Bunga Tabebuya, Sakura KW

Suhari Ete
Sekretaris Umum Perhimpunan Jurnalis Rakyat Tinggal di Batam - Kepulauan Riau
Konten dari Pengguna
10 April 2019 13:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suhari Ete tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“ Itu bunga sakura Pa?” Tanya Rere
ADVERTISEMENT
“ Bukan” Jawabku sambil terus konsentrasi mengendarai motor
“Terus bunga apa dong? “ tanyanya lagi
“Sakura KW”jawabku sekenanya, otakku masih belum familiar dengan kata Tabebuya, lebih enak menyebut sakura KW, jawaban itu setidaknya membuat Rere terdiam sementara.
“Jadi apa dong bedanya Sakura asli dan Sakura KW?” Ia bertanya lagi.
“ Beda dong!, yang asli di Jepang dan yang KW di Indonesia?”
Sudah empat hari ini jika kami melewati jalanan di Batamindo mata Rere selalu mengarah pada Bunga Tabebuya yang berwarna warni. Kerumunan orang yang berselfie membuatnya semakin penasaran.
Meski dinilai memiliki kemiripan, Tabebuya dan Sakura sebetulnya memiliki perbedaan mencolok, dari karakteristik batangnya, tabebuya dapat tumbuh menjadi pohon besar, sementara pohon Sakura cenderung berbatang kecil. Sedangkan daun tabebuya bersifat majemuk, sementara sakura berdaun tunggal
ADVERTISEMENT
Selain itu, bunga mahkota tabebuya berlekatan dan berbentuk terompet (Trumpet trees), ini berbeda dengan bunga Sakura yang mahkotanya berlepasan seperti bunga mawar. Tanaman Tabebuya selama ini difungsikan sebagai pohon peneduh atau hiasan kota.
Berbeda dengan tanaman Sakura yang sudah banyak dimanfaatkan untuk olahan makanan dan minuman, semisal minuman teh dan ice cream. Tabebuya lebih banyak tumbuh di daerah tropis subtropis, mulai dataran Meksiko, Karibia hingga Argentina, dan kini tersebar di negara-negara tropis. Sementara tanaman Sakura berkembang di negara subtropis seperti jepang dan China.
Kemarin giliran bundanya Rere yang mengajak ke sana, sekaligus minum segelas kopi di kedai kopi dekat Indomaret. Matahari nyaris saja tergelincir ketika kami sampai di sana . Saat itu waktu di jam ponselku menunjukkan pukul 17. 31. Tampak sinar jingga cerah bersinar membuat daun daun yang di papar berubah menjadi jingga.
ADVERTISEMENT
Kerumunan para buruh pabrik di bawah pohon tabebuya seperti lupa akan letih yang mereka rasa setelah seharian berjibaku dengan mesin mesin produksi. Dinda masih sibuk membalas chat Whatapps, seharian ia tidak dapat mengakses hpnya. Sudah menjadi peraturan, bahwa selama kerja di larang membawa hp ke area kerja.
Aku menunggunya, membiarkan ia puas berbalas chat, hingga ia berjalan di bawah pohon dan kubidik segera dengan kamera handphoneku. Ada 6 Jepretan dan segera ku kirim ke nomor Whatappsnya. Sejuruh kemudian sebuah notifikasi muncul di layar ponselku, Ia telah mengupdate sebuah status di Facebook dengan caption “Menikmati senja di bawah pohon sakura bersama pujaan hati”. Akupun tersenyum.