Siswa MAN 2 Tuban Praktik Jurnalistik

Konten Media Partner
26 November 2018 14:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SuaraBanyuurip.com - Ali Imron
PRAKTIK : Peserta sekolah jurnalistik wawancara dengan Kepsek MAN 2 Tuban.
ADVERTISEMENT
Tuban- Hari kedua Sekolah Jurnalistik Dasar bagi pelajar SMA/SMK dan MA hasil kerja sama Ronggolawe Press Solidarity (RPS) dan Pertamina EP Asset 4 Field Sukowati-SKK Migas di MAN 2 Tuban, Jawa Timur, masuk ke materi teknis.
Peserta Sekolah Jurnalistik berjumlah 33 siswa mulai diajari untuk menulis berita, mengambil gambar video dan foto untuk berita dan mengedit agar sesuai dengan kaidah jurnalistik.
"Kami juga mengajari peserta untuk reportase atau liputan lapangan," ujar Ali Imron, salah satu pemateri, Sabtu (24/11/2018).
Tujuannya agar para peserta Sekolah Jurnalistik tidak hanya tahu teori dan berimajinasi dalam pikirannya saja. Mereka bisa tahu dan merasakan serta melakukan sendiri tugas, dan pekerjaan sebagai wartawan. Praktik tersebut juga dibuat semirip mungkin dengan bentuk kerja redaksi.
ADVERTISEMENT
"Ada deadline, penugasan dan sebagainya," ucapnya. 
Dalam reportase atau liputan, lanjut wartawan sebuah media online di Tuban ini, para siswa yang berperan sebagai wartawan juga ditugasi mewawancarai beberapa tokoh yang sudah ditentukan. Peserta harus bisa mendapat wawancara dengan tokoh tersebut lalu menuliskannya dalam berita.
"Untuk ketemu dengan tokoh dan narasumber kadang tidak gampang. Butuh kesabaran dan ketekunan. Nah peserta kami tunjukkan dan diberi kesempatan untuk mengalami sendiri bagaimana sulitnya ketemu narasumber dan mewawancarainya," tuturnya. 
Kepala Sekolah MAN 2 Tuban Mokh. Mas Ulin mengapresiasi materi yang diberikan kepada di Sekolah Jurnalistik ini. Anak didiknya diajari dengan baik dan diberi banyak pengalaman. Diharapkan peserta semakin maju dan bertambah kemampuan dan pengalamannya.
ADVERTISEMENT
"Karena kami juga punya majalah sekolah yang terbit setiap enam bulan sekali. Dengan kegiatan ini saya berharap kualitas majalah kami nanti semakin bagus karena siswa bertambah ilmunya dalam dunia tulis menulis," katanya.
Sementara Ketua Panitia Sekolah Jurnalistik Sri Wiyono menambahkan, RPS tidak ingin mengajak seluruh peserta untuk menjadi wartawan. Kendati demikian, melalui pelatihan ini siswa diajari agar pandai menulis, memahami, dan mengerti dunia kewartawanan, ilmu jurnalistik dan pemberitaan sehingga tahu mana berita hoaks dan tidak.
"Karena tidak ada ruginya pintar menulis itu. Jadi apa saja dan siapa saja, kalau pintar menulis akan semakin baik," tegasnya.
Menjadi wartawan atau jurnalis tidak mudah. Ada kode etik yang harus dipatuhi, dan harus berimbang dalam menyajikan berita.
ADVERTISEMENT
Beberapa kiat supaya sukses wawancara yaitu, menyiapkan catatan kecil berisi hal-hal yang akan ditanyakan ke narasumber, memahami karakter nara sumber, dengan cara komunikasi dengan orang dekatnya. 
Apabila nara sumber usianya senja dan bahasanya sulit dimengerti, disarankan mengajak orang lain yang paham cara komunikasi narasumber tersebut. Yang paling utama adalah menguasai materi yang akan ditanyakan ke narasumber.
"Tanpa menguasai materi, seorang pewawancara akan gagap di hadapan narasumber," pesannya kepada peserta Sekolah Jurnalistik.(aim)