Tahi Lalat Berdarah, Salah Satu Tanda Awal Kanker Kulit

27 Agustus 2017 7:01 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tahi lalat abnormal, gejala kanker kulit. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tahi lalat abnormal, gejala kanker kulit. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Jika diminta menyebutkan efek buruk sinar matahari terhadap kulit, kamu semua pasti dengan lancar menuturkan jawabannya. Seperti penuaan dini, garis halus, kerutan, flek hitam, warna kulit menggelap, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Namun sadarkah kamu bahwa kulit yang dibiarkan tanpa perlindungan dalam waktu yang lama bisa menimbulkan efek yang jauh lebih buruk?
Paparan sinar UVA dan UVB dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker kulit. Di kalangan orang Asia, khususnya Indonesia, kanker kulit mungkin masih asing di telinga.
"Kalau kita kulitnya gelap, kita punya natural protection yang lebih tinggi. Makanya kenapa kalau saya bilang soal kanker kulit, orang Indonesia itu tidak akan aware, karena kejadiannya tidak banyak," tutur dr. Srie Prihianti Gondokaryono, SpKk, PhD, FINSDV, FAADV, saat ditemui kumparan (kumparan.com) dalam acara NIVEA #ILoveMyBody, di Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat, Jumat (25/8).
Meski demikian, penyakit yang satu ini harus tetap kamu waspadai, karena presentasenya semakin meningkat dari waktu ke waktu.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, kasus kanker kulit tidaklah setinggi Australia. "Tinggi banget, karena orang Australia kan pendatang, orang Eropa yang tinggal di daerah Tropis, sehingga angka kanker kulit tertinggi dunia itu ada di Australia," ungkapnya.
Jadi, kamu sebagai orang Indonesia bisa sedikit bernapas lega karena dibekali dengan kulit sawo matang alias cokelat. Namun jangan melulu hanya menyalahkan sinar matahari dan kelalaian menggunakan sunscreen sebagai penyebab kanker kulit, karena penyakit ini dipicu oleh banyak faktor.
Kanker kulit (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kanker kulit (Foto: Thinkstock)
"Jadi artinya (tidak menggunakan) sunscreen itu hanya salah satu faktor saja yang memicu," sambung Prihianti. "Kanker itu biasanya ada gen-nya, jadi orang itu ada kecenderungan untuk punya penyakit tertentu, misalnya di keluarganya ada riwayat atau tidak," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Kedua, bagaimana pola makan dan segala macam, kan ada karsinogenik. Yang ketiga, perawatan perlindungan kulitnya," kata dia.
Lantas, bagaimana cara mendeteksi kanker kulit sejak dini?
Penyakit ini biasanya menunjukkan sejumlah gejala yang cukup mudah dikenali. Seperti munculnya tahi lalat yang abnormal pada permukaan kulit. "Awalnya seperti tahi lalat. Tapi kemudian dia berdarah, cepat membesar, dan gatal. Itu harus kita waspadai," peringat Prihantini.
Kanker kulit bukanlah penyakit mematikan yang mampu membahayakan nyawa. Namun yang pasti, penyakit ini mampu menurunkan kualitas hidup penderitanya. Jadi, sayangi dan cintai kulit kamu selalu, ya!