Keamanan Jalur Menuju JTB Perlu Ditingkatkan

Konten Media Partner
14 Februari 2019 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SuaraBanyuurip.com - Samian Sasongko
 Bojonegoro – Pemerintah Desa (Pemdes) sekitar proyek lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) menyarankan agar operator JTB Pertamina EP Cepu (PEPC), dan kontraktor pelaksananya Konsorsium PT Rekayasa Industri (Rekind) – Japan Gas Corporation (JGC) - Japan Gas Corporation Indonesia (JIND) - (RJJ) untuk meningkatkan lagi safety atau keamanan dalam beraktivitas di proyek JTB.
ADVERTISEMENT
Utamanya mulai akses masuk dari wilayah Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu sampai Dusun Gledegan, Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, hingga lokasi proyek Gas Processing Facility (GPF) JTB di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
“Aktivitas JTB sudah meningkat jadi perlu ditingkatkan keamanan jalan utama masuk proyek JTB. Mulai dari perempatan Dusun Clangap, Desa Sumengko, sampai Dusun Gledegan, Desa Mojodelik hingga lokasi proyek JTB,” kata Kepala Desa (Kades) Katur, Sukono, diacara sosialisasi yang dilaksanakan RJJ diruang meeting kantor Kecamatan Gayam, Rabu (6/2/2019) kemarin.
Peningkatan keamanan yang perlu dilakukan adalah dengan cara memaksimalkan tenaga flagmen untuk ditempatkan disetiap titik yang dianggap rawan. Seperti perempatan jalan, pertigaan jalan, dan depan sekolahan yang ada dijalur menuju proyek JTB. Mengingat banyak anak-anak sekolah maupun masyarakat umum ramai melintas di jalan poros Kecamatan Gayam-Kalitidu tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kalau pagi anak-anak berangkat sekolah, dan sore pulang sekolah. Belum lagi ditambah dengan masyarakat berangkat aktivitas ke pasar maupun ke sawah. Jadi penempatan flagmen ini sangat perlu dilakukan, karena dapat membantu mengatur kelancaran arus lalu lintas yang ada,” imbuh pria ramah ini.
Segendang seirama diungkapkan Kades Gayam, Winto. Selain pemanfaatan tenaga flagmen, juga perlu diaturnya waktu kendaraan proyek pengirim material maupun kendaraan berat proyek lainnya. Sehingga pengguna jalan lain tidak merasa terganggu. Menginggat kondisi jalan sempit dan susah untuk melakukan simpangan saat berpapasan. Selain itu juga jalan yang sudah rusak berlubang perlu segera dilakukan perbaikan.
“Jangan sampai dilonggarkan selama 24 jam. Kemudian kecepatan juga perlu diperhatikan, utamanya saat keluar dari lokasi proyek habis kirim material agar tidak terlau kencang. Karena berbahaya bagi warga sekitar,” ujar Winto.
ADVERTISEMENT
Winto menambahkan, berkaitan dengan Flagmen agar komando langsung ditangani oleh Rekind. Meski flagmen tersebut yang merekrut subkonnya. Tujuannya jika terjadi keteledoran flagmen tidak saling melempar tanggungjawab.
“Untuk flagmen harus satu pintu komandonya, yaitu Rekind. Biar kalau ada apa-apa tidak melempar itu flagmennya A atau B,” imbuhnya.
Menanggapi usulan Kades tersebut, Site Manager RJJ, Zainal Arifin, menyampaikan, terkait dengan perbaikan jalan berlubang sudah dilakukan. Bahkan itu sebelum Rekind melakukan aktivitas di proyek GPF JTB. Tidak hanya perbaikan jalan saja, tapi jembatan yang rusak juga telah diperbaiki.
“Sebelum masuk aktivitas jalan yang berlubang kami tambal dengan aspal. Kemudian jembatan yang rusak juga diperbaiki dengan memberi plat besi, dan itu terus dipantau ketika plat besi lepas kembali diperbaiki dengan pengelasan,” kata Zainal Arifin.
ADVERTISEMENT
Untuk perbaikan secara total tentu tidak bisa serta merta dilakukan oleh RJJ. Namun perlu adanya koordinasi dengan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro. Pihaknya mengucapkan terima kasih atas masukan dan saran yang baik ini. Sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kedepan lebih baik.
“Mohon doa dan dukungannya dari semua pihak agar pekerjaan proyek GPF JTB ini berjalan lancar, aman, kondusif sesuai harapan bersama,” pungkasnya.(sam)