dalam hati tak henti-hentinya bersyukur. Bagi sebagian orang mungkin hal ini adalah hal yang biasa dan bukanlah hal yang istimewa. Tapi bagiku yang saat itu memang sangat perlu kendaraan untuk pulang, kebaikan kecil dari mas ojek online ini sungguh bermakna.
ADVERTISEMENT
Ya, berbuat baik tidak selalu harus dengan hal-hal besar. Melalui hal yang dianggap kecil dan biasa pun, kebaikan bisa tetap mendatangkan kebahagiaan bagi yang menerimanya. Seperti kualami malam ini.