Hargai Segala Jenis Perbedaan, Alasan Mantan CEO Starbucks Dukung LGBT

1 Juli 2017 13:01 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Starbucks Beverage (Foto: starbucks.com.sg)
zoom-in-whitePerbesar
Starbucks Beverage (Foto: starbucks.com.sg)
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, dunia internasional dihebohkan oleh pernyataan yang dilontarkan mantan CEO Starbucks, Howard Schultz, pada Januari lalu. Schultz, yang saat itu tengah memimpin sebuah rapat bersama investor, menyatakan bahwa Starbucks sepenuhnya akan mendukung pernikahan sesama jenis atau LGBT.
ADVERTISEMENT
Pernyataan sensasional Schultz ini menyusul keputusan yang dibuat Tim Cook, CEO Apple Inc., yang secara gamblang memang menyatakan diri sebagai seorang gay alias homoseksual. Banyak pihak yang merasa heran, karena Schultz sama sekali tak memiliki latar belakang serupa.
Sejak 1982, pebisnis kelahiran 1953 ini telah menikah dengan Sheri Kersch Schultz dan dikaruniai tiga orang anak. Yaitu Addison, Eliahu, dan Kylie Schultz.
Keputusan tersebut, kata Schultz, diambilnya semata-mata karena ingin 'menghargai segala jenis perbedaan yang ada di dunia'.
"Tak semua keputusan diambil berdasarkan keputusan ekonomi," tutur lulusan Northern Michigan University ini, seperti dilansir Forbes. "Kami memperkerjakan lebih dari 200 ribu karyawan di perusahaan ini, dan kami ingin merayakan perbedaan. Dalam segala jenis," sambung Schultz lagi.
ADVERTISEMENT
Bahkan dalam rapat yang dipimpinnya tersebut, Schultz melontarkan sebuah pernyataan yang cukup keras bagi pihak yang menentang keputusannya tersebut. "Anda bisa menjual saham Starbucks yang anda miliki dan membeli saham dari perusahaan lain," tandasnya.
Dilansir Washington Press, Schultz bahkan tampak berseteru dan intoleran terhadap pemegang saham yang kontra dengannya karena alasan moral dan agama. Tindakan Schultz inipun memancing beragam reaksi dari investor dan masyarakat luas.
Banyak pihak yang menyayangkan tindakan Schultz yang mencampuradukkan urusan bisnis dengan nilai pribadi yang dianutnya. Gerakan boikot Starbucks pun bermunculan di mana-mana, tak terkecuali Indonesia.
Meski kini Howard Schultz sudah meletakkan jabatannya sebagai CEO Starbucks sejak April 2017 untuk digantikan oleh Kevin Johnson, efek pernyataan kontroversialnya masih terasa di mana-mana. Bagaimana pendapat kamu soal keputusan yang diambil oleh Howard Schultz ini?
ADVERTISEMENT