Keberagaman Kepulauan Banyak dan Aceh Singkil

Subhan Tomi
ASN Pemkab Aceh Singkil
Konten dari Pengguna
26 Oktober 2021 15:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Subhan Tomi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Mercusuar kapal di Pulau Ringgit, Kepulauan Banyak, Aceh Singkil, Kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Mercusuar kapal di Pulau Ringgit, Kepulauan Banyak, Aceh Singkil, Kumparan.com

Mengenal Kepulauan Banyak

ADVERTISEMENT
Kepulauan Banyak adalah gugusan pulau-pulau kecil di Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Luas wilayah secara keseluruhan adalah 27,196 ha. Pulau Banyak berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, tepatnya di ujung sebelah barat Pulau Sumatra. Sebagai daerah kepulauan, selain memiliki laut yang cukup luas juga pantai yang panjang juga indah.
ADVERTISEMENT
Tragedi kematian anjing Canon yang terjadi di Kepulauan Banyak beberapa waktu yang lalu telah menjadi pemberitaan di media sosial dan massa nasional. Serta diikuti dengan kecaman dari beberapa pihak silih berganti datang ditujukan pada petugas di lapangan saat mengevakuasi Canon.
Opini buruk pun berkembang di media terhadap Kepulauan Banyak yang merupakan salah satu serpihan surga di dunia. Bagaimana penduduk setempat dapat menerima dengan keramah-tamahan wisatawan baik domestik atau mancanegara silih berganti berwisata tidak lagi menjadi acuan bagi kita untuk dijadikan rujukan dalam mengambil sebuah keputusan.
Karena Kepulauan Banyak sendiri diisi oleh masyarakat yang beragam etnis suku, yaitu Suku Aneuk Jamee, Suku Haloban, dan Suku Nias. Adanya perbedaan suku dan agama itu menunjukkan bahwa kedewasaan hidup bersama sebagai salah satu perwujudan dari pengalaman Pancasila.
ADVERTISEMENT
Ada 99 buah pulau di gugus Kepulauan Banyak yang sangat layak dikembangkan menjadi objek wisata andalan. Termasuk keindahan alam bawah laut dan penyu hijaunya, pasir putihnya lebih lembut, lambaian daun-daun kelapa yang rindang semakin memperindah suasana berwisata dengan pemandangan alam pantai tropis, panorama sunset juga menjadi tontonan tersendiri yang mengasyikkan.
Sehingga mendapatkan perhatian dari UEA (Uni Emirat Arab) untuk berinvestasi dalam bidang pariwisata yang memang layak untuk dibangun, promosikan serta wajib kita syukuri sebagai salah satu bagian integral di wilayah kesatuan Indonesia.

Keberagaman Aceh Singkil

Aceh Singkil terdiri dari 11 Kecamatan termasuk Kepulauan Banyak yang begitu viralnya karena dugaan penganiayaan Canon di Singkil banyak keberagaman suku, etnis, budaya, agama dan aliran kepercayaan masih didapatkan di sini.
ADVERTISEMENT
Kemajemukan Aceh Singkil terlihat dari suku Singkil mayoritas menganut agama Islam ada agama Kristen serta aliran kepercayaan. Selain itu suku Singkil lebih banyak bercampur dengan lain nya ada Aceh, Pakpak, Jawa,Karo, Minang, Melayu, dan Kluet.
Etnis di Singkil mengenal marga yang diturunkan dari garis patrilineal (ayah). Secara umum, marga-marga yang digunakan suku singkil relatif sama atau mirip dengan marga-marga yang ada di suku Batak Pakpak, namun ada juga yang mirip dengan Suku Alas, Suku Karo, Suku Kluet, Suku Gayo, Suku Batak toba dan sedikit sisanya marga-marga yang berasal dari gelar/klan suku Aceh dan Minangkabau.
Semua nya hidup berdampingan saling berinteraksi di dalam kehidupan sehari-hari, saling mengunjungi. Aceh tidaklah seburuk apa yang digambarkan yang identik dengan pemberontakan, ganja, syariat islam jauh dari itu semua. Aceh telah menunjukkan bagaimana cara mengelola suatu perbedaan dengan baik sesuai tuntunan agama dan Pancasila.
ADVERTISEMENT
Mari para saudara ku lebih bijak dan objektif di dalam melihat persoalan yang menerpa Kepulauan Banyak. Agama juga telah mengisahkan bahwa ada anjing masuk surga Ashabul Kahfi dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Seorang wanita pezina telah mendapatkan ampunan. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya di pinggir sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan, (melihat ini) si wanita pelacur itu melepas sepatunya lalu mengikatnya dengan penutup kepalanya lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya itu dia mendapatkan ampunan dari Allâh Azza wa Jalla.
Kejadian di Kepulauan Banyak ini menjadi sebuah catatan penting bagi seluruh negeri bagaimana cara mengevakuasi hewan ternak serta jangan ada lagi di media sosial bagaimana manusia memberlakukan dan menganiaya hewan.
ADVERTISEMENT
Adapun dasar dari evakuasi hewan sudah di atur melalui Pemerintah Provinsi Aceh telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 556/226/2019 yang melarang memelihara anjing dan babi di destinasi wisata seluruh Aceh. Edaran ini kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah kabupaten dan kecamatan setempat dengan menyurati pemilik resort sejak 2019 dan diatur dalam Qanun tentang Pemeliharaan dan Penertiban Hewan/ternak dalam Wilayah Kabupaten Aceh singkil.