Pakaikan Tali Kekang Pada Anak, Pantas atau Tidak?

10 Juli 2017 11:04 WIB
Penggunaan tali kekang pada anak (Foto: Youtube/BritBubs InOz)
zoom-in-whitePerbesar
Penggunaan tali kekang pada anak (Foto: Youtube/BritBubs InOz)
ADVERTISEMENT
Memang akan selalu ada hal baru yang harus dipelajari soal cara mendidik dan merawat anak. Dalam dunia parenting, harness atau tali kekang tengah menjadi benda 'panas' yang diperdebatkan oleh banyak orang.
ADVERTISEMENT
Kamu semua pasti tahu soal bagaimana bentuk dan cara kerja harness. Biasanya, tali kekang ini dipakaikan pada anjing untuk menuntun serta mengontrol perilaku anjing agar tidak berlarian kesana kemari.
Dewasa ini, banyak orang tua yang memiliki balita sengaja memakaikan harness pada anak, demi alasan keamanan. Hanya saja, bentuk harness memiliki beberapa perbedaan.
Ada yang berbentuk mirip borgol yang diikatkan pada pergelangan tangan, namun ada juga harness yang berbentuk backpack (diikat pada punggung).
Kemunculan harness atau tali tuntun sebagai tren dalam dunia parenting memunculkan perdebatan sengit. Ada yang setuju, namun ada juga yang tidak.
Pihak-pihak yang tak setuju akan penggunaan harness ini berpendapat bahwa hal ini sama sekali tak pantas untuk dilakukan. Mereka menganggap, hal ini merupakan cara yang sangat merendahkan martabat manusia, khususnya anak.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang menentang keras pengggunaan harness adalah Dr. Jennifer Hartstein, seorang psikolog anak. "Bagiku, ini seperti memperlakukan anak layaknya anjing atau hewan, ketika tugasmu sebagai orang tua sesungguhnya adalah menciptakan aturan. Persepsiku, ini adalah orang tua yang tak bisa mengatur anaknya," tutur Hartstein seperti dilansir Purewow.
Banyak juga yang berpendapat bahwa hal ini bisa menimbulkan rasa malu pada anak di kemudian hari. Menggunakan harness sebagai cara pintas bukanlah solusi tepat untuk dilakukan.
Namun di sisi lain, banyak orang tua yang merasa tak peduli akan tatapan sinis yang diterimanya ketika memakaikan tali ini pada anaknya di tempat umum. Mereka berpendapat, bahwa keamanan buah hati merupakan nomor satu.
"Aku punya anak kembar berusia 14 bulan dan aku bersedia melakukan apapun untuk menjaga anakku tetap aman," tutur seorang ibu, Katy Maher.
ADVERTISEMENT
"Kami tinggal di sebuah kota dan aku tak ingin mereka diam di rumah. Tapi aku juga tak ingin mengambil risiko mereka akan berlari ke jalanan atau ke surga karena melintasi jalur kereta, jika aku bisa menjaga mereka tetap aman, kenapa tidak?" sambungnya lagi.
Tak sedikit juga orang tua yang mengeluh karena tak punya pilihan lagi. Mereka mengaku kesulitan untuk menjaga balita mereka tetap tenang dan tak berlarian ke mana saja.
Harus diakui, memang sulit mengontrol balita untuk duduk diam setiap waktu. Ini dikarenakan anak masih berada pada tahap perkembangan dan senang untuk bereksplorasi.
Bagaimana pendapat kamu terkait hal ini? Setuju atau tidak?