Makna Warna Hitam Bagi Komunitas Masyarakat Samin Bojonegoro

Sting Binatari
Mahasiswi Pariwisata, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur
Konten dari Pengguna
4 April 2024 22:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sting Binatari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada hari Selasa 22 Feb 2024 Mahasiswa S1 Program Studi Pariwisata UPNVJT melakukan kegiatan Bina Desa di Komunitas Masyarakat Samin Dusun Jepang, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo , Kabupaten Bojonegoro. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenal lebih jauh kehidupan komunitas masyarakat samin. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa berkesempatan untuk FGD bersama Bapak Bambang selaku keluarga almarhum bapak Harjo Kardi yang merupakan penerus ajaran Samin.
ADVERTISEMENT
Pada kegiatan tersebut mahasiswa dijelaskan tentang pakaian adat masyarakat Samin diikuti dengan maknanya di setiap warna dan bentuk designnya. pada zaman dahulu, masyarakat samin hidup jauh dari kata kemewahan, kehidupan yang sangat sederhana ini memiliki hubungan erat dengan makna baju adat Komunitas Masyarakat Samin. “Warna hitam itu jika terkena noda kan tidak terlalu kelihatan” ujar Pak Bambang pada kegiatan FGD tersebut. maka dari itu, warna hitam di gunakan sebagai warna untuk baju adat masyarakat samin sehingga tidak harus terus menerus membeli baju pada zaman dulu.
Pakaian adat Komunitas Masyarakat Samin terdiri dari udeng yang bermotif batik Obor Dami yang merupakan batik khas Masyarakat Samin, baju, dan celana yang berwarna hitam untuk laki - laki, sedangkan bagi perempuan mereka mengenakan kebaya hitam dengan bawahan batik. Pada udeng atau ikat kepala tersebut memiliki dua arah pengerucutan, di bagian kanan mengerucut ke atas yang memiliki makna hubungan masyarakat samin dengan sang pencipta habluminallah dan untuk kerucut di sisi kiri menghadap ke samping yang bermakna hubungan Masyarakat Samin dengan sesama manusia atau bias disebut dengan hablumminannas.
Dokumentasi pembuatan Udeng khas Masyarakat Samin Bojonegoro
Dokumentasi Udeng saat digunakan
Untuk mengikuti perkembangan zaman dan memudahkan masyarakat awam untuk memakai udeng khas Komunitas Masyarakat Samin, Pak Bambang telah membuat udeng jadi dan siap pakai yang di telah di jahit sehingga masyarakat lain jika ingin memakainya tidak susah untuk merangkainya untuk menjadi udeng yang sempurna. Rumah Pak Bambang sendirilah yang menjadi tempat produksi apabila ada pesanan udeng, untuk memotong bahan dasarnya Pak Bambang melakukannya sendiri mulau dari memotong busa dan kain sebagai bahan dasar udeng, sedangkan untuk proses menjahitnya Pak Bambang memperkerjakan masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
Devi Ananta, Sting Binatari, Kharisma Febriana, Nadhira Sekar, Ahmad Hanafi, Syafi'ul Muchtar Izza, Sheidy Yudhiasta.