DPRD Bojonegoro Segara Panggil Pertamina EP Cepu

Konten Media Partner
28 November 2018 23:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SuaraBanyuurip.com - Ririn Wedia
LAPANGAN GAS JAMBARAN TIUNG BIRU : DPRD Bojonegoro segera panggil Pertamina EP Cepu untuk mengetahui program lingkungan.
ADVERTISEMENT
Bojonegoro - DPRD Bojonegoro, Jawa Timur, menilai setiap industri migas dipastikan memberikan dampak lingkungan. Oleh sebab itu, harus ada timbal balik yang diberikan operator migas. 
Salah satu industri migas yang dipastikan memunculkan dampak lingkungan adalah Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru yang dioperatori Pertamina EP Cepu. Saat ini proyek yang berpusat di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, sedang memasuki tahap konstruksi pembangunan pusat fasilitas pemrosesan gas.
"Dampak itulah yang harus ada imbal balik pada masyarakat salah satunya adanya program penghijuaan," kata Ketua Komisi D DPRD Bojonegoro, M. Fauzan kepada suarabanyuurip.com, Rabu (28/11/2018).
Untuk mengetahui sejauh mana program penghijauan di Lapangan Gas Jambaran-Tiung biru, Komisi DPRD Bojonegoro yang membidangi masalah pembangunan ituakan memanggil  Pertamina EP Cepu untuk membahas lebih detail bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. 
ADVERTISEMENT
"Kami ingin tahu, sudah sejauh mana kontribusi Pertamina EP Cepu ini dalam hal penghijauan. Bulan depan kita undang untuk hearing," tandasnya. 
Menurut politisi Partai Demorat itu, keberadaan  perusahaan migas di Bojonegoro memiliki tanggung jawab atas dampak perubahan iklim karena sebagian besar lahan proyek Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru merupakan wilayah kehutanan. Banyak pohon yang ditebang demi mendapatkan sumber alam berupa gas.  
"Peroses produksi pastilah berkaitan dengan alam, seperti penggunaan air, penebangan hutan, dan pengeluaran emisi karbon," tandasnya. 
Salah satu yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan adalah dengan menanam pohon. Namun, kegiatan tersebut dilakukan bukan asal-asalan tanpa perhitungan.  "Harus jelas, berapa pohon yang ditanam serta jenisnya. Harus benar-benar tepat sasaran," pungkas pria asal Desa Bareng, Kecamatan Ngasem ini. 
ADVERTISEMENT
Penanaman pohon, utamanya di sekitar loksi Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru ini, tambah Fauzan, seharusnya dilakukan jauh hari sebelum produksi belangsung. Sehingga ketika eksploitasi berjalan pohon yang ditanam bisa bermanfaat mengurangi dampak lingkungan.
"Bukan setelah produksi pohon baru ditanam," pungkas Fauzan mengingatkan.
Sementara itu, Jambaran-Tiung Biru Site Office Public Government Affair and Relation Manager, Kunadi, menyampaikan, penghijauan akan dilaksanakan bulan ini. 
"Penanaman pohon akan kita dilakukan akhir November," pungkasnya.(rien)