Pemdes Berharap BUMDes Dilibatkan Industri Manufaktur

Konten Media Partner
19 Mei 2018 4:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SuaraBanyuurip.com - Ririn Wedia
DEKAT SEMUA KALANGAN : Untuk menekan pengangguran di Bojonegoro, Cabup Soehadi Moeljono akan membangun industri manufaktur.
ADVERTISEMENT
Bojonegoro - Masih tingginya angka pengangguran di Bojonegoro disebabkan belum adanya industri yang mampu membuka lapangan pekerjaan dalam jumlah banyak dengan jangka waktu panjang. Industri migas yang ada hanya membutuhkan tenaga kerja besar di awal konstruksi, setelah itu kembali terjadi penumpukan pengangguran.
Berdasarkan data di Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro, jumlah pengangguran tahun 2017 lalu, sebanyak 23.329. Jumlah ini meningkat disbanding 2016, sebanyak 23.320 orang.  Banyak juga warga yang merantau, atau bekerja di luar daerah karena tidak adanya jaminan pekerjaan di tanah kelahiran mereka.
Problema inilah yang akan dicarikan solusinya oleh calon bupati (Cabup) dan wakil bupati (Cawabup), Soehadi Moeljono dan Mitroatin, untuk menekan jumlah pengangguran, sekaligus mempercepat menangani kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Pasangan yang memiliki slogan "Semua Bekerja Semua Sejahtera" ini, akan mengoptimalkan bidang pertanian dengan mempercepat pembangunan industri manufaktur untuk meningkatkan nilai ekonomi komoditas pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan, serta mencipatkan lapangan pekerjaan baru warga.
Kepala Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Sudjono, menjelaskan, desanya merupakan wilayah pertanian dengan lahan persawahan seluas 300 hektar (Ha). Namun demikian, belum ada satupun regenerasi petani hingga sekarang ini. 
"Tidak ada sama sekali generasi muda yang bekerja di sektor pertanian," katanya kepada Wartawan, Jumat (18/5/2018). 
Mayoritas pemuda memilih menjadi pekerja proyek maupun pabrik, atau tidak bekerja daripada harus turun ke sawah. 
"Mereka cari pendapatannya yang jelas atau tiap bulan," ucapnya. 
Selama ini belum ada inovasi dari pemerintah setempat guna menarik pemuda agar bisa terlibat di sektor pertanian. Oleh karena itu, pihaknya sangat setuju jika kedepan ada industri manufaktur berupa pengolahan hasil pertanian. 
ADVERTISEMENT
"Kita bisa libatkan BUMDes jika memang ada industri manufaktur di sektor pertanian," tandasnya. 
Adanya pabrik pengolahan hasil pertanian ini, menurut dia, akan bisa menekan angka pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat. 
"Di sini ada 300 pemuda, 10 persennya bekerja di luar daerah sisanya tidak bekerja," ungkapnya. 
Pihaknya berharap, Pemkab kedepan bisa memberikan pelatihan dan pendampingan agar para pemuda bisa terlibat dan mengembangkan industri manufaktur seperti yang diwacanakan.
"Harapannya bisa terwujud dan menyerap tenaga kerja," pungkasnya. 
Senada disampaikan Kepala Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Edi Sampurno.  Keterlibatan  para pemuda di sektor pertanian di wilayahnya masih kurang maksimal. 
"Harus ditingkatkan lagi, karena sekarang sudah mulai ada rintisan re generasi petani di Campurejo," tandasnya. 
ADVERTISEMENT
Kecanggihan tekhnologi pertanian sekarang ini, seperti traktor, drone, dan lain sebagainya, para pemuda tidak lagi berkotor-kotoran membajak tanah menggunakan kerbau. 
"Sekarang alat pertanian sudah canggih dan itu membutuhkan tenaga anak-anak muda," tandasnya. 
Di desa ini sebelumnya telah ada pengolahan hasil pertanian, namun sekarang kondisinya mati suri. Penyebabnya terkendala sumber daya manusia (SDM), dan tidak mampu bersaing dalam pemasaran. 
"Saya sangat setuju, jika ada industri manufaktur berupa pengolahan hasil pertanian. Karena di sini sudah ada contohnya," tegas Edi. 
Pengolahan hasil pertanian di desa ring 1 Lapangan Migas Sukowati, Blok Tuban, ini masih berupa home industri, belum berskala besar. Kedepan pihaknya akan memanfaatkan BUMDes untuk melakukan pengolahan akan banyak tenaga kerja yang terserap. 
ADVERTISEMENT
Pihaknya berharap, Pemkab kedepan bisa memberikan pelatihan dan pemberdayaan untuk menunjang pembangunan industri manufaktur agar produk yang dihasilkan mendatangkan keuntungan. Dengan begitu, pemuda Campurejo tidak selalu bergantung pekerjaan pada industri migas.
"Ada sekitar 500 pemuda di Desa Campurejo, hampir semuanya belum mendapatkan pekerjaan," pungkasnya.
Dimintai tanggapannya, salah satu Cabup Bojonegoro, Soehadi Moeljono, menyatakan, pihaknya akan mempercepat pembangunan pembangunan industri manufaktur untuk meningkatkan nilai ekonomi komoditas pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan, serta mencipatkan lapangan pekerjaan baru warga usai produktif.
"Kedepan kita akan bersinergi dengan pemerintah desa, tentang peluang-peluang apa saja yang bisa diambil melalui BUMDes dari keberadaan industri tersebut," tegas Pak Mul, sapaan akrabnya.
Disamping mencipatakan peluang kerja, lanjut dia, dengan pembangunan industri manufaktur ini akan memunculkan usaha ikutan yang dapat ditangkap masyarakat untuk meningkatkan ekonominya.
ADVERTISEMENT
"Goal dari industri ini adalah mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan, sehingga masyarakat Bojonegoro menjadi mandiri dan tangguh," pungkas mantan Sekda yang sudah 32 tahun mengabdikan diri sebagai PNS di Pemkab Bojonegoro ini.(rien)